Sering Dilanggar, Perlintasan Teteg Malioboro Ditutup
REDigest.web.id, 30/4 – Meski sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang rutin dilakukan, mungkin kejadian pelanggaran di perlintasan kereta api masih sering dijumpai oleh pembaca.
Baru – baru ini, Dishub Kota Yogyakarta bersama KAI Daop 6 menutup perlintasan sebidang di area Malioboro. Perlintasan tersebut sebelumnya cukup populer karena memiliki ke”khas”an palang pintu yang merupakan pagar bergeser dan dikenal juga sebagai Teteg Stasiun Tugu.
Demi keselamatan bersama, perlintasan tersebut resmi dipasangi palang besi baik di sisi utara maupun sisi selatan untuk menghalau kendaraan bermotor melintas. Palang besi tersebut didesain masih dapat dilalui pejalan kaki, pesepeda, dan kursi roda.
Melansir dari Radar Jogja, sebelumnya perlintasan ini sering dilalui juga oleh becak dan pengendara motor namun harus dengan dituntun bukan dinaiki. Terlebih perlintasan tersebut memang tidak didesain untuk mengakomodir kendaraan bermotor, ditambah volume perjalanan kereta yang cukup tinggi.
Namun hal tersebut sering dilanggar oleh pengendara motor yang sering melintasi rel dengan tetap mengendarai motornya, ditambah lagi adanya konflik dengan pejalan kaki karena tersenggol kendaraan yang melintas. Melansir dari Harian Jogja, pihak kepolisian pun pernah melakukan razia di area tersebut dan menilang pelanggar lalu lintas.
Namun kebijakan ini bukan tanpa keluhan. Melalui Suarajogja.id, penutupan ini berimbas pada para pengayuh becak yang tidak bisa melintas sehingga mereka kesulitan menuju Malioboro.
Akses yang dapat mereka gunakan melalui Jalan Abu Bakar Ali untuk menuju Malioboro, namun jalan tersebut memiliki kontur menanjak dan turunan. Karenanya para tukang becak yang terdampak penutupan perlintasan ini berharap penutupan ini hanya sementara dan meminta disediakan solusi bagi para tukang becak kayuh jika penutupan permanen.
Sementara mengutip dari Radar Jogja, Dinas Perhubungan Kota Jogja tengah mengkaji pembangunan underpass atau jembatan penyeberangan orang (JPO). Hal ini dikarenakan setidaknya ada sekitar 1.400 orang per jam yang melintasi perlintasan kereta saat musim liburan. (RED/ADR)