Selain Penyelaras Tarif, Ini Resolusi KCI Lainnya di Tahun 2018
Mengurangi jumlah rangkaian formasi 8 kereta merupakan salah satu target KCI di tahun 2018 |
Evaluasi tahun yang berlalu, resolusi tahun yang baru. Hal ini berlaku bagi semuanya, baik orang, organisasi, dan perusahaan, tak terkecuali PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang bergerak di bidang transportasi. KCI baru saja merilis presentasi laporan kinerja tahun 2017 dan target yang untuk dicapai tahun 2018 ke publik pada Kamis (4/1) yang lalu.
Pada hari yang sama, KCI telah mengumumkan pemberlakuan fare adjustment atau penyelaras tarif yang akan dimulai pada 8 Januari mendatang. Tidak hanya fare adjustment, masih ada target-target lainnya. Target-target yang untuk dicapai ini tentu saja mempunyai tujuan utama untuk melakukan peningkatan pada pelayanan penumpang. Penasaran target apa saja yang ingin dicapai KCI? Simaklah laporan berikut ini.
Baca juga: KCI Akan Terapkan Fare Adjustment 8 Januari Mendatang
Peningkatan Volume Penumpang
Kerumunan penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Jakarta Kota |
Sepanjang tahun 2014-2017, KCI telah mencatat tren jumlah penumpang KRL Commuter Line yang terus meningkat, baik pertahun ataupun perhari. Untuk penumpang pertahun, pada tahun 2014 total penumpang tercatat sebesar 206.783.321 orang, sedangkan pada tahun 2017 total penumpang tercatat sebesar 315.811.848 orang. Sementara untuk rata-rata penumpang per hari, pada tahun 2012 hanya tercatat 366.358 orang, sedang pada tahun 2016 ketika rangkaian formasi 12 kereta mulai meluas peredarannya, rata-rata penumpang per hari tercatat mencapai 833.675 orang, dan pada tahun 2017 kemarin tercatat rata-rata penumpang per hari mencapai 993.992 orang, dengan rekor tertinggi 1.076.274 penumpang pada tanggal 18 Desember 2017.
Salah satu faktor peningkatan penumpang pada tahun 2017 adalah dikarenakan perluasan area operasi ke Rangkasbitung dan Cikarang yang terwujud pada tanggal 1 April dan 8 Oktober. Untuk lintas Rangkasbitung tercatat 7.000 penumpang pada hari pertama, dan pada tanggal 25 Desember mencapai 15.614 orang atau meningkat sebanyak 123%, sedangkan untuk lintas Cikarang tercatat 23.000 penumpang pada hari pertama, dan pada tanggal 25 Desember mencapai 36.671 orang atau meningkat sebanyak 59%.
Penambahan Jumlah Rangkaian Panjang
KRL seri 205 rangkaian BOO120 yang didatangkan tahun 2014. KRL seri 205 telah banyak menciptakan breakthrough untuk perkeretalistrikan Jabodetabek. |
KRL seri 203 rangkaian BUD2, satu-satunya seri 203 dengan formasi 12 kereta |
Keempat rangkaian mahakarya dipo Depok tahun 2017, searah jarum jam: BOO106, BOO109, 5817F, 1080F | Foto 1080F oleh Nurachman Hafizh |
Pengubahan formasi rangkaian berhenti sesaat hingga pada bulan-bulan awal pemberlakuan GAPEKA 2017, di mana eksodus KRL formasi 10 ke jalur Rangkasbitung membuat jumlah peruntukan rangkaian panjang di jalur Bogor menjadi sangat sedikit: 13 rangkaian formasi 12 kereta dan hanya 7 rangkaian formasi 10 kereta dari total 45 pemerjalanan! Untuk menyelesaikan masalah kapasitas angkut di jalur Bogor, KCI kembali menyulap formasi KRL seri 203. Dari sisa 4 unit KRL seri 203 yang tidak terpakai setelah digunakan untuk pemanjangan di akhir 2016, kemudian digandengkan ke dua rangkaian KRL seri 203 lainnya yang masih memiliki formasi 8 kereta menjadi 10 kereta.
Rangkaian 8003F (atas) dan 8604F (bawah) yang diperpanjang menjadi 12 kereta | Foto 8003F oleh Lukman A Mukti |
Per Desember 2017, selain jumlah rangkaian formasi 10 dan 12 kereta tadi, masih ada 28 rangkaian formasi 8 kereta dengan jumlah pemerjalanan untuk rangkaian-rangkaian tersebut 22 pemerjalanan, yang artinya ada surplus 6 rangkaian formasi 8 kereta. Pada tahun 2018 ini, KCI kembali menargetkan untuk mengurangi jumlah formasi 8 kereta menjadi 22 rangkaian, dan menambah satu rangkaian formasi 10 kereta serta menambah enam rangkaian formasi 12 kereta. Yang sudah di depan mata adalah penggabungan empat unit KRL seri 1000 yang tidak terpakai setelah digunakan untuk pemanjangan di tahun 2017 dengan satu rangkaian seri 5000 yang masih berformasi 8 kereta. Hal ini ditegaskan dalam dokumen pelelangan pekerjaan perawatan akhir lengkap KRL untuk tahun anggaran 2018, di mana sejak 2017 rumor tentang hal ini telah berhembus di kalangan pecinta kereta rel listrik. Bisa atau tidaknya kedua rangkaian ini digabungkan beserta 5 rangkaian formasi 12 kereta dan 1 rangkaian formasi 10 kereta lainnya masih menjadi misteri. Tentunya bila kemudian satu rangkaian seri 5000 ini tidak dapat digabungkan dengan sisa seri 1000 yang ada, rangkaian tersebut akan menjalani perawatan akhir lengkap tetap sebagai rangkaian formasi 8 kereta.
Penambahan jumlah rangkaian ini di antaranya untuk mewujudkan rencana pengoperasian rangkaian formasi 12 kereta secara penuh di lintas Tangerang dan secara parsial di lintas Rangkasbitung. Lintas Tangerang merupakan lintas yang akan terkena imbas pengurangan jadwal akibat pengoperasian kereta bandara secara penuh dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini KCI mengoperasikan dua rangkaian formasi 10 kereta dan dua rangkaian formasi 8 kereta di lintas tersebut, yang keseluruhannya akan diganti dengan rangkaian formasi 12 kereta. Sedangkan di jalur Rangkasbitung, KCI mengoperasikan 16 rangkaian formasi 10 kereta yang seluruhnya merupakan KRL seri 205, meskipun kadang-kadang KRL seri 203 ikut dioperasikan. Pertumbuhan jumlah penumpang yang pesat, juga sulitnya merotasi dinasan maupun haluan rangkaian serta memanggil rangkaian untuk perawatan bulanan (dikarenakan mayoritas rangkaian KRL seri 205 formasi 10 kereta kini berada di bawah tanggung jawab dipo Bogor) menjadi pertimbangan pengoperasian rangkaian formasi 12 kereta dengan segera di jalur ini, meskipun hanya dengan perbandingan sekitar 50:50 dengan fomasi 10 kereta dari jumlah total 16 rangkaian tersebut. Sampai akhir 2017, perpanjangan peron di kedua jalur ini masih terus dilakukan. Di antara stasiun-stasiun yang peronnya sudah dapat menampung rangkaian formasi 12 kereta di kedua jalur ini adalah Pondok Ranji dan Tangerang.
KRL seri 6000 rangkaian 6101F (atas) dan 6120F (bawah), masing-masing didatangkan tahun 2016 dan 2017 |
Selain penambahan dengan cara menyulap formasi tadi, kabar juga berhembus bahwa KCI akan kembali mengadakan kembali KRL dari Jepang demi memperkuat jajaran armadanya dan mengejar target jumlah penumpang di tahun 2019. Belum diketahui jenis rangkaian apa yang dimaksud, namun bisa saja rangkaian yang akan didatangkan merupakan rangkaian yang sudah familiar atau rangkaian jenis baru tergantung ketersediaan di Jepang.
Pembangunan Underpass Baru di Empat Stasiun
Peningkatan Pelayanan Transaksi Elektronik
Kerumunan penumpang yang sedang menggunakan vending machine di Stasiun Jakarta Kota |
Selama tahun 2017, KCI telah berhasil menambah 186 unit vending machine di stasiun mereka yang kebanyakan adalah varian baru untuk tiket harian berjaminan (THB) dan kartu multi trip (KMT). Selain itu juga dilakukan penambahan 143 gate dan yang paling vital, program top up kartu multi trip di Alfamart.
Pengembangan Bisnis Non-Inti
Gerai C-Corner di Stasiun Juanda. C-Corner adalah salah satu bisnis non-inti yang dikembangkan oleh KCI |
Saat ini KCI juga telah mulai mengembangkan sayapnya untuk menjalani kegiatan bisnis di sektor non-inti. Sebut saja C-Corner yang menjual merchandise resmi KCI yang saat ini telah ada dua gerai, masing-masing di Stasiun Juanda dan Stasiun Bogor. Pada tahun 2018 ini direncanakan gerai C-Corner juga akan hadir di Stasiun Tebet dan Stasiun Jakarta Kota.
Itulah target-target yang hendak dicapai oleh KCI di tahun 2018 ini. Semoga saja segalanya dapat berjalan dengan baik sehingga KCI dapat benar-benar mewujudkan target peningkatan pelayanan ini dengan baik.
RED | MPSCLFJRN | Ikko Haidar Farozy