Ditjenka Sosialisasikan Stasiun Tanah Abang Yang Ditingkatkan Dan Disempurnakan

REDigest.web.id, 26/10 – Sejak awal 2025 selasar Stasiun Tanah Abang telah dikembangkan kapasitasnya lebih besar dan lebih megah, namun revitalisasi yang ada belum masuk sampai tahap ultimate karena Direktorat Jenderal Kereta Api (Ditjenka) bersama Balai Teknik Perkeretapian (BTP) Kelas 1 Jakarta terus mengembangkan dan menyempurnakan prasarana penunjang yang mempermudah mobilitas para pengguna KRL Commuter Line.
Pada Jumat (24/10) Ditjenka bersama jajaran stakeholder terkait mengundang teman-teman komunitas jalur kereta dan media termasuk Tim REDaksi di atrium lantai 2 Stasiun Tanah Abang dalam rangka sosialisasi penyempurnaan dan peningkatan Stasiun Tanah Abang. Kepala BTP Kelas 1 Jakarta Ferdian Suryo Adhi Pramono menjelaskan penyempurnaan yang ada di Stasiun Tanah Abang meliputi pemasangan elevator alias lift pada peron 3 dan 4, proteksi eskalator dan tangga manual di peron 2, dan dinding di peron 1 sisi timur beserta akses emergency exit.

Pemasangan lift peron 3 dan 4 berada di belakang tangga dari sky bridge penghubung antara peron dengan bangunan baru stasiun Tanah Abang. Pada proses pembangunannya nanti akan memakan ruang sebanyak satu kereta, sehingga ada kemungkinan posisi berhenti kereta terutama kedatangan Commuter Line dari arah Serpong akan dimundurkan agar akses keluar pengguna kereta tidak terhalang proyek pemasangan lift tersebut.

Pemasangan lift tersebut bukan tanpa alasan, selain sebagai akses bagi ibu hamil, ibu bawa balita, lansia, dan difabel juga dapat digunakan bagi pengguna yang membawa barang bawaan ukuran besar.

Hal berikutnya ialah proteksi tangga manual dan eskalator di mana pada bagian yang terbuka akan diberi sekat. Tujuannya ialah mencegah tampias air hujan yang menyebabkan eskalator rawan malfungsi dan mencegah tangga menjadi licin serta melindungi pengguna dari segala kondisi cuaca. Dalam perencanaannya sekat tersebut secara tidak langsung menghalangi akses keluar masuk pengguna KRL di peron 2, namun menurut Ferdian akan ada penyesuaian kembali sehingga pengguna tidak terhambat oleh keberadaan sekat tersebut.

Terakhir yaitu pemasangan dinding roster di peron 1 sisi timur serta emergency exit. Dinding roster sendiri berperan sebagai tembok yang membatasi bagian terbuka namun diberikan ukiran yang tidak membuat suasana peron 1 tidak monoton. Sedangkan emergency exit tentunya sebagai akses bagi pengguna apabila terjadi keadaan darurat seperti kebakaran ataupun gempa bumi.
Semua proyek tersebut dikerjakan dengan target selesai sebelum akhir tahun, namun untuk elevator masih dalam tahap sertifikasi sehingga pembuatan elevator penyelesaiannya paling cepat di awal tahun 2026. Kepala Stasiun Tanah Abang Kurniawan menjelaskan penyempurnaan ini juga mendukung kelancaran mobilitas pengguna KRL baik yang masuk, keluar, atau berpindah jalur di Stasiun Tanah Abang karena untuk saat ini jumlah pengguna harian yang melakukan transaksi tap in mencapai 40 ribu pengguna, transaksi tap out 40 ribu pengguna, dan transit sebanyak 120 ribu pengguna. (RED/EPP)


