Berita KAIndonesiaKereta Api

Alat Pendeteksi COVID-19 GeNose Diujicobakan di Stasiun Pasar Senen

Dirut KAI uji coba GeNose
Dirut KAI sedang mengujicobakan alat GeNose | Foto: PT KAI

[26/1] Direktur Utama (Dirut) PT KAI beserta Menteri Perhubungan (Menhub) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengujicobakan alat pendeteksi COVID-19 GeNose. Dilansir dari fanpage PT KAI, uji coba ini berlangsung pada Minggu (23/1) kemarin di Stasiun Pasar Senen. Alat GeNose ini merupakan alat pendeteksi COVID-19 yang merupakan inovasi dari tim Universitas Gajah Mada (UGM).

Dilansir dari Kompas, menurut salah satu anggota tim pengembang alat ini yaitu Dian Kesumapramudya, alat GeNose bekerja mendeteksi virus korona dengan deteksi senyawa organik volatil. Menurutnya, senyawa organik ini terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama napas. Pengguna tinggal mengembuskan napas ke tabung khusus, lalu kemudian alat ini akan mendeteksi senyawa organik tersebut. Dalam waktu kurang dari 2 menit pun hasilnya sudah keluar.

Alat ini dinilai lebih nyaman untuk digunakan sebagai alat screening COVID-19 dan dapat digunakan oleh masyarakat dari anak-anak hingga lansia. Pengecekan dengan alat ini juga diklaim dapat dilakukan dengan biaya yang lebih terjangkau.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan telah berencana untuk menerapkan penggunaan alat GeNose C19 di Pasar Senen mulai awal bulan depan. Ia mengklaim rencana tersebut telah dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan dan stakeholder terkait. Sedangkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berharap masyarakat yang hendak bepergian tidak lagi dibebani dengan biaya tes COVID-19. Dirut PT KAI Didiek Hartantyo juga menyambut baik uji coba ini, ia mengatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan 4T (Tracking, Tracing, Testing, and Treatment), salah satunya dengan alat pendeteksi COVID-19 GeNose di simpul transportasi umum.

Tanggapan Masyarakat dan Ahli

Uji coba menggunakan alat pendeteksi GeNose pun menimbulkan berbagai tanggapan. Di media sosial, tanggapan yang muncul umumnya bersifat positif. Sebagian warganet menyatakan harapan agar biaya bepergian dengan kereta api menjadi lebih murah dengan pengetesan menggunakan GeNose. Sebagian lagi juga mengapresiasi KAI yang dinilai melirik teknologi karya anak bangsa. Sebagian lagi berharap agar alat ini segera tersedia di sejumlah stasiun.

Akan tetapi salah seorang ahli memiliki pendapat sebaliknya. Dilansir dari Berita Satu, Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IKAMI) menilai penggunaan GeNose justru kurang tepat untuk screening COVID-19 di simpul transportasi umum termasuk stasiun. Menurutnya beberapa kriteria penggunaan GeNose seperti tidak merokok dan tidak mengonsumsi makanan beraroma menyengat dinilai tidak praktis untuk pemeriksaan mobilitas. Ia menilai alat GeNose justru lebih cocok digunakan di lingkup penelitian fasilitas kesehatan. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×