[Remor] Rudi Sang Masinis KLB
Kriiing… Kriiiiing… Pembangunan Republik Indonesia akan segera dimulai… Ayo bangun kawan, pembangunan tak bisa dimulai kalau kamu tak bangun… Ayo tuan pemalas, bangunlah bung… Jangan kau banting HP ini kalau tak suka dengan alarmnya… Karena kamu sendiri yang memilih alarm ini… Ayo bangun, kambing telah bersuara di luar, ayam telah buang air besar di gundukan pasir…
Jam 3 pagi, alarm di HPku berbunyi. Aku masih setengah sadar dan berusaha mengingat kenapa aku memasang alarm jam segini. Oh iya aku ingat! Hari ini ada KLB alias Kereta Luar Biasa yang harus aku jalankan dari dipo. Aku segera berlari ke kamar mandi dan membenamkan kepala di bak mandi. Segar sekali rasanya. Segera kukenakan seragam dinasku, dan sial! Ada noda bekas tumpahan kopi di kerahnya. Segera kuambil sekaleng Japan Paint dan sebuah kuas. Sret sret sret dan tertutupilah noda itu.
Segera kunyalakan mesin motorku, tapi kok gak bisa jalan? Ah, ternyata bensinnya habis. Beruntung ada truk kecil yang lewat di depan rumah, segera kuhentikan truk itu. Dengan sedikit ciuman hangat, belaian lembut, dan sentuhan genit, supir truk itu pun lari tunggang langgang. Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Rudi Nugroho. Supir kini telah pergi, dan aku bisa menaikkan motorku di bak truk itu. Kukemudikan truk itu sampai ke dipo dan kuturunkan motor mogokku untuk kuparkirkan di penitipan motor depan dipo. Udara sangat dingin, jadi kunyalakan rokok untuk menghangatkan badan. Setelah sebatang habis kuhisap, puntungnya kulemparkan ke truk jelek itu. Kulihat perapian hangat telah berkobar di belakangku, dan hilanglah barang bukti sekaligus harapan si supir truk.
Pukul 03.30, ternyata pagar dipo belum dibuka. Tak terlihat pula orang di pos satpam. Akhirnya aku memanjat dinding agar bisa masuk ke dalam dipo. Dari kejauhan ada yang berteriak “maling, maling!” dan kuabaikan saja. Setelah berhasil masuk, kutemui satpam yang ternyata sedang berada di toilet. Kukatakan pada satpam, “Pak, di ujung jalan sana ada yang kemalingan. Sekarang malingnya lagi teriak maling supaya gak dikejar warga. Tangkap pak!” Satpam itu segera berlari keluar dan 10 menit kemudian kembali ke dipo dengan muka babak belur. Aku bergegas menuju kantor pengawas dipo untuk mengambil surat dinasanku. Kuketuk pintu ruang pengawas, dan pak kepala pengawas membuka pintunya.
“Selamat pagi Rudi! Siap untuk dinasan KLB?” tanya pak kepala.
“Ay yey, kapten!” jawabku.
“Ho ho ho… Bagus! Kamu tahu ini KLB apa?” tanya pak kepala lagi.
“Tidak, pak.” jawabku lagi.
“Ho ho ho… Bagus! Ini adalah KLB gerbong kayu kuno! Tugasmu adalah membawa gerbong-gerbong tua ini ke museum dengan lokomotif CC203100!”
“Ay yey, kapten! Roger that..”
Segera kuambil surat dinas dan berjalan menuju lokomotif yang sudah terangkai dengan gerbong-gerbong kuno itu. Setelah sinyal hijau diberikan, aku menambah tenaga dan rangkaian KLB itu mulai bergerak meninggalkan dipo. Ketika melewati sebuah perlintasan, tiba-tiba kulihat ada hantu truk yang menabrakkan diri ke keretaku. Aku pun kaget dan panik. Belum cukup diriku tenang, ada lagi hantu muka satpam yang menempel di kaca lokomotif. Hantu muka satpam itu menembus masuk ke kabin masinis dan berusaha memakan kepalaku. Tidaaaakk!!! Aaaahhh, toloooonggg!!!
Begitulah mimpi kakaknya adik temannya temanku semalam.
Tb Gemilang Pratama | RE Digest