[RED Citizen] Mengintip Progres MRT Jakarta Sampai Desember 2017
Suasana Forum diskusi Jurnalis dan Blogger MRTJ |
Setelah mulai mengadakan Forum Jurnalis dan Blogger sejak tanggal 3 April 2017 lalu, PT MRT Jakarta (MRTJ) kembali mengadakan acara serupa yang bertempat di Metro Coffee Bar pada tanggal 20 Desember 2017. Dalam acara ini dijabarkan secara mendetail tentang kemajuan yang dicapai oleh MRTJ sejauh ini, baik konstruksi, pengadaan armada, dan juga pemilihan mitra. Tidak ketinggalan, dalam acara ini juga dibahas mengenai pembangunan TOD (Transit Oriented Development) yang akan terintegrasi dengan MRTJ. Penasaran bagaimana isi dari forum ini? Simaklah terus liputan ini!
Konstruksi dan Persiapan Operasi
Pelatihan kru MRTJ bersama PT KCI di Dipo Depok | Foto: MRT Jakarta |
Untuk pelatihan kru, telah dilakukan persiapan kerjasama dengan PT KCI yang meliputi pengetahuan dan pelayanan KRL, sistem pengereman dan pengkondisian udara, pengetahuan sinyal elektrik, pengenalan instrument kabin masinis, pengenalan alur operasi di dipo KRL, serta pengetahuan alur dinas masinis. Rencana kebutuhan personel untuk Maret 2018 sendiri sejumlah 400 orang. Sebenarnya, kerjasama direncanakan akan dilakukan dengan PT KAI, akan tetap dikerarenakan adanya perbedaan sistem, maka kerjasama dengan PT KAI tidak jadi dilakukan.
Penandatanganan kerjasama Qlue dengan MRT Jakarta | Foto: MRT Jakarta |
Tidak ketinggalan, MRTJ juga menandatangani MoU dengan Qlue pada 6 September 2017. Aplikasi ini berfungsi untuk pengaduan dan laporan kepada MRTJ via teks, foto, dan geotagging (pencantuman lokasi dari aplikasi) mengenai pengerjaan proyek. Aplikasi ini sudah bisa didownload di ponsel pintar Android, sedang untuk versi iOS masih dikembangkan, dengan akun resmi MRTJ di aplikasi ini adalah MRT_Jakarta.
Milestons MRT Jakarta 2017: Sebuah Perjalanan
Kaleidoskop progres konstruksi MRT Jakarta | Foto: MRT Jakarta |
Tidak ketinggalan juga ditampilkan kaleidoskop progres konstruksi dan persiapan operasi yang dicapai oleh MRTJ, di mana setiap momen-momen penting atau milestones MRTJ selama tahun 2017 ini ditampilkan. Dalam kaleidoskop ini, terlihat sangat jelas bahwa progres persiapan MRTJ sedang dikebut habis-habisan.
Sebut saja pada Januari 2017 dilakukan percepatan pada pekerjaan lintas layang/elevated, sedang pada Februari 2017 pekerjaan jalur bawah tanah/underground sudah selesai. Pada Maret 2017, dilakukan pembangunan pintu masuk 1 Stasiun Dukuh Atas, dan pada bulan April pintu masuk Stasiun Setiabudi. Pada bulan Mei, dilakukan pekerjaan pemasang gardu LAA di Lebak Bulus. Pada bulan Juni, dilakukan pengiriman material rel, serta pengiriman material gantry LAA pada bulan Juli, serta jembatan gauge pada bulan Agustus.
Rolling Stock Test di Nippon Sharyo, Toyokawa – Jepang | Foto: MRT Jakarta |
Seleksi Mitra Telekomunikasi dan Tenant
Tower Bersama memenangkan seleksi mitra konektivitas seluler dan wi-fi | Foto: MRT Jakarta |
Selain progres konstruksi, tidak ketinggalan juga mulai dilakukan seleksi terhadap mitra-mitra potensial MRTJ. Sebut saja mitra layanan telekomunikasi yaitu konektivitas seluler dan wi-fi. Proses seleksi untuk mitra layanan telekomunikasi dimulai dari April 2017, dengan mitra yang terpilih adalah Tower Bersama yang memenangkan proses seleksi pada 10 Oktober 2017. Sementara untuk mitra periklanan, proses seleksi juga dimulai pada April 2017, dengan penentuan pemenang dilakukan pada tanggal 11 Oktober dengan pemenang adalah Mahaka Advertising. Masing-masing mitra memiliki kontrak dengan MRTJ dengan durasi 10 tahun.
Groundbreaking TOD (Transit Oriented Development): Aspek yang Tak Dapat Dipisahkan
Master plan Transit Oriented Development Dukuh Atas | Foto: MRT Jakarta |
Selain membahas MRTJ, William Sabandar juga menjelaskan mengenai groundbreaking TOD (Transit Oriented Development) Dukuh Atas dengan slogan Gateway of Jakarta dan berkonsep mengutamakan pejalan kaki, pesepeda, dan penyandang disabilitas. Pengembangan TOD menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari MRTJ dikarenakan di masa depan kelak wilayah Dukuh Atas diproyeksikan menjadi simpul moda transportasi baik KRL KCI, MRTJ, ARS, dan LRT.
Development character pada TOD Dukuh Atas | Foto: MRT Jakarta |
TOD ini dibangun berdasarkan konsep building massing dengan beberapa development character yaitu Landmark Architecture, Mixed Use Development di mana pengembangan TOD dilakukan dengan bekerja sama melibatkan pengembang, Great Streets yaitu jalan yang ramah untuk pejalan kaki, pesepeda, dan penyandang disabilitas, Civic Plaza berupa ruang terbuka, pedestrian bridge jembatan untuk pejalan kaki atau yang bisa disebut dengan skywalk, dan revitalisasi koridor sungai.
Selain master plan keseluruhan, juga dijabarkan master plan mengenai konektivitas pejalan kaki di sekitar TOD yang tidak terlepas dari konsep TOD yang sudah disebutkan di atas yaitu mengutamakan pejalan kaki, pesepeda, dan penyandang disabilitas.
Master plan konektivitas pejalan kaki di wilayah TOD Dukuh Atas | Foto: MRT Jakarta |
Pembangunan TOD ini juga akan dilakukan pengembangan lahan eks Pasar Blora, dengan meminta panduan rancang kota pada Gubernur dan Wakil Gubernur serta Menteri Perhubungan.
Sesi Tanya-Jawab dengan MRT Jakarta
Interior KRL MRTJ yang sempat menuai kontroversi di kalangan railfans dikarenakan tidak ada rak bagasi kecuali di atas barisan kursi prioritas dan penggunaan kursi plastik| Foto: MRT Jakarta |
Sementara untuk TOD rencananya akan mulai dibangun pada bulan Januari sebelum Asian Games. Rencananya Pasar Blora dibuat pedestrian, sedang kawasan di bawah fly over dari Stasiun Sudirman hingga Stasiun BNI City juga seluruhnya dibuat pedestrian, sehingga tidak ada kendaraan yang masuk demi mengakomodasi pejalan kaki yang transit dari satu moda ke moda lainnya (Baik dari KCI, ARS, MRT, dan LRT). Untuk kendaraan dari Jalan Tanjung Karang akan dialihkan ke arah Stasiun Railink, sedangkan yang dari arah tosari akan dialihkan ke Blora. Selain itu, kawasan di samping stasiun termasuk taman dukuh atas rencananya akan dikelola oleh MRT Jakarta.
Wawancara langsung dengan Direktur Utama MRTJ
Wawancara langsung dengan William Sabandar selaku Direktur Utama MRTJ |
Setelah selesai acara, para jurnalis langsung ramai-ramai mendatangi William Sabandar selaku Direktur Utama MRT Jakarta untuk melayangkan beberapa pertanyaan. Berikut rangkuman dari sesi wawancara yang berhasil Penulis peroleh.
Nantinya, di bawah terowongan akan dibuatkan sump pit, yakni lubang yang berfungsi untuk menampung air jika air masuk ke terowongan. Setelah air berada di dalam sump pit, air tersebut bisa dipompa ke luar. Ia menambahkan terowongan bawah tanah tidak boleh terkena air dikarenakan seluruh sistem MRT sudah terelektrifikasi.