BusBus Rapid Transit/PerkotaanCerita PenulisKolomTransJakarta

Begini Pengalaman Mencoba Halte TransJakarta BNN yang Baru

 

Bus TransJakarta Koridor 9C pada hari pertama uji coba Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Bus TransJakarta Koridor 9C pada hari pertama uji coba Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

REDigest.web.id, 27/3 – PT Transportasi Jakarta baru saja membuka uji coba Halte TransJakarta (TJ) BNN (baru) pada Jumat (24/12) silam. Uji coba ini dalam rangka meningkatkan pelayanan TransJakarta terhadap penumpangnya. Sekadar informasi, seharusnya hanya ada satu Halte TJ BNN namun Halte TJ BNN yang telah ada sebelumnya sepertinya merupakan halte sementara imbas proyek LRT Jabodebek sehingga bernama Halte TJ BNN (lama) sementara Halte TJ BNN yang sedang uji coba mendapat nama Halte TJ BNN (baru).

Stasiun KAI LRT Jabodebek Cawang berwarna kuning, dilihat sisi selatan Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Stasiun KAI LRT Jabodebek Cawang berwarna kuning, dilihat sisi selatan Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Telah Mengetahui Langsung

Penulis sebenarnya telah mengetahui ini pada pagi hari ketika menggunakan layanan TransJakarta Koridor 9 yang melayani rute Halte TJ Pinang Ranti – Halte TJ Pluit. Bus TransJakarta yang penulis naiki tiba-tiba berbelok ke kanan setelah berangkat dari Halte TJ BNN (lama) arah barat (Cawang, Kuningan, Semanggi, Grogol, Pluit). Bus ternyata berhenti di Halte TJ BNN (baru) arah barat dan melayani turun-naik penumpang. Namun penulis tidak memutuskan untuk turun karena harus berangkat menuju tempat kerja.

Petugas mengerjakan Stasiun KAI LRT Jabodebek. Foto diambil dari sisi utara Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Petugas mengerjakan Stasiun KAI LRT Jabodebek. Foto diambil dari sisi utara Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Kesan Penulis

Sepulang dari bekerja, penulis kembali menggunakan layanan TransJakarta pada koridor yang sama namun menuju arah sebaliknya yakni Koridor 9 melayani Halte TJ Pluit menuju Halte TJ Pinang Ranti. Penulis baru tiba di Halte TJ BNN (baru) pada pukul 19:30 WIB. Sesampainya di halte, penulis mencoba berkeliling halte sambil mengambil foto dengan gawai. Berikut kesan yang penulis dapatkan saat berada di hari pertama pembukaan halte ini.

Suasana hari pertama uji coba operasi Halte TJ BNN (baru). Perhatikan kolom besar di tengah yang menganggu arus penumpang di sekitar Pintu C | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Suasana hari pertama uji coba operasi Halte TJ BNN (baru). Perhatikan kolom besar di tengah yang menganggu arus penumpang di sekitar Pintu C | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Kolom Pengganggu Arus Penumpang

Kesan pertama penulis ialah peron halte yang terasa lebih lega dibandingkan Halte TJ BNN (lama) yang berada di timur Halte TJ BNN (baru). Namun, kesan ini langsung hilang ketika penulis melihat adanya tiang besar berbentuk segi empat dengan penempatan yang aneh. Tiang ini mengingatkan penulis pada kolom besar di peron-peron bawah Stasiun KAI Manggarai yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (DJKA Kemenhub RI). Sampai saat ini, peron-peron stasiun tersebut masih melayani Commuter Line Lin Biru Cikarang/ Bekasi – Kampung Bandan PP.

Seorang penumpang TransJakarta sedang bertanya kepada seorang Pramusapa Transjakarta. Kolom berukuran besar terlihat memenuhi peron halte sebelah selatan (arah barat) dan menyulitkan akses penumpang berjalan kaki | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Seorang penumpang TransJakarta sedang bertanya kepada seorang Pramusapa Transjakarta. Kolom berukuran besar terlihat memenuhi peron halte sebelah selatan (arah barat) dan menyulitkan akses penumpang berjalan kaki | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Kembali ke pembahasan Halte TJ BNN (baru), tiang tersebut pasti akan mengganggu arus perpindahan penumpang (flow). Bagaimana tidak, lebar tiang tersebut memakan sekitar 3/4 ruang bagi penumpang TransJakarta arah barat. Ruang tersisa hanya dapat dilalui oleh seorang penumpang yang berjalan satu arah. Sejujurnya penulis tidak mengetahui mengapa ada tiang berukuran sebesar itu di tengah-tengah peron halte. Dugaan yang paling memungkinkan ialah tiang tersebut merupakan kolom Stasiun KAI LRT Jabodebek Cawang.

Celah berjalan yang sangat sempit antara pintu peron (PSD) dengan kolom. Apakah PT TransJakarta terinspirasi dari peron bawah Stasiun KAI Manggarai? | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Celah berjalan yang sangat sempit antara pintu peron (PSD) dengan kolom. Apakah PT TransJakarta terinspirasi dari peron bawah Stasiun KAI Manggarai? | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Harus Memrioritaskan Kebutuhan Pengguna Transportasi Umum

Mungkin sebaiknya peron sisi selatan Halte TJ BNN (baru) diperlebar ke arah selatan hingga jarak tiang sisi selatan ke pintu peron (PSD/Platform Screen Doors) memiliki jarak yang sama dengan jarak tiang sisi utara ke pintu peron (PSD/ Platform Screen Doors). Sebenarnya tidak masalah mengambil ruas jalan umum kendaraan pribadi berlalu-lalang. Bukankah kebutuhan transportasi umum harus selalu diprioritaskan?

Undakan lantai peron L dan M pada Halte TJ BNN (baru). Sebenarnya undakan ini berbahaya, penumpang yang tidak melihatnya karena situasi sedang ramai mungkin saja akan tersandung dan jatuh | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Undakan lantai peron L dan M pada Halte TJ BNN (baru). Sebenarnya undakan ini berbahaya, penumpang yang tidak melihatnya karena situasi sedang ramai mungkin saja akan tersandung dan jatuh | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Undakan Pembawa Celaka

Kejanggalan lainnya yang penulis temukan ialah undakan lantai peron halte sisi utara yang berada pada pintu peron L dan M. Pintu L melayani Koridor 9 (Pluit – Pinang Ranti) dan Koridor 9C (Bundaran Senayan – Pinang Ranti). Adapun Pintu M melayani Koridor 9 (Pluit – Pinang Ranti), Koridor 9C (Bundaran Senayan – Pinang Ranti), dan 9M (Halimun – Pinang Ranti). Pada lantai peron dari pintu lainnya, undakan serupa tidak ditemukan.

Sisi timur peron Halte TJ BNN (baru) yang nantinya akan menjadi arah untuk berpindah moda menggunakan moda LRT Jabodebek | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Sisi timur peron Halte TJ BNN (baru) yang nantinya akan menjadi arah untuk berpindah moda menggunakan moda LRT Jabodebek | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Akses transit menuju layanan LRT Jabodebek yang belum selesai dikerjakan | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Akses transit menuju layanan LRT Jabodebek yang belum selesai dikerjakan | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Sarana Integrasi Belum Rampung

Berikutnya penulis mencoba berjalan menuju arah timur untuk melihat perkembangan pembangunan bangunan fisik integrasi antara Halte TJ BNN (baru) dengan Stasiun KAI LRT Jabodebek Cawang. Ternyata pembangunan belum selesai namun gate, vending machine, dan Peta Integrasi Transportasi Umum Jakarta telah terpasang. Untuk gate layarnya masih mati sementara layar vending machine terpantau telah menyala. Penulis lupa mencoba apakah vending machine dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Mesin gate yang belum berfungsi | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Mesin gate yang belum berfungsi | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Vending Machine yang dapat diakses tanpa harus tap out terlebih dahulu | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Vending Machine yang dapat diakses tanpa harus tap out terlebih dahulu | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Peta Integrasi Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Peta Integrasi Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Membicarakan Kelengkapan Halte

Penulis kemudian berjalan kembali menuju sisi barat peron Halte TJ BNN (baru). Di sepanjang peron penulis kembali menemukan papan informasi halte, alat ukur barang bawaan, informasi uji coba Halte TJ BNN (baru), bangku berjumlah empat tempat duduk, tempat sampah, papan informasi penumpang (PIDS/ Passenger Information Display) berbentuk televisi, kamera pengawas, wayfinding, musala, satu toilet khusus disabilitas, serta satu toilet yang tidak dikhususkan untuk gender tertentu (campuran).

Papan informasi Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Papan informasi Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Alat ukur barang bawaan | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Alat ukur barang bawaan | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Informasi uji coba Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Informasi uji coba Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Satu bangku yang berisikan empat tempat duduk beserta informasi kategori Perista | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Satu bangku yang berisikan empat tempat duduk beserta informasi kategori Perista | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Penumpang duduk di atas bangku sambil menunggu bus TransJakarta tiba. Di samping bangku terdapat tong sampah berwarna krom | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Penumpang duduk di atas bangku sambil menunggu bus TransJakarta tiba. Di samping bangku terdapat tong sampah berwarna krom | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Salah satu wayfinding pada Halte TJ BNN (baru) yang menampilkan arah menuju toilet, toilet khusus disabilitas, dan musala | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Salah satu wayfinding pada Halte TJ BNN (baru) yang menampilkan arah menuju toilet, toilet khusus disabilitas, dan musala | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Papan informasi penumpang beserta kamera pengawas | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Papan informasi penumpang beserta kamera pengawas | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Toilet khusus disabilitas dan toilet campuran pada ujung barat Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Toilet khusus disabilitas dan toilet campuran pada ujung barat Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Seputar Fasilitas Toilet

Dua toilet tersebut berada di ujung barat Halte TJ BNN (baru). Toilet campuran memiliki fasilitas kloset duduk, selang air, cermin, wastafel, serta alat pengering tangan. Kondisi lantai terlihat kotor tetapi kloset dan wastafel dalam keadaan bersih. Lampu yang terpasang juga terang. Penulis kembali lupa untuk mengecek apakah air pada kloset dan wastafel berfungsi normal.

Kloset dan selang air pada toilet campuran Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Kloset dan selang air pada toilet campuran Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Cermin, wastafel, dan alat pengering tangan pada toilet campuran Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Cermin, wastafel, dan alat pengering tangan pada toilet campuran Halte TJ BNN (baru) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Kesadaran terhadap Alam Tropis Indonesia

Berbeda dari Halte TJ model lama seperti Halte TJ BNN (lama), Halte TJ BNN (baru) sepertinya tidak memiliki atap dan tembok berbahan seng yang seringkali membuat penumpang merasa gerah terutama pada siang hari. Struktur bangunannya juga terbuka sehingga memungkinkan udara di sekitar memasuki halte. Pada bagian atap juga terdapat kipas yang membantu perputaran angin. Lebih baik lagi, Halte TJ BNN (baru) memiliki blok taktil sehingga akan memudahkan pergerakan penumpang penyandang disabilitas yang menggunakan layanan TransJakarta.

Ciri khas halte TJ model baru ialah penggunaan tembok dari panel aluminium sebagai pengganti tembok berbahan seng serta arsitektur bangunan yang lebih terbuka untuk menyesuaikan iklim tropis di Indonesia | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Ciri khas halte TJ model baru ialah penggunaan tembok dari panel aluminium sebagai pengganti tembok berbahan seng serta arsitektur bangunan yang lebih terbuka untuk menyesuaikan iklim tropis di Indonesia | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Penggunaan kipas membantu peredaran udara yang lebih baik pada peron halte | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Penggunaan kipas membantu peredaran udara yang lebih baik pada peron halte | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Rute TransJakarta yang Melewati Halte

Terakhir, penulis akan membahas mengenai jumlah pintu pada peron halte ini sekaligus layanan TransJakarta yang berhenti pada pintu-pintu tersebut. Halte TJ BNN (baru) memiliki total 12 pintu peron dari pintu A sampai dengan pintu M. Setiap pintu didatangi oleh bus dengan rute yang berbeda-beda. Berikut disajikan tabel daftar nama pintu beserta rutenya.

Pintu Arah Nomor Rute Layanan
A Timur 9 Pinang Ranti >>> Pluit BRT
9A PGC 2 >>> Grogol 2
7D Kampung Rambutan >>> Pancoran Tugu Non-BRT
B Timur 9 Pinang Ranti >>> Pluit BRT
9A PGC 2 >>> Grogol 2
9C Pinang Ranti >>> Bundaran Senayan
C Timur 9 Pinang Ranti >>> Pluit BRT
9A PGC 2 >>> Grogol 2
9C Pinang Ranti >>> Bundaran Senayan
D Timur 5C PGC 1 >>> Monas BRT
5D PGC 1 >>> Ancol
E Timur 5C PGC 1 >>> Monas BRT
5D PGC 1 >>> Ancol
F Timur 7 Kampung Rambutan >>> Kampung Melayu BRT
G Barat B21 Pancoran Tugu >>> Bekasi Timur Non BRT
H Barat B11 Pancoran Tugu >>> Summarecon Bekasi Non BRT
J Barat 9A Grogol 2 >>> PGC 2 BRT
5C Monas >>> PGC 1
5D Ancol >>> PGC 1
7 Kampung Melayu >>> Kampung Rambutan
K Barat 7D Pancoran Tugu >>> Kampung Rambutan via TMII Non-BRT
L7 Kampung Melayu >>> Kampung Rambutan via Tol Tanah Merdeka BRT
L Barat 9 Pluit >>> Pinang Ranti BRT
9C Bundaran Senayan >>> Pinang Ranti
M Barat 9 Pluit >>> Pinang Ranti BRT
9C Bundaran Senayan >>> Pinang Ranti
9M (?) Halimun >>> Pinang Ranti (?)

Kejanggalan Wayfinding

Berdasarkan nama pintu, ada kejanggalan yakni tidak adanya pintu peron I karena setelah pintu peron H langsung melongkap ke pintu peron J. Berikutnya pada pintu peron M terdapat rute yang telah lama mati tetapi hidup kembali yakni Koridor 9M yang melayani Halte TJ Halimun – Halte TJ Pinang Ranti namun rute serupa justru tidak ada pada pintu peron Halte TJ BNN (baru) yang mengarah ke timur (pintu A-F).

Papan rute Koridor 9, 9A, dan 9C pada Pintu C Halte TJ BNN (baru). <yoastmark class=

Bagaimana Nasib Halte BNN (lama)?

Sebagai bonus, berikut foto-foto situasi Halte BNN (lama) pada saat yang sama ketika Halte BNN (baru) memulai uji coba.

Situasi Halte TJ BNN (lama) yang sepi antrean penumpang B11 (Pancoran Tugu - Summarecon Bekasi) dan B21 (Pancoran Tugu - Bekasi Timur) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Situasi Halte TJ BNN (lama) yang sepi antrean penumpang B11 (Pancoran Tugu – Summarecon Bekasi) dan B21 (Pancoran Tugu – Bekasi Timur) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
TransJakarta B11 (Pancoran Tugu - Summarecon Bekasi) yang telah disesaki penumpang ketika datang di Halte TJ BNN (lama) yang justru sepi penumpang | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
TransJakarta B11 (Pancoran Tugu – Summarecon Bekasi) telah disesaki penumpang ketika datang di Halte TJ BNN (lama) yang justru sepi penumpang | Foto: RED/Adrian Falah Diratama
Bus TransJakarta yang sedang berhenti di Halte TJ BNN (lama). Dari foto terlihat jika jarak lantai bus dengan celah peron sangat jauh. <yoastmark class=
Bus TransJakarta yang sedang berhenti di Halte TJ BNN (lama). Dari foto terlihat jika jarak lantai bus dengan celah peron sangat jauh. | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Melalui artikel ini, semoga pembaca dapat terinformasi mengenai operasional Halte TJ BNN (baru) sementara Pihak TransJakarta dapat mempertimbangkan masukan yang telah diberikan. (RED/AFD)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×