Berita KAIndonesiaKereta Api

PT.KCJ Adakan Focus Group Discussion Bersama Pengguna KRL

[13/8/16] PT.KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) pada Jumat (12/8) petang mengadakan acara Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang komunitas pengguna KRL dan pecinta kereta api. Acara yang dilaksanakan di hotel Alila Pecenongan, Jakarta Pusat ini dimulai pukul 18.30, dengan didahului makan malam bersama. Turut hadir sebagai narasumber dalam acara ini yaitu Direktur Utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila, Kepala PT.KAI Daop 1 Jakarta John Robertho, Direktur Operasional PT.KCJ Subakir, dan Manager Proyek Double-Double Track (DDT) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Frederick. Diskusi dipimpin oleh pengamat transportasi, Darmaningtyas, selaku moderator. Beberapa pertanyaan diajukan oleh 10 orang perwakilan pengguna KRL dari berbagai jalur, yang dijawab oleh pihak KCJ, KAI, dan Kementerian Perhubungan dalam beberapa pokok bahasan sebagai berikut.
Pembangunan besar-besaran sektor perkeretaapian dijadwalkan rampung pada tahun 2019
Untuk menjawab keluhan seputar antrian masuk stasiun Manggarai dan penyusulan di lintas Bekasi, pihak Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa solusinya adalah diselesaikannya pembangunan Double-double Track (DDT) Manggarai – Cikarang dan perombakan stasiun Manggarai. Proyek ini seharusnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2009, namun terkendala berbagai masalah seperti pembebasan lahan dan kasus korupsi sehingga proyek baru bisa dimulai tahun 2016 ini. Ditargetkan proyek ini akan rampung pada 2019 mendatang.
Rencana Pola Operasi di Stasiun Manggarai Setelah Dilakukan Perombakan
DDT akan memisahkan jalur KRL dengan jalur kereta api jarak jauh dari Manggarai hingga Cikarang, sekaligus melakukan elektrifikasi jalur antara Bekasi – Cikarang agar bisa dilewati KRL. Untuk mendukung DDT, maka layout stasiun-stasiun antara Manggarai hingga Cikarang akan diubah. Perombakan terbesar dilakukan untuk stasiun Manggarai. Stasiun Manggarai nantinya akan memiliki 2 bagian, yaitu jalur bawah dan jalur atas. Bagian dipergunakan untuk jalur KRL dari dan menuju Bekasi, serta jalur KA Bandara. Sementara bagian atas dipergunakan untuk jalur kereta api jarak jauh (sebanyak 6 jalur), serta jalur KRL dari dan menuju Bogor (sebanyak 4 jalur). Dengan demikian, pemberangkatan kereta api jarak jauh akan dipusatkan di Manggarai sehingga tidak mengganggu lalu lintas KRL di lintas layang antara Manggarai hingga Jakarta Kota. Selain itu, perombakan ini juga menjadi solusi atas permasalahan antrian KRL menuju Bogor. Jika selama ini KRL menuju Bogor hanya bisa masuk di jalur 6 dan 7 stasiun Manggarai, maka dengan layout dua tingkat, KRL dari Tanah Abang dan Jakarta Kota menuju Bogor bisa masuk secara bersamaan di 4 jalur yang tersedia untuk KRL menuju Bogor. Stasiun Manggarai baru ini nantinya akan memiliki 3 pintu masuk yaitu pintu utama, pintu belakang yang mengarah ke Pasaraya, dan pintu yang langsung terhubung dengan halte bus Transjakarta. Hall baru akan dibangun di lantai 2 stasiun Manggarai dan Jatinegara, sehingga bangunan asli yang berstatus cagar budaya hanya akan berfungsi sebagai kantor. Untuk mendukung kemudahan penumpang di lintas Bekasi – Cikarang, maka dibangun pula dua stasiun baru yaitu Bekasi Timur dan Telagamurni Cibitung.
Desain Rencana Stasiun Manggarai
Sementara itu menjawab pertanyaan tentang kondisi stasiun Duri yang dinilai kurang nyaman, direktur utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila mengatakan bahwa pihaknya sengaja tidak merenovasi stasiun Duri karena rencana renovasi stasiun Duri sudah sepaket dengan proyek pembangunan jalur KA Bandara. Nantinya stasiun Duri akan dirombak total seperti halnya stasiun Sudirman yang diperluas dengan dibangunnya stasiun Sudirman baru. Stasiun Sudirman Baru dan perombakan stasiun Duri ini dijadwalkan selesai pada Maret 2017 mendatang.
Rekayasa pola operasi, penambahan daya angkut, dan penghilangan sistem penalti
Menjawab pertanyaan seputar minimnya perjalanan KRL di lintas antara Jatinegara hingga Kampung Bandan yang disebabkan oleh banyaknya KRL yang dipotong relasinya untuk mengurangi keterlambatan jadwal, PT.KCJ akan merekayasa pola operasi dengan menjalankan KRL relasi Bekasi – Jakarta Kota lewat Pasar Senen – Kemayoran – Kampung Bandan. Relasi baru ini dijadwalkan beroperasi sebelum bulan Oktober 2016. Selain itu dalam rangka meningkatkan daya angkut KRL, PT.KCJ akan kembali memperpanjang stamformasi KRL dari 8 kereta menjadi 10 dan 12 kereta. Dalam rangka mewujudkan rencana ini, beberapa set KRL Tokyu 8000/8500 dan Tokyo Metro 5000 akan diacak ulang agar dapat dirangkai menjadi formasi 10 atau 12 kereta per rangkaian. Ditargetkan pula pada 2017 mendatang, jalur barat antara Tanah Abang hingga Serpong dan Parungpanjang sudah dapat dilayani oleh KRL dengan stamformasi 12 kereta.
Permasalahan Layout Jalur di Stasiun Manggarai Saat Ini yang Menyebabkan Antrian
Upaya peningkatan pelayanan kepada penumpang juga terus dilakukan oleh PT.KCJ. Salah satunya dengan rencana penghilangan sistem penalti untuk Tiket Harian Berjaminan (THB). Kedepannya, penumpang yang turun di stasiun dengan tarif lebih tinggi dari tarif relasi saat pembelian THB tidak akan dikenakan penalti sebesar Rp 10.000. Penumpang tersebut cukup membayar kekurangan biaya perjalanannya di stasiun akhir untuk dapat keluar di gate out stasiun tujuan. Sistem ini sudah diberlakukan di seluruh perusahaan kereta api di Jepang. Sistem yang dinamai dengan “Fare Adjustment” ini dijadwalkan mulai diterapkan pada tahun 2017 mendatang. Sebagai fasilitas pendukung untuk diberlakukannya sistem ini, maka dibangun ruangan customer service yang juga berfungsi sebagai loket Fare Adjustment. Salah satu ruangan yang dimaksud, sudah dibangun di stasiun Jakarta Kota. Selain pembangunan loket manual untuk Fare Adjustment, PT.KCJ juga akan memesan vending machine untuk Fare Adjustment.
Integrasi moda dengan Transjakarta
Selama pembangunan besar-besaran di sektor perkeretaapian yang akan berlangsung hingga tahun 2019 mendatang, PT.KCJ terus berupaya untuk menyediakan akses transportasi alternatif jika sewaktu-waktu perjalanan KRL terganggu akibat berlangsungnya proyek. Salah satunya adalah dengan menggandeng pihak Transjakarta Busway. Setelah sebelumnya diadakan bus penghubung dari stasiun Tebet ke Kampung Melayu dan Kuningan serta dibukanya pemberhentian bus Transjakarta di depan stasiun Manggarai, PT.KCJ akan mengaktifkan kembali stasiun Mampang dan membangun stasiun baru antara Manggarai dan Jatinegara, yaitu stasiun Matraman. Setelah dua stasiun ini dibuka, PT.KCJ akan mendorong pihak Transjakarta untuk membangun akses dari stasiun ke halte busway terdekat. Diharapkan dengan kemudahan integrasi antar moda ini, penumpang yang tidak sabar saat terjebak antrian KRL masuk stasiun Manggarai dapat memilih moda transportasi lain seperti bus Transjakarta.
Direktur Utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila
Disinggung mengenai bangku sandar yang menimbulkan kontroversi di kalangan penumpang KRL, direktur utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, pihaknya tetap akan memasang bangku sandar di stasiun-stasiun yang dinilai padat penumpang. Stasiun-stasiun itu menjadi prioritas pemasangan bangku sandar karena peningkatan jumlah penumpangnya cukup tinggi dan dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan jika ruang kosong di peron kurang leluasa. Bangku sandar diharapkan dapat mengurangi jumlah penumpang yang duduk sempurna di peron, sehingga ruang kosong di peron akan bertambah.
“Ini bukan masalah bangkunya, tetapi ini masalah peningkatan jumlah penumpang di stasiun. Jumlah penumpang dan jumlah kereta terus bertambah, tapi luas peron tidak bertambah. Itu yang kami pikirkan,” ujar direktur utama PT.KCJ Muhammad Nurul Fadhila.
RE Digest | Tubagus Gemilang Pratama

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


TB Gemilang Pratama

Railway Enthusiast | Bus Enthusiast | Enterpreneur | Free Thinker with Responsibility |

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×