Menjawab Pertanyaan Terkait Perlintasan Kereta Api

“Mengapa Masinis tidak mengerem saat melihat kendaraan?”

Jawaban: Masinis sebisa mungkin melakukan pengereman untuk menghindari tabrakan. Akan tetapi, kereta api tidak bisa berhenti mendadak saat dilakukan pengereman. Jarak pengereman kereta api bisa mencapai ratusan meter pada kecepatan operasional yang umum.

Penjelasan: Kedengarannya mudah memang, menghentikan laju kendaraan saat melihat kendaraan lain menghalangi jalurnya. Akan tetapi, hal ini tidak mudah dengan kereta api karena jarak pengereman yang dibutuhkan sangat panjang.

Mengutip dari KNKT, standar prosedur operasional KAI menyaratkan pengereman pertama pada saat keadaan darurat sebesar 0,8 meter/detik per detik (2,8 km/jam per detik). Jika diperlukan kemudian akan dilakukan pengereman darurat sebesar 1 meter/detik per detik (3,6 km/jam per detik).

Dengan menggunakan laporan KNKT atas tabrakan KRL dengan truk tangki pada tahun 2013 lalu, dengan asumsi waktu reaksi masinis 2 detik setelah melihat kendaraan, untuk kemudian melakukan pengereman pertama selama 2 detik sebelum kemudian pengereman darurat, didapatkan tabel berikut ini:

Sedang rumus yang digunakan adalah rumus fisika dasar yaitu:

S = V₀t – ½ at² 

Dengan

S= jarak pengereman
V₀ = kecepatan awal
t = waktu
a = percepatan (dengan -a adalah nilai perlambatan)

Dan

V_t = V₀– at

Dengan

V_t =kecepatan akhir
V₀ = kecepatan awal
a = percepatan (dengan -a adalah nilai perlambatan)
t = waktu

Dengan melakukan perhitungan yang sama dengan menggunakan kecepatan 90 km/jam yang umum di lintas raya, dengan asumsi yang sama diperoleh jarak yang dibutuhkan untuk berhenti pada kecepatan tersebut adalah 372,18 meter. Sebagai gambaran, jarak ini adalah sekitar 1,5 kali lipat panjang peron stasiun di Jabodetabek. Cukup jauh bukan?

Halaman selanjutnya: Menjaga Keselamatan di Perlintasan Kereta Api
Halaman sebelumnya: “Mengapa perlintasan tidak dibuatkan fly over atau underpass?”