Berita KAIndonesia

SPKA Tolak Rencana Penghapusan KA Argo Parahyangan

Lokomotif CC2017723 saat menghela KA Argo Parahyangan menuju Jakarta  | Foto: Septian Alfiansyah

REDigest.web.id, 8/12 – Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) menyatakan menolak rencana penghapusan KA Argo Parahyangan setelah Kereta Cepat Jakarta – Bandung beroperasi. Hal tersebut disampaikan SPKA melalui pernyataan resminya pada Senin (5/12) lalu.

SPKA menganggap keberadaan keduanya bisa saling mengisi tanpa harus mengorbankan salah satunya. Menurut SPKA Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa menjadi simbol kemajuan Indonesia di mata dunia, akan tetapi Argo Parahyangan tetap menjadi primadona bagi masyarakat.

Menurut SPKA, kereta cepat hanya perlu menyesuaikan jadwal perjalanannya saja sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, SPKA juga beranggapan kereta cepat, Argo Parahyangan, dan Serayu tetap bisa beroperasi secara bersamaan.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan layanan KA Argo Parahyangan akan ditutup setelah Kereta Cepat Jakarta Bandung beroperasi. Hal senada juga disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Melansir dari Okezone, bahkan Erick mengusulkan layanan KA di jalur eksisting difokuskan untuk KA barang.

Namun kemudian dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN menyebutkan KA Argo Parahyangan akan tetap beroperasi. Melansir dari Merdeka, pada Selasa (6/12), Staf Khusus III (Stafsus III) Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan KA Argo Parahyangan akan tetap beroperasi. Meski demikian, KA ini akan downgrade menjadi KA Ekonomi saja. Selain itu, belum ada pernyataan resmi terkait nasib KA lokal, KA Serayu, dan KA Cikuray ke depannya.

Pendapat Ahli dan Masyarakat

Para ahli, dan masyarakat juga berpendapat sama seperti SPKA. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Arief Anshory Yusuf mengatakan pemerintah jangan terburu2 mematikan layanan KA Argo Parahyangan. Ia mengatakan biarkan masyarakat memilih sendiri moda transportasi mereka untuk menuju Bandung.

Arief juga mengatakan dimatikannya KA Argo Parahyangan berpotensi jadi pembangunan tanpa makna. Hal ini karena alih-alih berpindah ke kereta cepat justru masyarakat dapat beralih ke bus dan kendaraan pribadi. Pernyataan senada pun juga diaminkan sejumlah masyarakat di jagat media sosial.

Berdasarkan polling yang dilakukan Detik Finance, dari 35 sampel suara yang diambil hanya 7 suara yang mengatakan mau naik kereta cepat menuju Bandung. Sedangkan sisanya memilih untuk naik KA Argo Parahyangan. Layanan yang langsung menuju pusat kota, harga tiket, dan efektifitas menjadi alasan mayoritas masyarakat memilih KA Argo Parahyangan. (RED/BTS)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×