Berita KAIndonesiaKereta ApiKereta Cepat

Perpanjangan Rute Argo Parahyangan Untungkan Kereta Cepat? Begini Kata KAI dan KCIC

gopar kcic
Ilustrasi: Argo Parahyangan dan Kereta Cepat | Foto: Septian Alfiansyah dan KCIC

REDigest.web.id, 21/2 – Beredar isu di media sosial mengenai keterkaitan KAI dan KCIC dalam pengurangan jadwal serta perpanjangan rute sejumlah perjalanan KA Argo Parahyangan. Dalam sebuah utas yang ditulis di media sosial X, menyebut pengurangan jadwal dan perpanjangan rute Argo Parahyangan sengaja dilakukan untuk memaksa masyarakat untuk menggunakan Kereta Cepat.

Menampik tudingan tersebut yang juga sudah pernah meluncur di awal Februari ini, KAI dan KCIC angkat bicara. Seperti dikutip dari Bisnis Indonesia, VP Public Relation KAI Joni Martinus membenarkan adanya pengurangan jadwal perjalanan KA Argo Parahyangan. Namun Joni mengatakan berkurangnya jadwal perjalanan ini dikarenakan adanya perpanjangan relasi sejumlah perjalanan KA Argo Parahyangan menjadi beberapa KA baru.

Seperti KA Pangandaran relasi Gambir-Banjar, KA Papandayan relasi Gambir-Garut, serta KA Malabar Pagi relasi Bandung-Kediri-Malang. Joni mengatakan perpanjangan relasi KA Argo Parahyangan dilakukan untuk memperluas pasar layanan kereta api ke sejumlah kota di Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, dan Banjar. KA-KA ini sendiri sudah beroperasi sejak 24 Januari silam.

Rangkaian Comprehensive Inspection Train (CIT) milik KCIC saat melintasi bilangan Grand Metropolitan Mall, Bekasi | Foto: Rizki Fajar Novanto

Sementara itu, GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa seperti dikutip dari Kompas.com mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang kereta cepat tidak berhubungan dengan pengurangan jadwal KA Argo Parahyangan.

Eva mengatakan sebagian besar penumpang kereta cepat adalah masyarakat yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian dari Jakarta ke Bandung. Hal tersebut dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan secara acak kepada penumpang Kereta Cepat.

Dari survei tersebut sebanyak 48 persen penumpang sebelumnya merupakan pengguna kendaraan pribadi. Mengenai okupansi kereta, Eva membenarkan jika tidak setiap saat okupansi 100 persen terisi. Meski demikian okupansi penumpang rata-rata masih di angka 60 hingga 70 persen di hari kerja.

Mengenai penurunan jumlah penumpang, Dirut KCIC Dwiyana Slamet Riyadi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan pada bulan Januari penumpang kereta cepat turun sebanyak 14.000 hingga 16.000 penumpang. Menurutnya hal tersebut wajar karena masa peak season yakni liburan Natal dan Tahun Baru sudah lewat sehingga kereta cepat memasuki masa low season hingga arus mudik Lebaran mendatang. (RED/BTS)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×