Kereta ApiKolomOpini

[OPINI] Kereta New Image, Salah Satu Armada Kurang Favorit?

KA Argo Cheribon, salah satu KA yang hingga saat ini masih menggunakan armada jenis New Image | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

REDigest.web.id – Di kalangan pecinta kereta api maupun penumpang dari kalangan umum, semuanya tentu dapat merasakan tingkat kenyamanan yang ada dalam menggunakan kereta api sebagai jasa transportasi. Ada berbagai hal yang berpengaruh pada tingkat pelayanan, termasuk jenis kereta api yang dioperasikan, dalam hal ini di Indonesia oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.

PT KAI memiliki berbagai jenis kereta yang dioperasikan, mulai dari yang telah berusia lama (di atas 30 tahun) dan juga yang baru diluncurkan mulai tahun 2023 dan setelahnya yaitu kereta New Generation. Perlu diketahui juga, program peremajaan sarana kereta api yang sedang dilakukan dan berlanjut pada saat ini sebenarnya telah dimulai pada tahun 2010 dengan diluncurkannya kereta api Bogowonto yang menggunakan kelas ekonomi AC Kemenhub dengan kapasitas 80 penumpang pada setiap keretanya.

Awal Lahirnya Kereta New Image

Kereta api Argo Parahyangan yang menggunakan kereta kelas ekonomi New Image mulai akhir tahun 2016. | Foto: RED/Farrell Dzaudan

Meskipun demikian, peremajaan kereta dengan skala besar baru dilakukan oleh PT KAI mulai tahun 2016 dengan pembelian kereta New Image yang diluncurkan pada tahun itu juga, setelah setahun sebelumnya diawali dengan retrofit kereta eksekutif milik Argo Bromo Anggrek dengan bogie K9. Kereta New Image ini sama seperti kereta penumpang lainnya dalam hal bentuk bodi, namun ciri khasnya adalah kaca menyambung yang mirip dengan yang digunakan pada kereta api Argo Bromo Anggrek.

Namun, model kacanya dibuat lebih mudah untuk diganti pada saat perawatan. Seluruh kereta New Image ini dibuat oleh PT INKA Madiun. Pada kereta ini juga diluncurkan jenis bogie baru yaitu bogie K10 atau TB-1014 yang merupakan desain perpaduan bogie tipe K5 atau NT-11/TB-398 dengan tipe K8 atau NT-60. Bogie ini masih digunakan untuk kereta produksi terbaru, setidaknya hingga tahun 2024 pada saat kereta ini ditulis. Dengan demikian, kereta-kereta baru ini dapat dipacu hingga kecepatan 120 km/jam.

Awalnya, kereta yang dibuat adalah untuk kelas eksekutif terlebih dahulu, dan kereta New Image ini digunakan untuk kereta api Argo Dwipangga, Argo Lawu, dan Bima. Sepanjang 2016-2017, armada new image juga dibuat untuk digunakan oleh kereta api Sembrani, Gajayana, dan Argo Muria pada saat itu. Selain kereta kelas eksekutif, kereta ekonomi New Image juga dipesan oleh PT KAI untuk beberapa kereta, di mana penempatan awalnya adalah untuk kereta api Mutiara Selatan serta Fajar dan Senja Utama Yogyakarta, dan berikutnya untuk kereta api Menoreh.

Kereta ekonomi ini juga merupakan program PT KAI untuk menggantikan kereta kelas bisnis, dengan desain kursi baru yang diklaim memiliki desain yang mirip dengan kelas eksekutif, namun dengan kapasitas 80 penumpang dan formasi kursi berhadapan di tengah (40 kursi maju dan 40 kursi mundur).

Kekecewaan Pengguna Terhadap Kereta New Image

Kereta api Bima pada awal tahun 2020 pada saat masih menggunakan rangkaian new image di Stasiun Surabaya Gubeng. | Foto: RED/Farrell Dzaudan

Meskipun demikian, ternyata penerimaan masyarakat terhadap kereta jenis baru ini kurang membahagiakan. Kereta New Image ini, sekalipun masih baru, namun dikenal karena tingkat kebisingan dalam kabin kereta yang sangat bising dan guncangan yang keras (meskipun faktor kualitas jalan rel juga berpengaruh dalam hal ini), sehingga dikenal dengan julukan kereta “gemblodak”. Dengan tingkat kebisingan yang tinggi, maka akan sangat tidak nyaman bagi penumpang, terutama untuk perjalanan malam.

Penulis sempat menggunakan kereta api Bima pada tahun 2020 yang masih menggunakan kereta New Image, dan untuk tidur sangatlah sulit. Apabila melihat review kereta api ini di berbagai media sosial, termasuk video trip report, juga dapat terlihat bahwa kereta ini memiliki interior yang kebisingannya tinggi, ditambah apabila kecepatannya di atas 90 km/jam. Keluhan ini umum, baik di kelas eksekutif, ekonomi, maupun kereta makan. Seperti halnya dengan banyak kereta dengan pintu manual lainnya, pintu manual juga terkadang terbuka sendiri pada saat kereta berguncang dalam kecepatan tinggi.

Eksekutif New Image

Kereta api Argo Muria, salah satu kereta kelas eksekutif yang pada saat artikel ini ditulis menggunakan kereta New Image produksi tahun 2016-2017. | Foto: RED/Farrell Dzaudan

Untuk keluhan di kereta kelas eksekutifnya, yang pertama adalah mengenai posisi pintu masuk kabin kereta yang terlalu pinggir sehingga mengganggu penumpang paling depan, dan juga untuk penumpang pada single seat pada posisi paling depan, ruang kakinya sangat sempit dan salah satu kaki berhadapan langsung dengan pintu. Kursinya tidak terlalu keras dan bentuknya elegan dengan warna biru tua dan abu-abu, namun sandaran kaki (footrest) yang digunakan menjadi tidak berguna karena harus terus diinjak oleh kaki penumpang, apabila tidak maka akan terlipat sendiri ke posisi awal yaitu terlipat. Hal ini memang sudah mulai diperbaiki pada saat kereta ini menjalani perawatan di bengkel kereta atau balai yasa, sehingga kini sandaran kakinya sudah bisa diposisikan pada posisi yang paten sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan penumpang.

Ekonomi New Image

Mengenai kelas ekonominya, keluhan yang dialami penumpang lebih parah, dan sempat masuk pada berbagai berita umum. Jarak kaki yang sempit, ditambah dengan adanya besi di bawah kursi yang membuat kaki tidak mungkin untuk diluruskan sama sekali, menjadi titik lemah kereta ekonomi New Image tahun 2016 ini.

Oleh karena itu, tidak lama setelah didinaskan untuk kereta api Mutiara Selatan rute Bandung-Surabaya Gubeng dan Fajar/Senja Utama Yogyakarta pada pertengahan tahun 2016, kereta ini langsung ditarik dari peredaran karena keluhan dari penumpang, sebelum pada akhirnya kereta ekonomi new image ini kembali berdinas untuk dialihfungsikan sebagai kereta jarak menengah, di mana pada saat itu dialokasikan untuk kereta api Argo Parahyangan rute Gambir – Bandung PP, Cirebon Express/Tegal Bahari rute Gambir – Cirebon/Tegal PP, dan Sancaka rute Yogyakarta – Surabaya Gubeng PP, di mana kereta tersebut memiliki jarak yang lebih pendek dengan jarak di bawah 350 km atau tergolong sebagai kereta jarak menengah.

Evaluasi PT KAI

Kereta kelas ekonomi New Image milik kereta api Argo Cheribon di tahun 2022. | Foto: RED/Farrell Dzaudan

Beruntungnya, evaluasi dari keluhan penumpang ini juga membuat PT KAI berbenah terutama dalam hal spesifikasi kereta yang dipesan, karena pada tahun berikutnya, kereta ekonomi yang dipesan KAI telah dirombak dengan menjadi kelas baru, yaitu kelas ekonomi premium. Meskipun jarak antarkursinya masih cukup sempit, khususnya untuk penumpang dengan tinggi di atas 175 cm, kereta ini memiliki ruang kaki yang lebih lega dengan model kursi yang tidak memiliki besi yang menghalangi kaki penumpang yang ingin meluruskan kakinya. Untuk kelas eksekutif, sayangnya pada tahun 2017 hanya melanjutkan spesifikasi yang ada pada kereta buatan tahun 2016 dengan modifikasi minor.

Selain itu, sebagian kereta ekonomi New Image ini ada yang diganti kursinya dengan kursi ekonomi premium, sementara sisanya hanya dipasang tuas reclining kursi tanpa mengubah jenis kursi, sehingga ruang kaki yang sudah sempit menjadi semakin sempit apabila kursi penumpang di depannya direbahkan ke belakang. Kereta New Image yang sudah menggunakan kursi ekonomi premium ini tetap diklasifikasikan sebagai kelas ekonomi dalam sistem ticketing PT KAI.

Kereta Stainless Steel: Belajar dari Kekurangan New Image, Standar Baru yang Definitif

Kereta eksekutif stainless steel alias baja nirkarat yang digunakan pada kereta api Argo Bromo Anggrek. | Foto: RED/Farrell Dzaudan

Pada tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2018, PT KAI meluncurkan kereta api baru dengan bodi baja tahan karat (stainless steel) yang terdiri dari 438 unit kereta, baik kelas eksekutif, ekonomi premium, kereta makan, kereta pembangkit, dan juga kelas luxury yaitu kereta kelas mewah baru di atas kelas eksekutif.

Dalam hal kenyamanan, kereta stainless steel ini juga lebih baik dengan bentuk interior yang lebih baik serta kebisingan yang lebih rendah dibandingkan kereta New Image. Banyak kereta api unggulan PT KAI seperti kereta kelas full eksekutif maupun kereta dengan okupansi yang tinggi mendapatkan kereta stainless steel ini, seperti Argo Bromo Anggrek, Taksaka, dan bahkan kereta api unggulan yang menggunakan rangkaian New Image pun diganti pada akhirnya, seperti pada kereta api Argo Dwipangga dan Argo Lawu.

Seiring dengan kedatangan kereta baru pesanan PT KAI periode 2023-2026 atau yang dikenal juga dengan nama kereta new generation, peran kereta New Image ini nyatanya semakin tergeser, khususnya juga karena kereta-kereta unggulan seperti kereta kelas full eksekutif maupun kereta dengan okupansi yang ramai mendapat kereta baru, dan sejauh ini pun sudah ada kereta new image yang tergeser, seperti Gajayana rute Gambir-Malang PP yang baru mendapatkan kereta stainless steel generasi pertama yang sebelumnya merupakan milik kereta api Argo Dwipangga dan Argo Lawu. Meskipun demikian, nyatanya PT KAI pun juga masih mengalihkan kereta new image ini untuk penggunaan kereta lain, seperti untuk kereta api Pandalungan rute Gambir – Jember PP.

Penutup

Ilustrasi: KA Pandalungan yang kini menggunakan kereta New Image di Cirebon. Penulis berpendapat kereta jenis ini harus mendapat perbaikan total untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

Pada akhirnya, bagi pembaca sekalian yang rutin menggunakan kereta api, khususnya kereta yang menggunakan atau pernah menggunakan kereta new image ini, bagaimana pendapatnya terkait pengalaman dan kenyamanan dalam menggunakan kereta jenis ini? Apakah kereta new image ini harus dirombak total?

Hal ini mengingat usianya yang belum sampai 1 dekade pada saat artikel ini ditulis, dan pada saat kereta baru new generation selesai diproduksi pada tahun 2026 atau 2027, kereta new image ini masih berusia sekitar 1 dekade kurang lebih atau 10-11 tahun, namun tingkat kenyamanannya dianggap lebih rendah tidak hanya bila dibandingkan dengan kereta yang lebih baru (produksi 2018 dan setelahnya) maupun yang lebih lama (produksi sebelum tahun 2016).

Bagi penulis sendiri, hal terbaik yang dapat dilakukan pada kereta new image ini adalah dilakukan perbaikan total agar kenyamanannya setara dengan kereta new generation baik untuk kelas eksekutif dan ekonomi, terutama untuk memperbaiki kebisingan interior kereta serta sebagai bentuk standarisasi sarana kereta api. (RED/FDM)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


One thought on “[OPINI] Kereta New Image, Salah Satu Armada Kurang Favorit?

  • Zuhdan

    Kereta stainless steel juga punya kelemahan min, AC di tengah keretanya sangat bising

    Balas

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×