EventRED Citizen Journalism

JakLingko Indonesia Gelar Seminar TerWhoBung, Undang Syafrin Liputo Bahas Tarif Integrasi Transportasi

(Kiri ke kanan). Danish Anisa sebagai moderator Seminar TerWhoBung JakLingko, Syafrin Liputo selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan M. Kamaluddin sebagai Direktur Utama JakLingko | Foto: Adrian Falah Diratama

REDigest.web.id, 24/6 – Jumat lalu (17/6), Tim REDaksi mendapat undangan oleh PT JakLingko Indonesia untuk mengikuti seminar di Panggung Utama Anjungan DKI Hall C1 JiExpo Kemayoran. Seminar yang berjudul ‘TerWhoBung di Jakarta Fair 2022: Bincang Santai Seputar Aplikasi JakLingko dan Tarif Integrasi’ ini menghadirkan M. Kamaluddin sebagai Direktur Utama PT JakLingko Indonesia dan Syafrin Liputo selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Perubahan Prioritas DKI Jakarta: Dari Kendaraan Pribadi ke Pergerakan Jalan Kaki

Tidak hanya digelar luring, Seminar TerWhoBung juga disiarkan secara daring melalui kanal YouTube JakLingko Indonesia. Acara dimulai pada pukul 17.00 WIB dengan paparan presentasi diawali oleh Syafrin Liputo selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Pembahasan dimulai dari pemaparan prioritas dalam berlalu-lintas di Jakarta yang mulai diberlakukan sejak Dishub DKI Jakarta mendapatkan data yang menyebutkan Jakarta sebagai salah satu kota termacet di dunia.

Berbeda dengan masa sebelumnya yang lebih memrioritaskan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil, saat ini DKI Jakarta mendahulukan pergerakan pejalan kaki sebagai pendukung utama mobilitas di perkotaan. Perubahan ini hadir karena adanya perubahan pemikiran tata kota secara global. Pemikiran ini menyatakan kaki merupakan alat transportasi paling mudah digunakan oleh manusia karena merupakan anggota badannya. Dengan berjalan kaki, polusi di perkotaan dapat ditekan secara signifikan sekaligus memberikan efek yang baik bagi kesehatan diri sendiri.

Prioritas berikutnya diberikan untuk sepeda sebagai perpanjangan dari kegiatan yang didasarkan kepada pergerakan kaki. Sepeda dapat menggerakkan orang lebih cepat daripada berjalan kaki namun tidak memiliki asap sebagai gas buang karena hanya mengeluarkan keringat dari tubuh manusia. Walhasil, manfaat yang didapatkan sama dengan mereka yang memilih untuk berjalan kaki. Pemprov DKI melalui Dinas Perhubungan telah membangun jalur sepeda dan memperluasnya ke berbagai wilayah di Jakarta.

Baru-baru ini, Pemprov juga menggencarkan pengenalan kendaraan berbahan bakar listrik sebagai solusi bertransportasi di Ibukota. Tidak heran apabila kendaraan jenis ini masuk ke dalam prioritas ketiga transportasi di sana. Meskipun kendaraan pribadi listrik tetap dapat menimbulkan kemacetan, setidaknya polusi udara dapat dikurangi secara perlahan-lahan. Masyarakat tetap diupayakan untuk menggunakan transportasi umum karena saat ini bus TransJakarta berbahan bakar Listrik juga tengah melakukan uji coba di jalan-jalan protokol DKI Jakarta.

Prioritas terakhir ialah kendaraan berbahan bakar fosil yang sampai saat ini tengah menguasai jalanan di ibukota negara. Kendaraan jenis ini dianggap tidak cocok untuk pemakaian di masa mendatang seiring dengan peningkatan kepedulian masyarakat dunia terhadap permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar tidak ramah lingkungan. Untuk itu, pemahaman lama seperti penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil akan ditinggalkan dan dilupakan.

Upaya Peningkatan Penggunaan Transportasi Umum Jabodetabek

Pembahasan berikutnya dalam Seminar TerWhoBung JakLingko merupakan upaya yang tengah dilakukan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum oleh masyarakat di DKI Jakarta dan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Beberapa upaya tersebut di antaranya seperti perbaikan dan peningkatan jalur yang telah ada, integrasi rute dari berbagai moda transportasi seperti Transjakarta (termasuk angkot Mikrotrans), MRT Jakarta, LRT Jakarta, KAI Commuter Line, dan KAI LRT Jabodebek.

JakLingko Indonesia selanjutnya dikenalkan sebagai sistem yang menaungi transportasi umum dengan teknologi untuk mengintegrasikan sistem pembayarannya. Dengan demikian, penumpang akan dipermudah dalam perpindahan moda transportasi sehingga tidak perlu menggunakan banyak kartu ataupun aplikasi secara bersamaan. Beberapa upaya berikutnya merupakan hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan pendirian PT JakLingko Indonesia yakni integrasi tarif dan pembayaran serta integrasi tarif dan informasi. Kedua hal ini akan dikupas lebih dalam oleh M. Kamaluddin selaku Direktur Utama PT Jaklingko Indonesia pada beberapa paragraf di bawah.

Selain itu, dalam mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, Dishub DKI selama ini telah, sedang, dan akan memberlakukan beberapa kebijakan seperti pembatasan lalu lintas melalui kebijakan 3 in 1‒yang mewajibkan pengendara untuk mengisi kendaraannya dengan jumlah minimal tiga orang dalam waktu yang telah ditentukan‒(sekarang sudah tidak berlaku), pemberlakuan ganjil genap (GaGe)‒yang memaksa pengguna kendaraan roda empat untuk hanya menggunakan kendaraan dengan plat nomor yang memiliki angka belakang sesuai dengan tanggal pemberlakuan‒, pengendalian lalu lintas elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP)‒dengan mewajibkan pengendara kendaraan roda empat membayar biaya jalan yang akan dilintasi‒ (akan berlaku pada tahun mendatang), serta pengubahan fungsi parkir dari tempat parkir sepeda motor menjadi instrumen pengendalian lalu lintas Jakarta.

Meskipun kemacetan di Jakarta belum dapat dihilangkan sepenuhnya, Jakarta telah menerima penghargaan Sustainable City dari ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) pada tahun 2020 sebagai juara 2. Setahun berikutnya, Jakarta mencapai podium dengan menjadi juara 1 Sustainable City. Sekadar informasi, penghargaan Sustainable Cities merupakan penghargaan tahunan dari ITDP terhadap kota-kota di dunia yang telah mengupayakan perubahan lanskap tata kota untuk mendekatkan orang kepada aktivitas yang terdapat di dalam bangunan ataupun pada area terbuka melalui kemudahan akses berjalan kaki dan bersepeda serta integrasi transportasi umum yang memudahkan perpindahan antar moda.

Paparan Produk JakLingko

M. Kamaluddin sebagai Direktur Utama PT JakLingko Indonesia pun membawakan paparan selanjutnya pada Seminar TerWhoBung ini. Awalnya ia memperkenalkan perusahaan tempatnya bekerja sebagai perusahaan swasta start-up yang dibentuk oleh kumpulan BUMD di DKI Jakarta seperti PT Transportasi Jakarta (TJ), PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, dan PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta. Di sisi lain, PT MITJ (Moda Integrasi Transportasi Jakarta) merupakan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta dengan PT KAI (Kereta Api Indonesia).

Pada kesempatan ini, ia memperkenalkan beberapa produk yang dimiliki oleh PT JakLingko Indonesia seperti kartu transportasi baru berwarna hitam bernama kartu transportasi JakLingko. Kartu ini merupakan hasil kerja sama dengan KAI Commuter (PT Kereta Commuter Indonesia/ KCI). Oleh karena itu, basis kartunya ialah KMT (Kartu Multi Trip) yang biasa digunakan pada moda Commuter Line (CL) meskipun terdapat beberapa perubahan dari segi fisik dan fungsi.

Kartu Transportasi JakLingo

Pada fisik bagian depan kartu transportasi JakLingko terdapat logo KAI Commuter, MRT Jakarta, Transjakarta, LRT Jakarta, dan KAI Bandara yang menandakan kartu tersebut dapat (atau akan dapat) digunakan pada moda transportasi tersebut. Saat ini, kartu tersebut baru dapat digunakan di moda Commuter Line, MRTJ, beberapa armada TJ, dan LRTJ. Kartu belum dapat digunakan pada moda Raillink‒milik KAI Bandara‒, armada TJ non-BRT‒yang biasanya berhenti di tepi jalan‒, dan armada angkot Mikrotrans. Sebagai upaya pelurusan makna, terdapat kesalahan yang sering terjadi melalui penyebutan nama ‘angkot JakLingko’. Angkot ini sebenarnya bernama Mikrotrans karena merupakan sistem hasil pembelian layanan oleh PT Transjakarta terhadap koperasi-koperasi pengelolanya.

Sisi depan kartu transportasi JakLingko. Terdapat logo JakLingko Indonesia Card dan logo operator transportasi seperti KAI Commuter, MRT Jakarta, Transjakarta, LRT Jakarta, dan KAI Bandara. | Foto: Adrian Falah Diratama
Sisi belakang kartu transportasi JakLingko. Adanya informasi mengenai KMT seperti syarat dan ketentuan, media sosial, alamat, serta garis pengaman menandakan kartu ini diproduksi oleh KAI Commuter/ PT KCI. | Foto: Adrian Falah Diratama

Aplikasi JakLingko

Produk lainnya dari PT JakLingko Indonesia ialah aplikasi JakLingko yang dapat diunduh melalui Google Play Store dan Apple App Store. Aplikasi ini termasuk aplikasi super (super app) yang dapat melakukan banyak hal namun fungsi utamanya adalah melakukan pembelian tiket perjalanan transportasi umum. Pengguna dapat merencanakan perjalanan dengan mengisi tempat asal (juga dapat dilakukan melalui GPS) dan tempat tujuannya.

Halaman awal (beranda) aplikasi JakLingko | Foto: Adrian Falah Diratama

Kemudian aplikasi akan memberikan saran perjalanan dengan moda transportasi yang bekerja sama dengan JakLingko termasuk Grab Indonesia yang baru-baru ini juga bekerja sama sehingga memudahkan orang untuk melakukan perjalanan secara first mile last mile. Pengguna dapat melihat estimasi waktu tempuh maupun bagan transportasi yang akan, sedang, dan telah dinaiki untuk sampai ke tujuan. Saldo yang diisi melalui Fello akan terpotong pada awal pembayaran seperti aplikasi pembayaran pada umumnya.

Pembaca dapat menggunakan tiket yang terbeli secara berkelanjutan pada berbagai moda hingga pengguna tiba pada tempat tujuan. Ke depannya, aplikasi akan terhubung dengan kartu transportasi JakLingko sehingga memungkinkan pengguna menggunakan kartu untuk masuk ke dalam layanan transportasi dan menyimpan gawainya.

Riwayat pembelian tiket melalui aplikasi JakLingko. Tampak aplikasi ini mendukung pembelian tiket antarmoda seperti Commuter Line (CL), Transjakarta (TJ), dan LRT Jakarta (LRTJ). | Foto: Adrian Falah Diratama
KaTe atau Kartu Transportasi merupakan fitur di dalam aplikasi JakLingko untuk mengintegrasikan aplikasi dengan kartu transportasi JakLingko. Dengan begitu, jumlah saldo di dalam aplikasi akan berjumlah sama dengan jumlah saldo di dalam kartu. | Foto: Adrian Falah Diratama

Tarif Integrasi

Baru-baru ini ada perbincangan yang menjadi pembahasan media arus utama yakni rencana integrasi tarif layanan transportasi umum seperti TransJakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Komisi B dan Komisi C DPRD DKI Jakarta pun kabarnya telah menyetujui rencana ini. Dalam seminar TerWhoBung ini, Menurut M. Kamaluddin tarif integrasi tidak akan mengubah tarif yang telah ada pada masing-masing layanan transportasi karena hanya berlaku pada kartu transportasi dan aplikasi super milik JakLingko. Selain itu bagi mereka yang menggunakan keduanya, tarif integrasi pun hanya berlaku apabila mereka menggunakan lebih dari satu moda dalam satu perjalanan.

Misalnya ketika pengguna ingin berpergian dari Lebak Bulus menuju Kota Tua dengan menggunakan MRT Jakarta dari Stasiun Lebak Bulus (LBB) menuju Stasiun Bundaran HI (BHI). Selanjutnya ia berpindah menggunakan Transjakarta dari Halte Bundaran HI menuju Halte Kota. Jika menggunakan tarif dasar operator, perlu tarif total sebesar Rp17.500,- dari akumulasi biaya menaiki MRT Jakarta sebesar Rp14.000,- dan biaya menggunakan layanan TransJakarta seharga Rp3.500,-. Apabila pengguna menggunakan kartu transportasi dan aplikasi JakLingko, ia hanya akan membayar sebesar Rp10.000,-. Tarif integrasi juga berlaku apabila pengguna menggunakan kombinasi dengan layanan lainnya seperti LRT Jakarta.

Mengenai integrasi dengan tarif Commuter Line (CL), hal ini belum menjadi pembahasan karena KAI Commuter (PT Kereta Commuter Indonesia/ KCI) sebagai pengelola CL bukan merupakan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) DKI Jakarta melainkan anak perusahaan dari PT KAI (Kereta Api Indonesia). Di sisi lain, pengurusan PSO (Public Service Obligation – Subsidi) CL selama ini selalu menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). (RED Citizen/Adrian Falah Diratama/GM-MarKA)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×