KAI CommuterKereta Api

KAI Commuter Dan Komunitas Pengguna KRL Diskusi Santai Pengenalan Manajemen Baru

KAI Commuter
Pengenalan manajemen baru KAI Commuter kepada perwakilan komunitas pengguna KRL dari berbagai jalur. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

REDigest.web.id, 26/2 – Di suatu waktu pada sebuah instansi, perubahan struktur manajemen adalah hal yang lumrah, baik karena pindah dinas, pindah jabatan, hingga purnatugas. Demikian juga yang saat ini dilakukan oleh KAI Commuter di mana terdapat nama-nama baru yang menjabat pada tugasnya masing-masing.

Bertempat di Tjikini Lima: Function House & Eatery, KAI Commuter bersama beberapa perwakilan dari komunitas pengguna KRL melakukan diskusi santai sambil pengenalan dengan manajemen baru, di antaranya Suryawan Putra Hia sebagai Direktur Utama KAI Commuter, Awan Hermawan Purwadinata sebagai Direktur Operasi Kereta Api, Broer Rizal sebagai Direktur Operasional dan Pelaksana KAI Commuter, dan Iwan Eka Putra sebagai kepala Daerah Operasi 1 Jakarta.

Dimulai dari Suryawan, ia bercerita bahwa dahulu ia pernah bekerja sebagai petugas sinyal dan telekomunikasi (sintel), listrik aliran atas (LAA), hingga membantu penumpang kereta yang meninggal akibat tersetrum pantograf di atap KRL. Sebelum di Jakarta, Suryawan pernah berdinas di penempatan wilayah seperti Padang, Medan, Lampung, Surabaya, dan lain-lain. Untuk tugas juga bermacam-macam, salah satunya sebagai wakil direktur utama penumpang.

Lanjut Suryawan, saat ini KRL Commuter Line telah berevolusi melakukan perubahan yang semakin baik, beliau menambahkan semua nilai positif tersebut berkat kerja sama antara pengguna, penyedia, dan operator. Di mana semua unsur tersebut saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Karena itu, tegasnya jumlah penumpang KRL Commuter Line telah mencapai rata-rata di angka 750.000 dengan puncak penumpang terbanyak sebesar 850.000 yang rutin terjadi pada hari senin dan Jumat. Tantangan saat peak hour menurut Suryawan bukan tentang jumlah kereta ataupun frekuensi, melainkan standar pelayanan yang sama terkhususnya di semua stasiun.

Imbuhnya, hal-hal detail semacam musholla kecil atau toilet bau atau akses jalanan dari dan menuju stasiun yang becek menjadi salah satu perhatian yang penting. Selain itu mengandalkan masukan dari pengguna juga tidak kalah penting karena penumpang ataupun pengguna lebih detail dan mengetahui kejadian di lapangan.

Meski demikian, beberapa masukan butuh waktu yang cukup lama, salah satunya seperti pemasangan overkapping (atap yang memayungi kereta saat berhenti) di stasiun Bogor yang belum terealisasi dan rencananya bekerja sama dengan Pemda Bogor.

Selanjutnya oleh Awan Hermawan Purwadinata, ia menceritakan terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, segala trainset KRL yang tersedia dijalankan kecuali untuk trainset yang akan melakukan perawatan. Terlebih KRL semakin berkembang, selain di kawasan sekitar Jakarta KRL juga tersedia di Jogja-Solo.

Terakhir oleh Iwan Eka Putra, ia menjelaskan secara singkat mengenai Daerah Operasi 1 Jakarta memiliki jangkauan wilayah yang meliputi 109 stasiun dari Merak, Cikampek, ataupun Sukabumi baik sarana dan prasarana yang tersedia, termasuk pengoperasian KRL Commuter Line.

Ngobrol santai
Partisipasi dari perwakilan komunitas pengguna KRL dalam acara ngobrol santai ini. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Pada sesi tanya jawab terdapat beberapa pertanyaan yang di ajukan dari beberapa komunitas, seperti penambahan jadwal kereta pada salah satu stasiun, keberadaan celah peron yang jauh, hingga usulan stasiun kereta kerja sama dengan UMKM. Dari beberapa pertanyaan tersebut akan menjadi masukan dan yang segera dikerjakan akan masuk sebagai skala prioritas.

Acara berakhir dengan foto bersama dan makan malam bersama. Dengan pengenalan manajemen baru khususnya pada KAI Commuter dapat membantu, mengenalkan, dan menjembatani antara pemangku kebijakan di KAI Commuter dengan pengguna KRL Commuter Line. (RED/EPP)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×