Berita KAIndonesiaKAI CommuterKereta Api

Awali Bedol Desa, JR East Kirim KRL Seri 205 Rangkaian KeYo M24 ke Jakarta

KLB penarikan KeYo M24 saat berangkat menuju Niigata | Foto: Twitter @tamagoyaki205
(5/3) – Pada waktu yang bertepatan setelah dilakukannya pengiriman KRL Tokyo Metro seri 6000 rangkaian 6122F ke pelabuhan Tokyo dari dipo Shin-Kiba, JR East memulai pengiriman KRL seri 205 eks Musashino Line dari dipo Keiyo ke stasiun Niitsu untuk selanjutnya diangkut dengan truk trailer ke pelabuhan Niigata sebelum dikapalkan ke pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) dalam rangka memenuhi kebutuhan armada dari PT. Kereta Commuter Indonesia (PT. KCI). Rute pengiriman yang dilalui yaitu Keiyo Line (Shin-Narashino – Nishi-Funabashi), Musashino Line (Nishi-Funabashi – Musashi-Urawa), Tohoku Line (Musashi-Urawa – Omiya), Takasaki Line (Omiya – Takasaki), Joetsu Line (Takasaki – Miyauchi) dan Shin’etsu Line (Miyauchi – Niitsu). Adapun rangkaian pertama yang dikirimkan menuju pelabuhan Niigata yaitu rangkaian KeYo M24 (205-33F), yang dimana rangkaian ini resmi dikonfirmasi telah mengakhiri dinasannya di Musashino Line pada tanggal 14 Februari dan ditarik ke Niitsu pada tanggal 2 Maret, lalu diangkut menuju pelabuhan Niigata setelah tiba di stasiun Niitsu pada hari yang sama. Formasi dari rangkaiannya saat pengirimannya dilakukan yaitu:

Formasi pengiriman KeYo M24 ke Niigata

Berbeda dari pengiriman yang sudah dilakukan sebelumnya, ada hal menarik yang mengejutkan banyak pecinta kereta api di Jepang maupun di Indonesia, yaitu ketika rangkaian ini ditarik oleh lok listrik seri EF81 (nomor unit 140, alokasi Nagaoka Rolling Stock Center) menuju Niigata. Sebelum penarikan ke Niigata dilaksanakan, display penampil tujuan pada trailer berkabin arah Tokyo (yaitu KuHa 205-33) sengaja dibuat oleh pegawai JR East untuk menampilkan teks “Musashino Dream For Jakarta”. Selain itu plat nomor rangkaian yang tadinya menampilkan teks “M24” diubah menjadi “1 / 42”, yang menjadi pertanda bahwa KeYo M24 adalah rangkaian pertama dari 42 rangkaian (alias semua rangkaian) seri 205 milik Musashino Line yang akan dikapalkan ke Tanjung Priok.

Display serta kode rangkaian yang telah diubah oleh pegawai JR East | Foto: Twitter @tamagoyaki205
KeYo M24 semasa masih berdinas di Musashino Line | Foto: 2427Junction
KeYo M24 mengawali dinasnya di Yamanote Line pada tanggal 13 Mei 1986 sebagai YaTe 33 (YaTe: dipo KRL Yamanote), dimana rangkaian ini dibuat oleh Kawasaki Heavy Industries di Hyogo, Kobe sebagai bagian dari rencana Japanese National Railways (JNR) untuk menggantikan seri 103 di Yamanote Line yang pada saat itu telah mengalami penuaan (termasuk dimana ada sejumlah rangkaian yang memiliki beberapa unit yang tidak dipasangi mesin AC karena total biaya pekerjaan pemasangan mesin AC yang membengkak pada saat itu). Adapun rangkaian ini dibuat pada waktu yang nyaris bersamaan dengan YaTe 34 (yang kini menjadi KeYo M25) yang diperkenalkan nyaris 1 bulan setelah YaTe 33 mulai beroperasi di Yamanote Line. Formasi dari KeYo M24 ketika diperkenalkan sebagai YaTe 33 yaitu:

Formasi awal YaTe 33
Karena pada saat itu JNR mengalami kondisi kesulitan finansial yang cukup parah (dimana ini berujung pada privatisasi JNR menjadi JR Group pada 1 April 1987), semua rangkaian seri 205 dibuat dengan perangkat traksi jenis rheostatik seperti seri 103, namun untuk menghemat konsumsi energi listrik sekaligus menghemat biaya produksi maka perangkat traksi rheostatik milik seri 205 tersebut dipasangkan dengan perangkat traksi jenis field system superimposed field excitation control untuk memungkinkan adanya perbaikan kinerja secara bertahap, seperti pengurangan konsumsi energi listrik dalam akselerasi dan deselerasi maupun memungkinkan penggunaan rem regeneratif dengan menggunakan field control yang terdapat di sistem perangkat traksi tersebut. Alhasil jika dibandingkan dengan seri 103, seri 205 mengonsumsi energi listrik dalam jumlah yang lebih rendah karena perangkat field system superimposed field excitation control dapat mengurangi beban dari resistor dalam mengendalikan energi listrik yang akan disalurkan ke motor traksi. Selain itu, panas yang dihasilkan dari perangkat resistor ketika KRL sedang beroperasi juga dapat ditekan secara signifikan, yang membuat seri 205 menjadi grup KRL yang memberi dasar dalam pengembangan perangkat traksi KRL milik JR Group (terutama JR East) di masa kini.

Untuk motor traksi yang digunakan, JNR memilih motor traksi DC tipe MT61 yang telah sukses diujicobakan di seri 713, yang dimana tenaga keluarannya sama persis dengan motor traksi tipe MT54 yang dipergunakan di sebagian besar KRL-KRL komuter dan suburban milik JNR yang dibuat di era 1960an awal hingga 1980an awal yaitu 120kW. Tetapi jika dilihat secara teknis MT61 memiliki desain teknis yang lebih sempurna dari MT54, yang pada akhirnya mampu membuat performa seri 205 menjadi lebih baik dibandingkan seri 103, baik itu dari segi torsi, luas medan listrik yang dihasilkan ketika beroperasi, maupun performa ketika beroperasi di kecepatan tinggi.

Selain itu seri 205 juga merupakan KRL pertama milik JNR yang dibuat dengan bodi stainless steel ringan yang diproduksi dengan teknologi bead press untuk mengurangi guratan pada plat bodi, dan memiliki desain muka yang diturunkan dari seri 201 yang memiliki penempatan lampu utama yang berdasarkan pada desain muka seri 203. Bahkan skema pewarnaan pada bodi kereta pun diubah dari pengecatan bodi secara penuh (seperti pada seri 103) menjadi penggunaan stiker film untuk striping bodi samping yang ditempelkan pada bagian atas dan bawah jendela. Hal ini tentunya juga membawa perubahan dalam pengembangan desain bodi berikut dengan pewarnaan bodi KRL di masa kini, yang tentunya ini dilakukan dalam rangka menghemat biaya pembuatan dan perawatan dari KRL secara keseluruhan.
Pasca privatisasi JNR pada tanggal 1 April 1987, YaTe 33 diwarisi oleh JR East. Namun terdapat modifikasi yang dilakukan oleh JR East yang dimana perangkat motor generator (MG) milik unit MoHa 204 yang terdapat di posisi tengah rangkaian dilepas, sehingga menyebabkan jumlah MG dalam satu rangkaian berkurang dari 3 unit menjadi 2 unit. Selain itu sebagai ganti dari MG yang dilepas tersebut dipasang sebuah perangkat yang memungkinkan sebuah perangkat MG untuk dapat menyuplai arus listrik sekunder ke seluruh unit dalam rangkaian jika ada salah satu perangkat MG yang mengalami kerusakan. Alhasil formasi rangkaiannya menjadi:

Formasi YaTe 33 pasca dilepasnya MG dari unit MoHa 204 paling tengah

Kemudian rangkaian ini menerima penyisipan kereta 6 pintu jenis SaHa 204 (dengan nomor unit yaitu SaHa 204-33, dibuat di Kinki Sharyo dengan tanggal pembuatan 22 November 1991) di posisi kereta nomor 10 pada periode 1991 hingga 1992 untuk meningkatkan kapasitas angkut penumpang sekaligus mengurangi kepadatan ketika penumpang sedang naik-turun kereta di stasiun pada jam-jam sibuk. Adapun formasinya yaitu:

Formasi YaTe 33 pasca penyisipan SaHa 204

Setelah mendapat jatah penyisipan kereta 6 pintu, rangkaian ini beroperasi sebagai rangkaian 11 kereta hingga dimulainya penggantian armada dari seri 205 ke seri E231-500 pada periode 2002 hingga 2005, yang dimana YaTe 33 ditarik dari dinasan pada pertengahan periode tersebut. Rangkaian ini mengalami perubahan seperti yang terdapat di tabel berikut ini:

Perubahan pola rangkaian YaTe 33 pasca ditarik dari dinasan di Yamanote Line
Di bawah ini adalah penjelasan dari perpindahan masing-masing unit dari YaTe 33:
  • SaHa 204-33: transfer ke dipo Kawagoe, dirangkai dengan HaE 3.
  • MoHa 204-99, MoHa 205-99: modif sebagai MoHa 204-5045 dan MoHa 205-5045, dirangkai dengan KeYo M23.
  • MoHa 204-98, MoHa 205-98: modif sebagai MoHa 204-5048 dan MoHa 205-5048, selesai modif diubah nomor rangkaiannya sebagai KeYo M24.
  • MoHa 204-97, MoHa 205-97: modif sebagai MoHa 204-5047 dan MoHa 205-5047, selesai modif diubah nomor rangkaiannya sebagai KeYo M24.
  • KuHa 204-33, KuHa 205-33, SaHa 205-66, SaHa 205-65: modif pemasangan rem salju tanpa mengubah nomor unitnya, selesai modif diubah nomor rangkaiannya sebagai KeYo M24.
Sedangkan proses modifikasi yang diterapkan ke unit motor car dari 205 eks Yamanote Line yang dipindahkan ke Musashino Line meliputi sebagai berikut:

  • Penggantian komponen traksi dari rheostatik + field system superimposed field excitation control menjadi Insulated Gate Bipolar Transistor Variable Voltage Variable Frequency (IGBT-VVVF) tipe SC71 buatan Toyo Denki Corporation.
  • Penggantian motor traksi dari tipe MT61 ke MT74 (tenaga keluaran sebesar 120kW) untuk menyesuaikan dengan sistem traksi VVVF yang dipasang di MoHa 205 (atas hal ini tipe bogi diubah dari DT50 menjadi DT70).
  • Pemasangan perangkat static inverter (SIV) tipe SC66B dengan kapasitas 210kVA di unit MoHa 204 yang tidak memiliki MG (dalam kasus YaTe 33, unit yang dipasangi SIV tersebut adalah MoHa 204-98 yang kemudian diubah nomornya menjadi MoHa 204-5048).
  • Pemasangan rem salju untuk memungkinkan pengereman yang lebih aman ketika musim dingin.

Proses modifikasi ini sendiri dilakukan dengan sebab yaitu terdapat kekurangan unit motor car akibat sejumlah besar MoHa 204 dan MoHa 205 dilepas untuk selanjutnya dimodifikasi sebagai unit dari subseri rangkaian pendek seperti 205-1100, 205-1200 dan 205-3100, sedangkan jika JR East ingin tetap mengoperasikan seri 205 di Musashino Line dengan jenis traksi rheostatik maka dibutuhkan formasi 6M2T (6 unit motor + 2 unit trailer), dikarenakan semua KRL Musashino Line melayani perjalanan terusan ke stasiun Tokyo via Keiyo Line (yang dimana pada petak jalur bawah tanah Keiyo Line yang membentang dari Etchujima hingga Tokyo terdapat gradien yang terhitung curam untuk jalur bawah tanah non-subway). Namun dengan menggunakan perangkat traksi VVVF dan motor traksi AC yang memiliki performa lebih baik dari motor traksi DC, performa dari formasi 4M4T (4 unit motor + 4 unit trailer) dapat menyamai performa dari formasi 6M2T tanpa perlu mengkhawatirkan kondisi tidak dapat melintasi gradien curam ketika berada di petak jalur bawah tanah Keiyo Line. Karena hal inilah motor car dari seri 205 yang menjalani proses modifikasi ini kemudian diubah nomornya menjadi subseri 5000 (dengan kata lain nomor unitnya menjadi MoHa 204-5000 dan MoHa 205-5000). Untuk trailer car (baik itu KuHa alias trailer berkabin maupun SaHa alias trailer tengah), dikarenakan tidak ada modifikasi besar-besaran yang dilakukan maka nomor unitnya dibiarkan tetap menggunakan nomor unit aslinya.

Setelah menjalani proses modifikasi yang telah dijelaskan di atas, YaTe 33 (dengan MoHa 204-99, MoHa 205-99 dan SaHa 204-33 dilepas) kemudian resmi dipindah ke dipo Keiyo sebagai KeYo M24 (yang dimana rangkaian ini merupakan rangkaian ke-24 yang masuk ke Musashino Line untuk menggantikan seri 103). Pola formasinya sendiri yaitu:

Formasi YaTe 33 setelah menjadi KeYo M24

Sejak itu KeYo M24 menjalani hari-harinya dengan melayani berbagai dinasan di Musashino Line dari Fuchu-Hommachi hingga Nishi-Funabashi (walaupun lebih sering masuk ke Keiyo Line hingga mencapai stasiun Tokyo) hingga kemudian pada periode 2016 – 2017 muncul sebuah rumor dimana KCI (pada saat rumor tersebut muncul nama resminya masih PT. KAI Commuter Jabodetabek alias KCJ) berencana membeli rangkaian seri 205 dari Musashino Line. Ketika itu informasi lebih rinci dari rangkaian yang akan dibeli belumlah jelas, sehingga kemudian banyak pecinta kereta api, termasuk pula penulis sendiri yang bertanya-tanya tentang rangkaian apa yang akan dipindahkan kesini (walaupun pada saat itu petunjuk yang telah diketahui yaitu rangkaiannya akan berasal dari grup 205-5000). Namun kemudian dengan munculnya rilis pers dari JR East yang menyatakan bahwa seluruh rangkaian seri 205 yang ada di Musashino Line akan dipindahkan ke Indonesia, maka kemudian dipastikan bahwa semua rangkaian dari grup subseri 205-5000

Pertemuan terakhir: ketika KeYo M24 mengucapkan selamat tinggal kepada KeYo M36 | Foto: Twitter @tamagoyaki205
Dengan dilakukannya pengiriman KeYo M24 ke Niigata untuk selanjutnya dikapalkan ke Tanjung Priok, maka pada waktu yang sama dimulailah “bedol desa” dari seluruh rangkaian seri 205 milik Musashino Line, baik itu grup 205-0 (termasuk M51 dan M52 yang merupakan gabungan dari unit milik eks rangkaian Nambu Line yaitu NaHa 5, 6 dan 9) maupun 205-5000 (yang didominasi oleh rangkaian eks Yamanote Line). Jika ditelusuri kembali ke tahun 2013, KCI (sejak masih bernama KCJ) telah mendatangkan sebanyak 476 unit (60 rangkaian) KRL seri 205 yang dibagi ke dalam tiga kali pengadaan yaitu sebagai berikut:

  • 180 unit (18 rangkaian formasi 10 kereta) dari Saikyo Line untuk pengadaan 2013 – 2014
  • 176 unit (22 rangkaian formasi 8 kereta) dari Yokohama Line untuk pengadaan 2014 – 2015
  • 120 unit (20 rangkaian formasi 6 kereta) dari Nambu Line untuk pengadaan 2015 – 2016

Namun dari jumlah 476 unit ini sebanyak 10 unit di antaranya mengalami kerusakan berat akibat kecelakaan di stasiun Juanda pada 23 September 2016 dan sudah dirucat, sedangkan 2 unit lainnya yang juga terlibat dalam kecelakaan tersebut disimpan di dalam Balai Yasa Manggarai. Sehingga total unit KRL seri 205 yang aktif berdinas pada saat ini adalah 464 unit, yang dibagi ke dalam 26 rangkaian formasi 10 kereta dan 17 rangkaian formasi 12 kereta. Untuk pengadaan dari Musashino Line yang dilaksanakan pada periode Maret 2018 hingga 2020 dengan jumlah sebanyak 336 unit (42 rangkaian formasi 8 kereta), ini merupakan pengadaan terbesar dalam satu kontrak yang pernah dilakukan oleh KCI sejak perusahaan tersebut didirikan pada 15 September 2008.

Saat terakhir dari KeYo M24 ketika bertemu dengan E233-5000 milik Keiyo Line | Foto: Twitter @tamagoyaki205

Di antara rangkaian-rangkaian tersebut, terdapat 5 rangkaian yang memiliki desain wajah berbeda yang disebut Marchen Face (atau bisa juga disebut sebagai “Fairy tale Face”), dengan asal mula dari penyebutan ini yaitu dikarenakan kelima rangkaian tersebut melayani perjalanan terusan dari Musashino Line ke stasiun Tokyo via Keiyo Line yang merupakan jalur akses ke Tokyo Disneyland (kini Tokyo Disney Resort), dimana desain muka tersebut dibuat untuk menggambarkan citra dari Tokyo Disneyland yang dapat menyenangkan seluruh pengunjungnya. Adapun untuk rangkaian KeYo M35 sebagai satu-satunya rangkaian Marchen Face yang dimodifikasi menjadi grup 205-5000 (dikarenakan salah satu pasangan motor carnya dimodifikasi menjadi 205-5000 dan disisipkan ke rangkaian KeYo M32), rangkaian ini dijadwalkan akan menjadi rangkaian pertama dari grup Marchen Face yang dikirimkan ke Jakarta pada pertengahan 2019 (dengan perkiraan yang didasarkan dari jadwal perawatan akhir lengkap rangkaian 205 Musashino Line di bengkel Omiya). Dan pada saat berita ini diturunkan, muncul kabar bahwa KeYo M15 (205-29F) yang merupakan rangkaian 205-5000 dengan sistem suplai listrik sekunder yang sepenuhnya mengandalkan MG telah menjalani proses penghapusan logo JR di dipo Keiyo (yang dimana ini merupakan pertanda bahwa rangkaian tersebut akan dikirim ke Jakarta). Penasaran dengan kelanjutan dari “bedol desa” terbesar dalam sejarah keberadaan KRL eks Jepang di Indonesia? Tunggu saja kabar selanjutnya.

RE Digest | Arya Dwi Pramudita

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×