Kereta Cepat Nyaris Kecelakaan Usai Masinis Lompat dari Kereta di Perancis
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
REDigest.web.id, 28/12 – Sebanyak 400 orang penumpang layanan kereta Ouigo nyaris menjadi korban kecelakaan kereta api usai masinis yang membawa keretanya melakukan aksi bunuh diri di Perancis pada Rabu (25/12) lalu. Mengutip dari The Nightly, saat kejadian kereta Ouigo relasi Paris ke Saint-Etienne memang sedang ramai penumpang.
Para penumpang sedang dalam perjalanan pulang untuk merayakan Natal. Masinis yang diketahui bernama Bruno Rejony (52) melompat dari kereta yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi di daerah Melum, sekitar 40 kilometer di selatan Paris. Beruntung sistem deadman kereta yang mendeteksi hilangnya masinis dari kabin langsung menghentikan laju kereta.
Perlu diketahui bahwa sistem deadman yang digunakan di Perancis sama seperti yang digunakan di Indonesia yakni berbentuk pedal yang harus diinjak dalam jangka waktu tertentu. Jika pedal deadman tidak diinjak, maka sistem kereta akan mengaktifkan rem darurat yang akan menghentikan laju kereta.
Petugas yang berjaga di dalam kereta sempat mengira masinis yang mengunci dirinya di kabin tidak sadarkan diri. Sampai akhirnya kondektur kereta mendobrak pintu kabin masinis dan mendapati kabin masinis dalam keadaan kosong.
Regu layanan darurat dengan dibantu sebuah drone kemudian menyusuri jalur untuk mencari keberadaan Bruno. Jenasah Bruno ditemukan setelah 2 jam pencarian.
Menteri Transportasi Perancis Phelippe Tabarot mengatakan ini merupakan kali pertama dalam sejarah perkeretaapian Perancis seorang masinis mengakhiri hidupnya dengan melompat dari kereta yang dikemudikannya. Akibat peristiwa ini, sebanyak 10.000 orang terganggu perjalanannya.
Seorang pensiunan masinis TGV yang tak disebutkan namanya mengatakan pekerjaan sebagai masinis TGV merupakan pekerjaan yang “kesepian”. Pasalnya ketika berdinas, masinis bisa saja tidak bertemu siapapun bahkan hingga seminggu lamanya. Sehingga ia mengatakan selain skill dan pengalaman, masinis TGV harus memiliki mental yang kuat. (RED/BTS)