Fakta KAKereta ApiTeknis

Mengapa Kursi Kereta Api Tidak Dilengkapi Dengan Sabuk Pengaman

Rimba Kencana
Kursi Rimba Kencana pesanan KAI | Foto: tangkapan layar dari video Rengginang Ahoy

REDigest.web.id, 5/6 – Banyak dari kita termasuk penulis rutin melakukan perjalanan menggunakan kereta api jarak jauh maupun jarak menengah. Seperti yang kita ketahui di beberapa rangkaian kereta api kursi kereta dirancang mirip seperti kursi pesawat atau jok mobil. Namun ada satu hal yang membedakan semua itu yakni tidak ada sabuk pengaman yang dipasang pada kursi kereta api.

Seperti yang kita semua ketahui dalam dunia penerbangan ataupun otomotif sabuk pengaman merupakan barang yang wajib ada di kursi baik kursi pilot atau sopir maupun kursi penumpang. Di dunia penerbangan sabuk pengaman wajib digunakan ketika pesawat take off, landing, ataupun ketika pesawat mengalami turbulensi. Tujuannya supaya pilot atau penumpang tidak terlempar dari kursinya.

Di dunia otomotif seperti yang kita ketahui sabuk pengaman berguna untuk mencegah sopir atau penumpang terlempar ke depan ketika terjadi perhentian mendadak seperti pengereman mendadak atau tabrakan.

Lantas muncul pertanyaan mengapa kursi kereta api tidak dipasang sabuk pengaman? Bukankah dengan dipasangnya sabuk pengaman bisa membuat penumpang lebih aman ketika kereta bertabrakan? Sayangnya justru hal sebaliknya terjadi bila sabuk pengaman dipasang di kursi kereta api.

Interior kereta kelas Ekonomi Premium rangkaian stainless steel, di semua kursi kereta pada kelas apa pun tidak ada sabuk pengaman. | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

Sebelum membahas mengenai dampaknya kepada penumpang, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa saja penyebab kecelakaan kereta api. Mayoritas kecelakaan kereta api yang terjadi di dunia disebabkan oleh human error atau kesalahan manusia, dalam hal ini PPKA, masinis, atau sabotase oleh pihak luar.

Dalam studi yang dilakukan oleh Transit Cooperative Study Program, pemasangan sabuk pengaman di kereta api justru memperbesar kemungkinan penumpang terluka atau tewas ketika terjadi kecelakaan. Hal ini dikarenakan gaya yang dihasilkan kereta ketika terjadi tabrakan jauh lebih besar dari yang dihasilkan oleh mobil.

Dalam ilustrasi yang mereferensikan New York Times dengan dua model sabuk pengaman, yakni sabuk pengaman pesawat dan sabuk pengaman mobil, keduanya memberikan dampak yang fatal pada penumpang.

Menurut New York Times, menggunakan model sabuk pengaman pesawat dapat menyebabkan cedera parah pada bagian tulang belakang. Sedangkan pada sabuk pengaman model mobil dapat menyebabkan cedera pada penumpang yang terlempar ke depan.

Penyebab lainnya adalah sabuk pengaman tidak banyak berguna di kereta api. Lain halnya dengan pesawat yang acapkali mengalami turbulensi yang dapat menyebabkan penumpang terlempar, kereta api tidak mengalami hal tersebut sehingga sabuk pengaman dirasa tidak terlalu berguna di kereta api.

Dibandingkan dengan sabuk pengaman, pengembangan infrastruktur seperti persinyalan, wesel, serta pelatihan prosedur keselamatan untuk petugas jauh lebih bermanfaat untuk peningkatan keselamatan kereta api terutama untuk mencegah terjadinya tabrakan. Selain itu biaya pemasangan sabuk pengaman pada kursi kereta api terlalu mahal untuk diimplementasikan oleh perusahaan kereta api.

Dan untuk beberapa layanan kereta api seperti kereta komuter atau kereta lokal yang memang layanannya mengangkut orang dalam jumlah besar, keberadaan sabuk pengaman tidaklah efisien.(RED/BTS)

Sumber:

  • https://www.nytimes.com/2015/05/18/us/amtrak-crash-raises-question-of-seatbelts-on-trains.html
  • https://www.trainconductorhq.com/why-dont-trains-have-seatbelts/

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×