Asyik, Hidangan Legendaris KA Terlahir Kembali!
Peluncuran menu “Reborn the Legend” | Foto: Bisnis.com |
[11/11] – Merasa bosan dengan hidangan hangatan di atas KA? Atau rindu dengan hidangan legendaris seperti bistik dan nasi goreng segar? Tenang saja, karena sekarang hidangan legendaris tersebut telah lahir kembali dengan nama menu “Reborn the Legend”!
Seperti dilansir dari Bisnis.com, PT RESKA Multi Usaha (PT RMU) selaku anak usaha PT KAI meluncurkan sederet menu legendaris yaitu “Reborn the Legend” pada hari Jumat (10/11) kemarin di Bandung.
Mengutip dari pernyataan Plt Direktur Utama PT RMU Muh Sahli, peluncuran menu legendaris ini dilakukan demi memenuhi permintaan dari penumpang dan menambah variasi makanan di atas KA.
Menu legendaris ini sifatnya adalah fresh food (makanan segar), dan terdiri dari nasi goreng parahyangan, nasi rames nusantara, bistik, nasi harum wangi, singkong rebus, dan singkong goreng keju.
Untuk harganya sendiri, menu legendaris ini dibanderol Rp30.000 untuk nasi goreng parahyangan legend (Untuk kereta ekonomi menu ini dibanderol Rp23.000), nasi rames nusantara Rp35.000, bistik Rp45.000, nasi ayam harum wangi Rp30.000, singkong rebus Rp15.000, dan singkong goreng keju Rp15.000.
Di antara menu legendaris yang terlahir kembali, menu yang paling populer adalah nasi goreng parahyangan. Nasi goreng dengan cita rasa khas dan lengkap dengan lauk pauk berupa ayam dan telur ini berhasil menjadi sorotan ketika dilakukan tes makanan pada penumpang KA.
Inspirasi nasi goreng parahyangan ini berasal dari nasi goreng khas yang dihidangkan di atas KA Parahyangan yang beroperasi dari 1971-2010 sebelum operasionalnya dilebur bersama Argo Gede menjadi Argo Parahyangan yang sekarang kita kenal.
Nasi goreng parahyangan ini sendiri meski memang telah ada sejak beberapa waktu lalu, tetapi masih sulit ditemui, bahkan Tim REDaksi sendiri belum pernah berkesempatan mencobanya karena ketika naik KA nasi goreng ini kebetulan tidak tersedia.
Muh Sahli menambahkan bahwa nasi goreng parahyangan ini akan memenuhi selera penumpang yang rindu akan menu legendaris ini. Ia juga menjamin kualitas menu legendaris ini karena bumbu untuk masakan ini dibuat dahulu di dapur sentral sebelum kemudian dikirim ke daerah dalam kemasan.
Sementara Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo menerangkan ia berharap dengan diluncurkannya menu legendaris ini, pendapatan dari unit bisnis PT KAI akan meningkat sehingga saling menguntungkan.
Semoga saja dengan lahir kembalinya secara resmi menu-menu legendaris ini, kualitas makanan di atas KA yang dulu sempat menuai kritik akan kembali membaik secara konsisten.
Referensi
Ikko Haidar Farozy | RED