Bagaimana Cara Mengembalikan Kereta yang Anjlok ke Rel?
Ilustrasi suatu peristiwa KA anjlok | Foto: Tempo |
Ketika terjadi suatu anjlokan kereta api, tentu orang-orang penasaran “Bagaimana caranya bisa mengembalikan nih kereta singklek ke rel?” Tentu dengan bobot yang cukup berat tidak mungkin kereta bisa diangkat sembarangan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengevakuasi anjlokan tergantung keparahannya.
Petugas PT KCJ mengoperasikan meja kendali dongkrak Lukas untuk mengembalikan rangkaian KRL seri 203 yang anjlok di Jakarta Kota, Rabu 31 Agustus 2016 lalu | Foto: Budi Surono
|
Perhatikan marka “ANGKAT DISINI” yang menunjukkan tempat untuk meletakkan dongkrak |
Kemudian unit penggeser yang telah dihubungkan dengan meja kendali diposisikan di bawah bagian depan kereta yang telah diangkat dan penyangganya dinaikkan, sementara dongkrak diturunkan lalu dijauhkan. Selanjutnya kereta yang berada di atas unit penggeser tersebut digeser hingga berada di posisi yang tepat dan kemudian rangkaian yang berada di atas unit penggeser pun diturunkan perlahan dengan dikendalikan dari meja kendali sampai rodanya berada di atas rel lagi.
Evakuasi lokomotif CC 203 17 yang anjlok di Jatinegara. Tampak meja kendali beserta unit penggeser | Foto: Beritajakarta
|
Contoh Proses penggunaan unit geser dapat dilihat di video di bawah:
Alat peluncur (Berwarna merah) digunakan dalam evakuasi anjlokan KA Penataran di Porong | Foto: Rio Prabowo |
Salah satu derek Kirow yang dioperasikan KAI | Foto: Railway.web.id |
Derek Gajah Lampung milik Tanjung Karang | Foto: Imgrum |
Akan tetapi jika anjlokan tersebut cukup berat hingga tidak bisa dievakuasi hanya dengan menggunakan dongkrak ataupun alat peluncur, maka sudah harus diturunkan alat berat berupa derek untuk dapat mengevakuasi kereta yang keluar rel tersebut. Meski demikian, terkadang anjlokan yang tidak terlalu berat pun dievakuasi menggunakan derek pada situasi tertentu.
PT KAI sendiri mempunyai lima unit kereta derek, dua derek buatan Kirow alokasi Bandung dan Solo, dua derek buatan Gottwald alokasi Cirebon dan Kertapati, serta satu derek yang dikenal sebagai Gajah Lampung alokasi Tanjung Karang. Selain itu terdapat beberapa unit derek uap tua yang sudah dipreservasi seperti Si Bongkok, Bala Dewa, dan Brotoseno.
Salah satu derek tua yang dipreservasi oleh unit heritage KAI, Brotoseno, yang sekarang ada di Jember | Foto: KAI Heritage |
Khusus untuk Divisi Regional 1 dan 2, karena tidak mempunyai derek maka jika ada PLH yang memerlukan derek maka perlu menyewa derek ataupun meminjam Dishub.
Rangkaian KA yang anjlok dievakuasi dengan cara mengaitkan derek pada unit kereta/lokomotif yang berada di luar rel tersebut, dengan titik pengaitan yang sama dengan titik pendongkrakan (Lihat lagi foto “ANGKAT DISINI”). Derek tersebut kemudian mengangkat unit kereta yang di luar rel tersebut untuk kemudian diposisikan secara perlahan agar bisa kembali berada di atas rel.
Derek Kirow milik Bandung mengangkat bogie lokomotif CC 206 55 pada evakuasi KA Malabar | Foto: Analisis Daily |
Terkadang, gabungan metode pendongkrakan dan pengangkatan dengan derek pun digunakan. Seperti misal pada anjlokan di Cilebut, karena kereta tengahnya tersangkut di peron maka diperlukan derek untuk mengangkat kereta tersebut, tetapi sebelum diangkat kereta tersebut diposisikan ulang dengan dongkrak Lukas terlebih dahulu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat video di bawah:
Demikianlah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengevakuasi anjlokan. Meskipun kerumitannya jauh berbeda dan terkadang harus sampai menggunakan gabungan beberapa alat, tetapi semuanya mempunyai tujuan yang sama: mengembalikan kereta/lokomotif yang anjlok ke atas rel agar dapat dibawa ke dipo atau balai yasa terdekat untuk pengecekan dan perbaikan, atau bilamana kerusakannya sudah terlalu parah, untuk kemudian dirucat.
Sumber:
Lukas Rerailing
Kirow
Wikipedia Inggris
IKKO HAIDAR FAROZY/ARGO SAKURAI-Railway Enthusiast Digest