Kisah Pilu Kereta Cepat Bosnia
Bosnia and Herzegovina pernah bermimpi memiliki kereta cepat. Mimpi itu sebetulnya tinggal selangkah lagi terwujud, namun harus kandas di tengah jalan. Salah satu operator kereta api di Bosnia, ZFBH (Zeleznice Federation de Bosne-Hercegovine) pernah membeli sembilan set kereta Talgo dari Spanyol untuk mewujudkan mimpi kereta cepat. Total biaya yang dikeluarkan senilai 67,5 juta euro atau sekitar 90 juta dollar. Kereta ini mampu melaju hingga kecepatan 240 km/jam. Setibanya di Bosnia, rangkaian Talgo sempat menjalani beberapa kali uji coba, namun hingga saat ini kereta-kereta Talgo itu belum pernah dijalankan sama sekali untuk perjalanan mengangkut penumpang. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kereta Talgo ZFBH saat uji coba di stasiun Sarajevo | Foto: skyscrapercity.com |
Alasan utamanya adalah: Kereta itu terlalu cepat untuk melaju di rel Bosnia yang sudah berumur 60 tahun dan kondisinya memprihatinkan akibat perang saudara tahun 1992-1995.
“Itu ibarat membeli sembilan Ferrari, tapi tidak ada jalan yang layak untuk dilalui,” kata Samir Kadric, seorang pegawai ZFBH.
Kadric menjelaskan bahwa di Bosnia and Herzegovina terdapat dua operator kereta api. ZFBH beroperasi di wilayah Federasi Bosnia-Herzegovina dengan mayoritas etnis Bosnia dan Kroasia. Sementara itu operator lainnya adalah ZRS (Zeleznice Republika Srpska) yang beroperasi di daerah otonom khusus Republik Srpska dengan mayoritas etnis Serbia. Di dalam wilayah Federasi Bosnia-Herzegovina sendiri, ZFBH hanya menjalankan kereta api, sementara rel dikelola oleh perusahaan lain milik pemerintah. Menurut Kadric, inilah penyebab utama program ZFBH tidak pernah singkron dengan kondisi rel yang ada.
Tampak belakang kereta Talgo ZFBH | Foto: skyscrapercity.com |
“Ketika ZFBH membeli kereta Talgo, kami berharap pemerintah federasi sadar dan segera memperbaiki kualitas rel yang ada. Namun ternyata keadaan tetap sama, mereka tetap tutup mata. Saat uji coba, Talgo hanya mampu berjalan 70 km/jam dan itu pun sudah berbahaya.” ujar Kadric.
Alasan tidak dijalankannya Talgo, lanjut Kadric, tidak hanya masalah rel. Tidak siapnya ZRS juga menjadi kendala tersendiri. Setiap kereta api dari Federasi Bosnia-Herzegovina yang memasuki wilayah Republik Srpska harus berganti lokomotif dan kru. Ternyata lokomotif dan kru yang dimiliki ZRS tidak siap didinaskan untuk Talgo. Hubungan ZFBH dengan ZRS memang tidak terlalu baik, sehingga negosiasi untuk kerjasama seringkali berjalan alot. Hal ini juga dipengaruhi hubungan antara Federasi dan Republik Srpska yang kurang mesra.
Interior kereta Talgo ZFBH | Foto: skyscrapercity.com |
Keadaan di lapangan memaksa ZFBH untuk tidak mengoperasikan kereta Talgo. Pertimbangan keselamatan adalah yang utama, mengingat konstruksi bodi kereta Talgo yang rendah dan bogie yang didesain untuk melaju di rel yang mulus. Meskipun tidak beroperasi, ZFBH tetap harus menanggung biaya perawatan agar kereta Talgo tidak rusak begitu saja. Faktanya, biaya perawatan kereta Talgo sangat mahal sehingga ZFBH tidak sanggup membayarnya. Akhirnya pada tahun 2013 ZFBH menyewakan kereta-kereta Talgo kepada perusahaan kereta api Turki, TCDD. Persewaan ini diharapkan bisa menutupi biaya perawatan kereta Talgo yang sangat mahal. Namun sayang, pihak Turki hanya sebentar saja menyewa kereta Talgo dari ZFBH.
Kini sembilan set kereta cepat Talgo itu hanya diparkir di jalur stabling stasiun Sarajevo, teronggok menunggu kepastian. Sementara biaya perawatannya ditanggung dari pendapatan kereta reguler yang rata-rata sudah berumur lebih dari 40 tahun.
RE Digest | Tubagus Gemilang Pratama
Artikel ini disarikan dari sumber-sumber berikut:
Florianbieber.org
Foxnews