Fakta KATeknis

Mengenal Teknologi Vehicle Maintenance Kereta Ukur LRT Jabodebek

Vehicle Maintenance Kereta Ukur LRT Jabodebek di Depo LRT Jabodebek Jatimulya, Bekasi. Foto: Rizki Fajar Novanto/REDIGEST
Vehicle Maintenance Kereta Ukur LRT Jabodebek di Depo LRT Jabodebek Jatimulya, Bekasi. | Foto: RED/Rizki Fajar Novanto

REDigest.web.id, 10/11 – Kereta Ukur menjadi salah satu Vehicle Maintenance (VM) yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, pengukuran, dan pengecekan jalur LRT Jabodebek. PT INKA menjadi produsen sarana tersebut bekerjasama dengan Sperry Rail Inc., perusahaan asal Amerika Serikat.

“PT INKA (Persero) berkomitmen terhadap inovasi dan keunggulan terlihat jelas pada kereta VMMC (Vehicle Maintenance Measurement Car) sarana LRT Jabodebek tersebut. Kami yakin teknologi ini akan menjadi tolok ukur baru dalam pengukuran kondisi prasarana perkeretaapian demi menunjang keselamatan dan efisiensi operasional sarana perkeretaapian, sehingga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan dan keandalan angkutan berbasis rel,” ungkap Senior Manager Humas dan Kantor Perwakilan PT INKA (Persero) Agung Dwi Cahyono dalam rilisnya, Selasa 12 Desember 2023.

VM Kereta Ukur LRT Jabodebek memiliki spesifikasi panjang 16.550 mm, lebar 2.440 mm, dan tinggi 4.250 mm. Kereta ini beroperasi di jalur dengan lebar 1.435 mm. Gradien maksimum operasionalnya 40 per mil dengan lebar radius lengkung minimum 60 meter. Couplernya menggunakan model Scharfenberg buatan Dellner, Polandia.

Mesin Cummins QSN14 dengan keluaran daya 336 kW atau sekitar 450 hp terpasang sebagai penggeraknya. Ini disambungkan dengan transmisi hidrolik Voith model T211 re.4 + KB190. Kecepatan maksimumnya mencapai 80 km/jam.

Bogie MB 1021 VM Kereta Ukur LRT Jabodebek dengan Perangkat Laser untuk Pengecekan Third Rail. | Foto: RED/Rizki Fajar Novanto

Bogienya menggunakan conical rubber sebagai suspensi utama dan air spring sebagai suspensi kedua. Bogie motor menggunakan model MB1021, dan model bogie trailer TB1521. Semuanya merupakan bogie jenis inside-frame.

Kereta ukur ini menggunakan beberapa teknologi untuk mendapatkan nilai Track Quality Index (TQI). Beberapa di antaranya yakni kamera optik, laser, hingga ultrasonic flaw detector. Kesemuanya diintegrasikan dengan sistem Global Positioning System (GPS) dan sistem pemberi penanda untuk memudahkan pemetaan lokasi pengukuran. Selain itu, PT INKA mengeklaim menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk image recognition.

“Dengan keunggulan tersebut, akan tersajikan data akurat tentang prasarana untuk dilakukan tindakan pencegahan untuk meningkatkan keandalan dan keselamatan,” pungkas Agung.

Teknologi yang Terpasang pada VM Kereta Ukur LRT Jabodebek. Infografis: Rizki Fajar Novanto/REDIGEST
Teknologi yang Terpasang pada VM Kereta Ukur LRT Jabodebek. | Infografis: RED/Rizki Fajar Novanto

Teknologi Laser dan Kamera Optik (Non Contact Measuring System)

Teknologi pertama yang dapat ditemukan pada kereta ukur LRT Jabodebek adalah Non Contact Measuring System berupa gabungan laser dan kamera. Berdasarkan pengamatan tim REDaksi, sistem laser terpasang pada bogie motor maupun trailer. Sementara, kamera terpasang pada bagian atas muka kereta.

Teknologi laser ini mampu mendeteksi beberapa parameter seperti menghitung jari-jari radius lengkung, menghitung seberapa besar kelandaian jalan rel, hingga menghitung nilai jarak perbedaan antara kepala rel kanan dengan yang kiri, rel dengan check rail (rel gongsol), maupun geometri rel dengan third rail.

Laser juga digunakan untuk mengecek profil jarak komponen-komponen pada wesel. Contohnya, tinggi rel lantak tehadap lidah wesel, jarak daerah kelandaian dan nilai kelandaian pada lidah dan jarum wesel, hingga rel terhadap jarum dan guard rail wesel.

Selain melakukan pengukuran, sistem laser juga mampu mendeteksi dan menghitung nilai keausan rel, check rail, wesel dan third rail jalur LRT Jabodebek. Kerusakan-kerusakan pada kepala rel juga bisa terdeteksi oleh sistem tersebut.

Sistem kamera optik digunakan untuk memonitor perubahan kedudukan baut rel terhadap kondisi desain. Tujuannya untuk memastikan nilai clamping force fastening (nilai kuat jepit penambat rel) sesuai dengan desain dan persyaratan yang berlaku. Baut yang dipantau adalah baut yang tampak dari atas jalan rel, seperti baut penambat, baut check rail, baut guard rail, baut jarum wesel, hingga baut rangka third rail.

Kamera ini juga digunakan untuk merekam semua aktivitas pengukuran. Sehingga, personil yang bertugas dapat mengetahui apa yang terjadi selama pengukuran.

Sistem Ultrasonic Flaw Detector (Contact Measuring System)

Hal yang mungkin baru diterapkan pada Kereta Ukur di Indonesia adalah sistem ultrasonic flaw detector. Berdasarkan pengamatan tim REDaksi, sistem ini terpasang di bagian tengah kereta. Transducer dan receiver-nya berada pada roller search unit yang letaknya di antara roda kecil berbahan metal.

Ultrasonic flaw detector digunakan untuk mendeteksi lebih awal jika terjadi keretakan material di bagian dalam rel yang dilewati roda. Rel-rel yang dapat dideteksi antara lain rel utama (mainline rail), rel lantak untuk wesel, hingga rel belakang lidah wesel (closure rail).

Prinsip kerja ultrasonic flaw detector yaitu dengan memanfaatkan rambatan gelombang ultrasonik yang dikeluarkan oleh transducer dan kemudian gelombang baliknya ditangkap oleh receiver. Gelombang yang diterima ini dapat diukur intensitasnya, waktu perambatan atau resonansi yang ditimbulkan. (RED/rnovanto)

Sumber:

PT INKA. 2024. Product Catalogue PT INKA, Madiun, PT INKA.

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×