Resmi Terbang Reguler, Beginilah Penampakan Pesawat Jumbo Airbus A380 Milik Emirates di Bali
REDigest.web.id, 8/6 – Emirates, merupakan maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab yang mengoperasikan ratusan armada pesawat khususnya ukuran besar dan melayani 135 destinasi tujuan di seluruh dunia. Bersumber dari situs Plane Spotters Emirates memiliki 264 pesawat terdiri dari 119 unit Airbus A380-800, 123 unit Boeing 777-300 Extended Range, 10 unit Boeing 777-200 Long Range, 11 unit Boeing 777 Freight (pesawat barang), dan 1 unit Airbus A319-100 (pesawat eksekutif).
Dari 135 destinasi yang Emirates layani, dua di antaranya melayani tujuan ke Indonesia setiap harinya, antara lain Jakarta sebanyak tiga kali penerbangan dan Denpasar sebanyak dua kali penerbangan. Pada rute Denpasar pesawat yang digunakan adalah Boeing 777-300 Extended Range dengan kapasitas total 428 penumpang dengan pembagian 386 kursi di kelas Ekonomi dan 42 kursi di kelas Bisnis.
Dan pada 1 Juni 2023 Emirates mengganti unit pesawat pada salah satu jadwal penerbangan hariannya dari dan ke Denpasar yang semula Boeing 777-300 Extended Range dengan pesawat penumpang komersil terbesar di dunia, Airbus A380-800.
Mengutip dari situs resmi Emirates melalui siaran pusat media pada 24 Maret 2023 lalu, Emirates mengoperasikan pesawat Airbus A380-800 pada penerbangan EK368, di mana pesawat dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Dubai pukul 03.25 GST (Gulf Standard Time) dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar pada pukul 16.35 WITA (Waktu Indonesia Tengah). Sedangkan arah sebaliknya dijadwalkan terbang dari Bali pukul 19.40 WITA dan tiba kembali di Dubai pada pukul 00.45 GST.
Menurut Chief Commercial Officer Emirates Adnan Kazim penerbangan pesawat Airbus A380 ke Bali sebagai bentuk janji “Fly Better” dari produk dan layanan kelas dunia yang dimiliki Emirates yang menawarkan kesempatan unik dan sarat akan keindahan tiada tara selama perjalanan baik dari dan ke Bali. Selain destinasi wisata dan jaringan bisnis, Emirates juga berterima kasih kepada wewenang dan mitra terkait yaitu kerja sama dengan bandara I Gusti Ngurah Rai yang saling memberikan dukungan.
Hal yang serupa juga diungkap oleh Faik Fahmi selaku Direktur Utama PT. Angkasa Pura I, di mana pengoperasian Airbus A380 di Bali akan menjadi momen bersejarah bagi penerbangan Indonesia dan Angkasa Pura I. Faik menyambut baik layanan Emirates tersebut dan merupakan sebuah kehormatan menjadi operator bandara pertama yang menerima penerbangan reguler pesawat dengan ukuran jumbo tersebut di Indonesia.
Lanjut Faik, hal tersebut merupakan hasil dari koordinasi, sinergi, dan kerja sama yang terjalin dengan baik antara Angkasa Pura I selaku operator bandara, Emirates, dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia selaku regulator. Harapnya, keberadaan pesawat Airbus A380 akan memiliki dampak yang semakin positif pada sektor pariwisata dan ekonomi, ditambah adanya kemungkinkan peluang kerja sama dan investasi di sektor industri lainnya di Indonesia.
Terbang Ke Bali
Hari pertama pesawat tersebut beroperasi langsung dicari oleh penggemar pesawat dan masuk list penerbangan paling banyak dilacak di aplikasi Flightradar24, bahkan saat detik-detik sebelum pesawat tersebut mendarat, pesawat dengan dua tingkat dek tersebut dilacak hingga 33.240 orang di seluruh dunia.
Banyak masyarakat biasa maupun penggemar pesawat mengabadikan momen perdana ini baik di sekitaran bandara, di pantai, bahkan menyewa kapal nelayan di pinggir laut dekat bandara. Euforia terhadap pesawat bongsor tersebut berlanjut pada hari-hari berikutnya, bahkan selama beberapa hari penerbangan Emirates EK368 masih masuk dalam list penerbangan paling banyak dilacak.
Berikut dokumentasi pesawat Airbus A380 Emirates saat mendarat di bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar pada hari kedua penerbangannya
Kelengkapan
Hingga artikel ini terbit nomor registrasi Airbus A380 Emirates yang digunakan dalam penerbangan dari dan ke Bali antara lain A6-EUO, A6-EUP, A6-EUQ, A6-EUR, A6-EVA, dan A6-EVB. Dari semua unit dengan nomor registrasi tersebut, registrasi A6-EUR merupakan unit yang beroperasi pada hari pertama yang memiliki fasilitas dan kelas spesial.
Registrasi A6-EUR memiliki kapasitas total 516 penumpang dengan pembagian 426 kursi di kelas Ekonomi, 76 kursi di kelas Bisnis, dan 14 kursi di kelas Utama (First Class). Fasilitas yang tersedia sendiri termasuk beragam, seperti toilet, audio video on demand, service makan dan snack saat pesawat sedang mengudara, hingga terdapat fasilitas bar dan kamar mandi untuk penumpang kelas Bisnis ataupun kelas Utama.
Meskipun sudah berjalan secara reguler, unit dengan tiga kelas ini hanya sebagai pesawat promosi saja di hari pertama, dan di hari berikutnya pihak Emirates menjalankan pesawat Airbus A380 dari dan ke Bali yang menyediakan dua kelas di mana terdapat 557 kursi di kelas Ekonomi dan 58 kursi di kelas Bisnis, sehingga total keseluruhan penumpang yang diangkut mencapai 615 orang
Dengan jumlah tersebut membuat Airbus A380 menjadi pesawat komersil yang dapat menampung penumpang secara masif. Berdasarkan karakteristik umum Airbus A380 memiliki kemampuan mengangkut maksimal hingga 853 penumpang, selain itu ukuran pesawat juga tidak kalah masif dengan panjang badan 72,72 meter, lebar badan 7,14 meter, tinggi badan beserta ekor mencapai 24,09 meter, dan bentang sayap dari kiri ke kanan hingga 79,75 meter.
Bukan pertama kali
Mendaratnya pesawat jenis Airbus A380 pada 1 Juni lalu bukanlah yang pertama di Indonesia, di tahun-tahun sebelumnya terdapat pesawat jenis serupa yang mendarat karena hal-hal darurat. Pada Mei 2012 Airbus A380 milik Singapore Airlines mendarat darurat di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng karena terdapat penumpang yang sakit kritis dan membutuhkan pertolongan medis.
Masih di tahun yang sama, tepatnya pada Agustus 2012 Airbus A380 Qantas mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat cuaca buruk di Bandara Changi Singapura. Berselang lima tahun kemudian, tepatnya di tahun 2017 kejadian serupa juga dialami oleh Singapore Airlines di mana pesawat mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat cuaca buruk juga di Bandara Changi Singapura.
Terakhir bukanlah sebuah pendaratan, melainkan sebuah insiden pada tahun 2010 di mana salah satu mesin pesawat Airbus A380 milik Qantas meledak yang menyebabkan serpihan cover mesin jatuh di atas kota Batam. Untungnya pesawat berhasil mendarat dengan selamat dan menjalani proses perbaikan selama 18 bulan dan kembali mengudara seperti sedia kala. (RED/EPP)