Berita KAIndonesiaKereta Api

MTI: Atasi Truk ODOL, KA Barang Harus Dioptimalkan

KA angkutan petikemas melintas langsung Stasiun Cakung di sepur hulu Jalur Dwiganda | RED/Bayu Tri Sulistyo

REDigest.web.id, 23/11 – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong optimalisasi layanan KA barang guna mengatasi masalah truk yang over dimension over load (ODOL) di jalan raya.

Dalam tulisannya, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat sekaligus Akademisi Teknik Sipil UNIKA Soegijapranata Djoko Setijowarno memgatakan angkutan darat masih mendominasi angkutan barang di Indonesia.

Dari data tahun 2019, angkutan darat seperti truk mengangkut sebanyak 16,07 miliar ton kargo tiap tahunnya. Sebagai perbandingan, angkutan udara hanya mengangkut sebanyak 0,53 juta ton kargo per tahun, angkutan laut sebanyak 2,23 miliar ton per tahun, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan sebanyak 0,56 juta ton kargo per tahun, dan kereta api sebanyak 47,6 juta ton kargo per tahun.

Djoko juga menyoroti sejumlah masalah yang menjadi penyebab banyaknya pengusaha enggan menggunakan layanan KA barang.

BB3048411 saat dibawa pulang ke Semarang Poncol
BB3048411 saat dibawa pulang ke Semarang Poncol dengan KA semen | Foto: Muhammad Afif

Masalah yang selama ini disorot adalah double handling atau dua kali bongkar muat ketika hendak diangkut ataupun sampai di tujuan. Namun masalah sebenarnya adalah pembebanan PPN dan TAC serta penetapan penggunaan BBM non subsidi untuk kereta api yang membuat biaya angkut kereta barang menjadi mahal.

Oleh karena itu, pemerintah hendaknya menghapus PPN dan TAC pada kereta api serta memfokuskan distribusi BBM subsidi untuk angkutan umum termasuk kereta api. Djoko juga menyoroti kelemahan utama angkutan barang dengan kereta api yakni layanannya yang hanya terbatas pada jalur kereta api eksisting serta biaya investasi dan perawatan sarpras yang mahal.

Guna mengatasi masalah itu, reaktivasi jalur kereta api terutama yang menuju pelabuhan dapat menjadi solusi keterbatasan konektivitas angkutan barang dengan kereta api.

Di sisi lain, pengalihan layanan angkutan barang menggunakan kereta api dapat menghemat APBN dan APBD terutama untuk perawatan jalan raya. Bagi pengusaha, pengalihan juga bisa lebih hemat karena dapat terhindar dari pungli di jalan ataupun jembatan timbang yang biasa dilakukan oleh oknum berseragam ataupun preman. (RED/BTS)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×