Lokasi Tap Kartu Bank di MRTJ Dipindahkan, Apa Sistem Gate Dikunci Jepang?
REDigest.web.id, 5/4 – Beberapa hari yang lalu, sebuah postingan viral di media sosial X (sebelumnya: Twitter). Postingan tersebut membahas mengenai peralihan pemindahan lokasi tap Kartu Uang Elektronik (KUE) Bank pada beberapa stasiun layanan MRT Jakarta dari gate bawaan Jepang menjadi pada reader atau alat pemindai kartu milik PT Jaklingko Indonesia.
Di dalam postingan itu, tercantum tangkapan layar (screenshot) yang menampilkan opini seorang warganet mengenai alasan dari pemindahan lokasi tap. Ia berpendapat bahwa penguncian sistem pada gate bawaan Jepang menjadi alasan dari pembuatan mesin pemindai kartu buatan lokal. Jika kemampuan pada gate tersebut ingin ditambah maka MRT Jakarta harus mendatangkan suku cadang dan teknisi dari Jepang, tambah warganet tersebut.
Akhirnya nemu alasan kenapa MRTJ lebih milih pasang reader kartu terpisah ketimbang harus ngeupdate gate bawaan Jepang.
Dulu tuh MRTJ ada training ke pabrikan gate di Jepang biar bisa maintenance sendiri gatenya, eh ternyata tetap harus perlu orang Jepang juga 😑 pic.twitter.com/jgu7ycFrsw
— Txt Transportasi Umum (@txttransportasi) April 2, 2024
Tanya-Jawab dengan CoSec MRT Jakarta
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai permasalahan ini, Tim REDaksi mencoba menghubungi Ahmad Pratomo selaku Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta. Tomo (sapaan akrab Ahmad Pratomo) menyatakan bahwa suku cadang dan pembaruan sistem gate bawaan Jepang pada stasiun milik layanan MRT Jakarta telah mendapat dukungan lokal. Dengan begitu, pemindahan lokasi tap Kartu Uang Elektronik Bank dari gate bawaan Jepang menjadi pada gate milik JakLingko tidak disebabkan oleh masalah suku cadang ataupun sistem yang dikunci oleh Jepang.
MRT Jakarta dan TKDN
Sayangnya, publikasi mengenai dukungan suku cadang lokal tidak dapat diberikan atas alasan etika perjanjian kerja sama dan bisnis. Hanya disebutkan bahwa MRT Jakarta mendukung peningkatan jumlah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan berbagai cara seperti market sounding dan business matching yang dilakukan bersama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) melalui undangan terhadap vendor lokal yang memiliki potensi dan kemampuan sesuai kebutuhan MRT Jakarta. Dengan upaya ini, MRT Jakarta berharap agar industri penyediaan bahan baku perkeretaapian dalam negeri dapat memiliki kualitas dan kuantitas produksi yang dapat bersaing dengan industri sejenis lainnya di tingkat internasional.
Dukungan MRT Jakarta terhadap Tarif Integrasi
Lebih lanjut, Tomo menyampaikan alasan pemindahan lokasi tap ini merupakan dukungan dari PT MRT Jakarta terhadap kebijakan tarif integrasi transportasi umum milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (atau Badan Usaha Milik Daerah/ BUMD). Kebijakan ini disebut akan memudahkan masyarakat dalam memperoleh keuntungan dalam penggunaan tarif antarmoda yang terintegrasi antara MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan TransJakarta sekaligus mendorong agar semakin banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan transportasi umum untuk mencapai lokasi tujuannya. Selain itu, pemindahan lokasi tap juga merupakan cara dari PT MRT Jakarta untuk mengurangi gangguan yang terjadi ketika Kartu Uang Elektronik Bank di-tap pada gate bawaan Jepang.
Nasib Gate Bawaan Jepang di Masa Mendatang
Terkait pemindai pada gate bawaan Jepang, Kartu Jelajah Berganda masih dapat dipindai pada gate ini sampai akhir Oktober 2024 dan selanjutnya, pemindai gate ini hanya dapat digunakan untuk melakukan tap Kartu Single Trip MRT Jakarta. Di sisi lain, lokasi tap Kartu Uang Elektronik Bank secara bertahap akan beralih menggunakan pemindai milik PT Jaklingko Indonesia. Adapun mengenai sistem tiket layanan MRT Jakarta pada Fase 2A, Tomo menjelaskan mengenai rencana pembaharuan seluruh gate pada stasiun yang melayani MRT Jakarta untuk memungkinkan penggunaan berbagai jenis kartu maupun kode QR pada satu gate yang sama. (RED/ AFD)