Perlancar Perjalanan Babaranjang, TNI AD Akan Relokasi Puslatpur di Baturaja
[6/11]. Dalam rangka meningkatkan kapasitas operasional kereta api angkutan batubara di Sumatera Selatan, PT KAI, PT Bukit Asam, dan TNI AD menandatangani perjanjian kerjasama relokasi dan penataan kembali Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Sumatera Selatan. Penandatanganan dilakukan di ruang rapat Markas Besar Angkatan Darat, Cilangkap, Jakarta Selatan pada 30 Oktober lalu.
Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh perwakilan ketiga belah pihak yakni Komandan Kodiklat TNI AD Letjen Anto Mukti Putranto, Direktur Operasi Produksi PT BA Suryo Eko Hadiyanto, dan Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI Apriyono Wedi Chresnanto. Penandatanganan juga dihadiri oleh Dirut PT KAI Edi Sukmoro, Dirut PT BA Arviyan Arifin, serta sejumlah pejabat teras TNI AD.
Perjanjian tersebut mencakup pemberian CSR serta relokasi dan penataan kembali tempat latihan tempur TNI AD. Dalam sambutannya, Kepala Satuan Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono yang diwakili oleh Wakil Kepala Satuan Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman mengatakan rencana relokasi Puslatpur Baturaja dimaksudkan untuk memperlancar angkutan kereta api batubara serta untuk memberikan rasa aman bagi warga sekitar dan meminimalisir resiko akibat kecelakaan latihan.
Sebenarnya ketika TNI AD mengadakan latihan tempur di Puslatpur Baturaja ada sebuah momen yang menarik. Saat latihan kita dapat melihat kendaraan tempur seperti tank, kendaraan angkutan pasukan, dan lain sebagainya menyeberangi jalur kereta api. Biasanya ketika kendaraan tempur diseberangkan, akan diberlakukan window time atau penutupan jalur selama penyeberangan berlangsung yang tentunya akan sedikit mengganggu perjalanan kereta api.
Rencananya relokasi dan penataan kembali Puslatpur Baturaja akan mulai dilakukan pada Januari 2019 mendatang. Dengan direlokasinya Puslatpur, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas angkut batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan dari yang sebelumnya 20 juta ton pada 2018 jadi 25 juta ton pada 2020 dan 45 juta ton pada 2023.
(RED/BTS)