Berikut Opsi Retrofit KRL pada Rapat Dengar Pendapat DPR RI
REDigest.web.id, – Sehari setelah rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, isu retrofit KRL kembali menggema. Pasalnya dalam rapat ini INKA memberi proposal untuk retrofit terhadap KRL yang saat ini KAI Commuter operasikan.
Dari presentasi di atas, tampak KRL yang mendapat usulan retrofit justru KRL seri 6000, 7000, dan 05. Di sini tampak rencana penggantian teknologi secara mendatar. DC chopper, motor generator, dan motor DC untuk mendapat modernisasi menjadi VVVF inverter, static inverter (SIV), dan motor AC.
INKA mengklaim proses modernisasi ini memiliki sejumlah benefit. Di antaranya adalah lebih efisien, sedikit perawatan, jaminan suku cadang, serta peningkatan pada lead time dan usia pakai. Lead time yang diperkirakan dari peremajaan ini adalah sekitar 16 bulan, dengan tambahan lifetime mencapai 10 tahun.
Proses retrofit ini harus dilakukan re-engineering dari awal agar hasilnya sesuai yang diharapkan. Nantinya, carbody KRL eksisting saja yang terus digunakan. Sementara komponen lain akan mendapat penggantian. Proses retrofit ini sendiri sudah termasuk pengetesan sebelum pengiriman kepada KAI Commuter.
Sementara untuk proses retrofit ini sendiri, dalam linimasa di atas disebutkan proses total untuk retrofit ini mencapai sekitar bulan ke-17. Proses ini meliputi engineering, desain, pengadaan, hingga pengujian dan pengiriman.
Pendapat Ahli tentang Opsi Retrofit
Dalam wawancara antara Metro TV dengan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana pada 12 Maret lalu, ia berpendapat salah satu solusi untuk rangkaian yang akan pensiun adalah dengan retrofit atau peremajaan. Ia mengatakan rangkaian yang rencananya akan pensiun pada 2023-2024 dapat diremajakan apabila memungkinkan selagi menunggu kesiapan KRL baru dari INKA pada 2025-2026. Ia berekspektasi perpanjangan umur dari retrofit ini adalah sekitar 2-5 tahun.
Akan tetapi, menurut Aditya kebijakan ini mengandung kelemahan. Pertama menurutnya kereta yang akan menjalani retrofit tetap harus masuk bengkel/balai yasa, otomatis harus bergiliran dan mengurangi kapasitas angkut. Kedua ia menanyakan apakah suku cadang untuk KRL tersebut masih ada. Dan ketiga, ia menanyakan waktu untuk retrofit, karena jika sampai setahun tetap akan ada sarana yang kosong.
Aditya berpendapat dispensasi impor harus tetap ada untuk jumlah dan waktu yang terbatas sebagai solusi jangka pendek. Ia juga menyarankan para stakeholder duduk bersama untuk membuat peta jalan pengembangan sarana dan teknologi perkeretaapian ke depannya. Peta jalan ini menurutnya bisa merumuskan kebutuhan sarana perkeretaapian, yang harus menyesuaikan dengan kesiapan industri, sumber daya manusia, dan sebagainya.
Peremajaan di Lingkup KAI Commuter
Dalam rapat ini, KAI Commuter sendiri juga sudah menyampaikan rencana pengadaan KRL bekas sendiri hanya dapat terlaksana sampai 2024 saja. Menghadapi ini, KAI Commuter pun menyiapkan dua skenario untuk menghadapi rencana replacement ini. Skenario pertama adalah setiap tahun ada pengadaan baru sesuai dengan kebutuhan replacement. Sedangkan skenario kedua adalah setiap tahun ada program retrofit untuk trainset yang perlu penggantian, dengan pengadaan KRL baru hanya pada 2032 dan 2040.
Sementara mengutip artikel Kumparan dari awal Maret, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan jika impor tidak direstui maka KAI Commuter memiliki opsi upgrade teknologi alias retrofit. Rencananya proses ini akan menggandeng INKA hingga luar negeri seperti Jepang dan Spanyol. Ia mengatakan proses retrofit ini memakan waktu sekitar 1-2 tahun, serupa dengan pengadaan KRL bekas.
Peremajaan komponen kelistrikan di lingkup KAI Commuter sendiri sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Pasalnya, beberapa rangkaian KRL Commuter Line tampak sudah mengalami penggantian komponen motor generator (MG) menjadi static inverter (SIV). Di antaranya adalah rangkaian 6107F, 6119F, BOO62, dan BOO71.
Mengutip dari Jabodetabek Commuter News, keempat rangkaian ini menggunakan SIV dari Dawonsys, Korea Selatan. SIV ini memiliki spesifikasi catu daya 20 kvA dan berat 530 kg untuk KRL seri 6000. Sedangkan SIV untuk KRL seri 205 adalah sebesar 250 kvA. Catu daya ini serupa dengan MG yang tergantikan oleh pemasangan SIV ini. (RED/IHF)