|
Rangkaian 6120F semasa aktif berdinas di Tokyo Metro | foto: Twitter @DT21B |
Beberapa hari pasca keberangkatan kapal MV Foresight yang mengangkut 6121F dan 6124F dari Tokyo menuju Jakarta untuk memenuhi kebutuhan armada KRL milik PT KCJ, kali ini giliran 6120F yang dikirimkan ke pelabuhan untuk dikapalkan ke Jakarta. Pengiriman dari 6120F ini sendiri dilakukan pada tanggal 6 Juni kemarin, dengan proses pengangkutan dari dipo Shin-Kiba ke pelabuhan Tokyo dilakukan menggunakan truk trailer khusus melalui jalan raya pada tengah malam untuk menghindari kemacetan parah akibat adanya kendaraan barang yang mengangkut muatan dengan dimensi yang melebihi batas maksimum dari muatan normal sebuah kendaraan barang.
6120F yang merupakan rangkaian pertama dari grup produksi batch 3 di seri 6000 mengawali karirnya di Teito Rapid Transit Authority (TRTA, pendahulu Tokyo Metro) pada tahun 1977, dimana rangkaian ini dibuat pada 7 Oktober 1977 oleh Kawasaki Heavy Industries di Kobe dalam rangka mengantisipasi pertambahan penumpang yang terjadi setelah perpanjangan Chiyoda Line ke Yoyogi-Uehara resmi dibuka pada tahun yang sama yang juga pada saat yang bersamaan layanan terusan ke Odakyu Odawara Line dimulai. Sama seperti halnya 6121F yang telah dikirimkan ke Indonesia, 6120F merupakan model perbaikan minor dari batch 1 dan 2, dengan perubahan yang diterapkan seperti halnya yang telah disebutkan di
artikel sebelumnya.
Ketika pemasangan AC untuk rangkaian yang awalnya dibuat sepenuhnya tanpa AC dilakukan pada periode 1988 – 1994, rangkaian ini dipasangi AC yang ditenagai oleh static inverter (SIV) berkapasitas 120kVA tipe NC-FAT120A buatan Mitsubishi. Namun karena awalnya rangkaian ini merupakan rangkaian yang dibuat sepenuhnya tanpa AC, maka TRTA mengakalinya dengan menggunakan sistem spot untuk menyebarkan angin dari AC di dalam interior, dimana sistem ini terdiri atas lubang AC yang berukuran kecil namun dalam jumlah banyak dengan lubang AC tersebut dipasang di pipa penyuplai angin AC, dan penyebaran anginnya dibantu oleh kipas angin yang dipasang tepat di posisi bekas lubang ventilasi sisi interior. Tidak hanya itu, lubang ventilasi yang terdapat di atap juga disegel secara total, dengan perangkat lubang udara untuk ventilasinya sendiri dibongkar sepenuhnya. Teknik ini sebelumnya telah dipergunakan ketika melakukan pemasangan AC pada rangkaian seri 5000 yang beroperasi di Tozai Line, dan teknik ini terhitung cukup sukses untuk dapat mewujudkan pemasangan AC pada rangkaian KRL milik TRTA yang sejak awal dibuat sepenuhnya sebagai KRL tanpa AC jika dibandingkan dengan 6000 batch 4 ke atas yang dibuat sebagai grup yang dapat dipasangi AC meskipun pertama kali masuk dinas reguler sebagai rangkaian tanpa AC, tentunya struktur atap maupun langit-langit interior antara batch 3 ke bawah dan batch 4 ke atas memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Berdasarkan standar perawatan armada yang berlaku di TRTA maupun penerusnya yaitu Tokyo Metro, rangkaian yang telah mencapai umur dinas di kisaran 20 tahun dengan patokan dasar yaitu 24 tahun wajib menjalani peremajaan skala besar dengan istilah teknisnya yaitu B-refurbishment untuk memperbarui kinerja teknis maupun tampilannya. 6120F sendiri menjalani proses peremajaan tersebut sekitar 20 tahun yang lalu, yaitu pada 29 Agustus 1997, dimana ketika itu umur dinas 6120F hampir menginjak 20 tahun apabila dihitung dari tanggal pembuatannya yaitu 7 Oktober 1977.
|
5 kereta dari 6120F menunggu untuk dinaikkan ke trailer | foto: Twitter @muratti0428 |
Ketika rangkaian ini menjalani peremajaan di bengkel Shin-Kiba dimana bengkel Shin-Kiba dibangun oleh TRTA untuk menangani peremajaan KRL milik TRTA yang menggunakan lebar rel 1067 mm, perangkat traksi yang dipasang untuk menggantikan traksi chopper yang sebelumnya dipergunakan oleh rangkaian ini yaitu traksi IGBT-VVVF 3 fasa yang berbasis dari modul traksi IGBT-VVVF yang dipergunakan di KRL seri 9000 grup produksi batch 2 milik Namboku Line yang diperkenalkan pada periode Maret 1996 dan pada saat itu merupakan KRL seri terbaru yang dimiliki oleh TRTA. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi listrik secara besar-besaran yang berefek pada berkurangnya emisi pada lingkungan, penurunan biaya perawatan dan juga penurunan dari total biaya yang dikeluarkan oleh TRTA untuk tarif bulanan dari pemakaian listrik untuk pengoperasian KRL.
Selain perangkat traksi, kabel-kabel kelistrikan maupun perangkat kendali masinis yang terdapat di kabin dan berbagai perangkat teknis lainnya diganti maupun diperbarui untuk meningkatkan ketahanannya selama pemakaian dalam jangka waktu yang cukup panjang pasca peremajaan skala besar. Di samping itu, tampilan eksterior dan interior diperbarui untuk menyegarkan penampilan kereta secara keseluruhan serta meningkatkan aksesibilitas terhadap penumpang, di antaranya yaitu dengan memasang ruang untuk kursi roda di kereta nomor 2 dan nomor 9, mengubah jendela samping dari jendela 2 bilah bertingkat seperti yang dimiliki oleh sebagian rangkaian 6000 batch 1 yang masih menggunakan traksi chopper menjadi jendela bilah tunggal dengan bukaan yang mengarah ke bawah, dan sebagainya. Adapun rangkaian ini telah memakai display tujuan bertipe LED triwarna (merah, jingga dan hijau) sejak tahun 1991, 6 tahun sebelum peremajaan skala besar, dimana penggunaan display LED ini ditujukan untuk meningkatkan visibilitas dari nama stasiun tujuan yang ditampilkan di display, sehingga penumpang dapat mengetahui stasiun tujuan dari kereta yang akan dinaiki secara lebih jelas.
Pasca mengakhiri dinasan regulernya pada 21 Mei, rangkaian ini terlebih dahulu diperiksa di dipo Ayase untuk menjalani uji kelayakan dalam rangka persiapan dinas di wilayah KRL Jabodetabek, lalu kemudian dikirim ke dipo Shin-Kiba untuk persiapan pengiriman ke Jakarta sebagai KLB angkutan bukan untuk penumpang dengan nomor perka yaitu A1370S. Ketika berita ini diturunkan, belum ada informasi terbaru tentang rangkaian 6000 VVVF yang telah mengakhiri dinas regulernya untuk dirucat atau dikirimkan ke Indonesia. Lalu siapakah rangkaian terakhir dari grup pembelian tahun ini yang akan dikirimkan ke Indonesia? Mari kita tunggu berita selanjutnya…
RED Citizen | Arya Dwi Pramudita
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait