Berita KAInternasionalKereta Api

Pegawai KA di Inggris dan Perancis Lancarkan Mogok Massal

Pegawai yang tergabung serikat pekerja RMT sedang melancarkan aksi mogok kerja dengan menuntut pengurangan profit alih-alih pekerjaan dan layanan | Foto: The Guardian

REDigest.web.id, 29/6 – Selama beberapa hari ini, keadaan dunia transportasi khususnya di Eropa sedang bergejolak. Pasalnya terjadi kekacauan di moda transportasi, khususnya kereta api di beberapa negara Eropa. Pegawai perkeretaapian di Inggris telah melancarkan aksi mogok kerja pada pekan lalu, sementara pegawai perkeretaapian Perancis mengancam aksi mogok kerja pada 6 Juli mendatang.

Aksi Mogok di Inggris

Aksi mogok di Inggris telah bermula tepat satu pekan lalu, yakni Selasa (21/6). Melansir dari The Guardian, aksi mogok ini telah berlangsung selama tiga hari, yakni pada Selasa, Kamis (23/6), dan Sabtu (25/6). Selama aksi mogok, layanan kereta api di Inggris berlangsung dengan frekuensi sangat terbatas.

Layanan KA di berbagai operator hanya beroperasi dari pukul 07.30 pagi hingga 18.30 sore waktu setempat. Sedangkan pada Rabu, Jumat, dan Minggu layanan KA beroperasi hanya 60% dari kapasitas. Beberapa operator yang terdampak di antaranya adalah Chiltern, Cross Country, East Midlands Railway, Greater Anglia, Great Western, dan beberapa operator lainnya.

Melansir dari The Telegraph, aksi mogok ini berlangsung karena gagal tercapainya kesepakatan antara serikat pekerja Rail, Maritime, and Transport Workers (RMT) dan Transport Salaried Staffs’ Association (TSSA) dengan Network Rail terkait gaji dan pemutusan hubungan kerja. Serikat pekerja RMT mengklaim 2.500 karyawan terancam terkena PHK dan para pekerja telah mengalami penundaan gaji selama berbulan-bulan.

Sementara serikat pekerja TSSA meminta tidak ada PHK pada tahun 2022, tidak ada perubahan kesepakatan kecuali para pegawai menyetujui, dan peningkatan gaji sesuai inflasi. National Rail pun merespons bahwa pihak pegawai harus sadar mereka merupakan badan pelayanan umum, dan peningkatan gaji harus tidak memberatkan pembayar pajak.

Selain itu, dari IBTimes, Chef Executive Network Rail Andrew Haines menyayangkan tindakan RMT. Menurutnya RMT terlalu prematur dalam melancarkan aksi mogok mereka dan membuat pengguna menderita di hari Sabtu.

Mogok juga Terjadi di London Underground

Bahkan jaringan London Underground, terkenal sebagai “Tube” juga mengalami mogok kerja pada 21 Juni. Melansir dari The Telegraph, Aksi mogok ini berlangsung selama 24 jam dari pukul 8 pagi hingga pukul 8 pagi hari Kamis waktu setempat. Aksi mogok kerja ini berlangsung akibat protes pegawai terhadap kebijakan Transport for London (TfL) untuk melakukan efisiensi.

Menurut TfL, mereka telah diperintahkan pemrintah Inggris untuk menekan harga demi mencapai keberlangsungan finansial sebelum 2023. Terkait posisi kerja, TfL mengklaim tidak akan ada pemutusan hubungan kerja, tetapi sekitar 500-600 posisi tidak akan dibuka kembali begitu lowong.

Ancaman Aksi Mogok di Perancis

Pegawai SNCF menduduki Stasiun Gare de Lyon, 2019 | Foto: Railly News

Tidak hanya di Inggris, ancaman aksi mogok kerja juga terjadi di Perancis. Melansir dari The Local, serikat pekerja CFDT, Sud-Rail, dan CGT telah sepakat untuk melakukan mogok kerja. Sementara serikat pekerja Unsa masih belum mengumumkan. Ketiga serikat ini telah merencanakan aksi mogok pada tanggal 6 Juli mendatang, sehari sebelum libur musim panas anak sekolah di Perancis.

Mirip dengan di Inggris, para serikat pekerja menuntut kenaikan gaji untuk menghadapi krisis biaya hidup. Serikat pekerja juga menuntut agar ada peningkatan gaji secara umum, dan reevaluasi tunjangan, bonus, dan ganti rugi. Rencananya aksi mogok ini akan berlangsung selama satu hari, di mana operator KA Perancis, SNCF akan menyusun Gapeka terbatas yang akan terbit pada sore hari sebelum aksi mogok. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×