[Trip Report] PO Menggala Surabaya-Bali: Rute Bus Langka Dengan Sasis Langka

REDigest.web.id, – Bali, tentu merupakan pulau yang tidak asing didengar oleh masyarakat Indonesia karena keberagaman seni budaya, spiritual agama, wisata, dan banyaknya turis mancanegara. Jika ke pulau Bali, utamanya dari pulau Jawa, wisatawan dapat menggunakan beberapa moda transportasi baik secara langsung seperti bus, pesawat, dan kapal maupun secara estafet seperti kereta dan lanjut naik kapal ataupun bus.
Untuk bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) sendiri sudah tentu rute yang tersedia begitu luas, seperti rute dekat dari Jember dan Lumajang, rute menengah dari Surabaya, Malang, Ponorogo, Bojonegoro, atau rute yang jauh seperti Wonogiri, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jabodetabek, hingga dari Sumatra seperti Lampung. Mayoritas bus-bus AKAP ini memiliki titik awal maupun akhiran berada di sekitar Denpasar yang dekat dengan beberapa kawasan wisata seperti Nusa Dua, Gianyar, hingga Kuta.

Namun ada salah satu rute dan destinasi yang berbeda dari bus kebanyakan: Singaraja, ialah kota di pesisir utara Bali ini berada di kabupaten Buleleng yang terkenal dengan beberapa tempat wisata populer seperti Pantai Lovina dan perbukitan Git Git. Untuk bus AKAP dari dan ke Singaraja ini pilihannya jauh lebih sedikit, untuk rute langsung hanya tersedia bus Puspa Sari dan Menggala dari Surabaya dan rute tidak langsung yaitu bus Gunung Harta dari seantero pulau Jawa kemudian transit di SPBU Gilimanuk menggunakan shuttle Elf.
Kali ini Tim REDaksi mencoba bus Menggala, perusahaan otobus (PO) asal Singaraja yang memiliki garasi di Waru Sidoarjo ini menyediakan bus kelas Eksekutif format 2-2 yang dilengkapi fasilitas AC, reclining seat, leg rest, bantal, selimut, toilet, charger handphone, snack, dan service makan 1x yang sudah termasuk di harga tiket. Bus Eksekutif dengan harga tiket Rp250.000 ini melayani rute Surabaya-Singaraja PP setiap harinya yang berangkat dari titik awal dari barat di parkiran shelter belakang terminal Purabaya Bungurasih pukul 16.30 WIB dan dari timur di Hotel Garuda Singaraja pukul 17.00 WITA.


Berangkat telat 20 menit dari jadwal, bus meninggalkan shelter belakang dan langsung menuju pintu keluar terminal. Menerobos kemacetan khas Surabaya, bus masuk di gerbang tol Waru menuju penjemputan penumpang secara virtual point di wilayah Porong, Gempol, dan Pasuruan. Penjemputan tersebut membuat bus beberapa kali keluar masuk tol. Di tol bus Menggala seringkali jalan bareng dengan bus malam AKAP lainnya yang tujuannya ke Denpasar, seperti MTrans, Setiawan, dan Sarwonadhi Trans.

Hampir 2 jam meninggalkan Bungurasih, pukul 18.40 bus tiba di Gerbang Tol Gending, yang pada Oktober 2025 ini menjadi ujung tol paling timur dari Tol Trans Jawa yang melayani pengguna kendaraan. Gending sendiri berada di antara Probolinggo dan Kraksaan, dan bus masuk ke jalan arteri menelusuri jalur Pantura Jatim hingga pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Cuaca dalam perjalanan beberapa kali gerimis, hujan, dan terkadang mendadak cerah berawan. Meski kondisi cuaca yang berubah-ubah namun performa bus masih tetap mumpuni disertai dengan kelihaian sopir bus mengatur pedal gas, rem, dan memutar stir. Bicara performa bus yang Tim REDaksi naiki merupakan bus dengan sasis buatan Tiongkok yaitu Yutong ZK6129H suspensi udara.
Sasis ini memiliki keunikan karena menggunakan mesin Yuchai YC6L dengan tenaga yang dihasilkan mencapai 330 hp membuat bus dengan panjang 12 meter dan tinggi 3,7 meter ini begitu mudah bermanuver, termasuk berakselerasi. Model mesin yang sama juga dipakai pada Golden Dragon di beberapa tipe di Indonesia. Mesin ini begitu spesial karena bus dengan dimensi yang sama umumnya memakai sasis Hino RK8 R260, RN 285, dan Mercedes-Benz OH 1526/1626 yang memiliki tenaga hanya di kisaran 260-285 hp. Sedangkan merek sasisnya juga nggak kalah spesial karena jumlah populasi sasis bus Yutong, utamanya berbahan bakar solar sangat-sangat langka. Diketahui selain PO Menggala hanya PO Manhattan dan Hiba Utama yang memiliki sasis Yutong jenis ini.

Kembali ke cerita perjalanan. Berselang kurang dari 1 jam perjalanan menelusuri jalur Pantura, pukul 19.37 bus melewati kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton. Menurut beberapa penumpang atau konten kreator bus-busan, tempat ini wajib menjadi tontonan terutama di malam hari karena PLTU ini sangat besar dan menampilkan kelap-kelip dan pancaran lampu yang terlihat megah. Selain ukurannya yang besar, keberadaan PLTU Paiton begitu penting karena sebagian besar pasokan listrik pulau Jawa dan Bali berasal dari pembangkit listrik ini.

Pukul 20.10 bus tiba di tempat istirahat yaitu Rumah Makan Muslim Bali 2 yang berlokasi di Suboh, antara Besuki dan Panarukan Kabupaten Situbondo. Di sini penumpang bus Menggala melakukan service makan yang sudah termasuk di harga tiket. Makanan yang disajikan berupa sajian prasmanan seperti nasi putih, tahu orek bacem, ayam bumbu mentega, telur dadar, kerupuk, sambal, dan potongan buah semangka.


Dirumah makan ini selain menikmati makan malam juga disediakan musholla, toilet, dan toko oleh-oleh. Selain Menggala, bus AKAP yang mampir pada saat itu ada Sedya Mulya dari Denpasar ke Wonogiri, Tami Jaya dari Denpasar ke Yogyakarta, serta Setiawan dari Kediri dan Trenggalek menuju Denpasar.

Setelah 30 menit istirahat, bus melanjutkan perjalanan kembali menuju Singaraja. Sebelum melewati kota Situbondo beberapa kali bus Menggala melewati titik di mana jalan raya berbatasan langsung dengan laut. Pada saat pagi, siang, atau sore hari pemandangan begitu terlihat dengan jelas, namun di malam hari hanya terlihat kelap-kelip lampu dari keranda ikan atau perahu nelayan.

Selepas Situbondo, tepatnya dari Asembagus mengarah Wongsorejo bus Menggala memasuki Taman Nasional Baluran pukul 22.31. Di taman nasional ini pada saat siang hari di musim kemarau memiliki suasana seperti Afrika karena banyaknya pohon-pohon yang meranggas serta savana yang luas di dalam taman nasional tersebut. Karena lewat di malam hari suasana yang dirasakan tidak terlalu menonjol, hanya ditemani cahaya lampu dari kendaraan yang lewat di tengah gelapnya hutan hingga kembali menemukan keramaian saat akan melalui daerah Wongsorejo pukul 22.52.
Berselang 30 menit, pukul 23.22 bus Menggala tiba di pelabuhan Ketapang Banyuwangi dalam kondisi lancar tanpa penumpukan kendaraan. Di pelabuhan Ketapang bus Menggala parkir di salah satu dermaga bersama dua bus Gunung Harta, yang satu unit Eksekutif tronton Volvo B11R dari Surabaya dan yang satu unit Combi Eksekutif & Sleeper Mercedes-Benz OH 1626 dari Semarang. Kedua bus tersebut tujuan akhirnya yaitu Denpasar.

Butuh waktu puluhan menit menunggu loading out, akhirnya bus Menggala, dua bus Gunung Harta, beserta truk dan kendaraan pribadi lainnya mendapat jatah masuk ke dalam kapal ferry yaitu Kapal Motor Penumpang (KMP) Pottre Koneng milik operator PT Dharma Lautan Utama. Pukul 00.21 WIB atau 01.21 WITA KMP Pottre Koneng resmi lepas tambat tali meninggalkan Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Meski perjalanan Tim REDaksi dilakukan berada di bulan-bulan yang rawan terjadi cuaca buruk, penyeberangan kapal Selat Bali di malam itu kondusif dari ombak yang tenang, angin yang bertiup pelan, dan langit yang cerah.

Satu jam kemudian, kapal telah bersandar di dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Setelah ramp door diturunkan, kendaraan keluar dari lambung kapal satu persatu. Butuh waktu sementara untuk antre keluar hingga akhirnya pukul 01.27 WIB atau 02.27 WITA bus Menggala resmi menginjakkan aspal di Pulau Bali. 9 menit setelah meninggalkan pelabuhan Gilimanuk bus tiba di pertigaan Seririt, di mana bila lurus menuju Tabanan Denpasar, bus Menggala belok kiri menuju Singaraja. Setelah belok bus memasuki Taman Nasional Bali Barat yang bila dilewati saat terang akan menemukan sekumpulan monyet di pinggir jalan meminta makanan utamanya pisang.
Selama perjalanan tersisa beberapa kali bus berhenti untuk menurunkan penumpang di beberapa tempat keramaian dan wisata seperti eks Bandara LetKol Wisnu sebagai bekas pelatihan akademi penerbangan, daerah Gerokgak, Seririt, dan Pantai Lovina yang merupakan spot wisata menaiki perahu untuk melihat lumba-lumba. Karena jalurnya menelusuri jalur utara pulau Bali beberapa kali juga bus bertemu titik di mana jalan rayanya berbatasan langsung dengan laut.

Setelah menempuh waktu selama 10 jam 10 menit dari Surabaya, tepat pukul 04.00 WITA bus tiba di tujuan akhirnya yaitu Singaraja, tepatnya di parkiran New Hotel Garuda yang berada di tengah kota dan semua penumpang bus yang tersisa turun di sini dan menunggu untuk dijemput. Di hotel ini terdapat loket PO Menggala yang berada di lantai dasar serta ruang tunggu. Suasana kotanya sendiri sepi namun relatif aman, sesekali beberapa pedagang dan penjual lewat untuk berangkat ke pasar.

Kesimpulan dari perjalanannya, untuk harga tiket sebesar Rp250.000 dan fasilitas yang di dapat sudah lebih dari cukup. Meski secara rute hanya melayani rute Surabaya-Singaraja saja namun poin plusnya ialah bus yang langsung ke tujuan tanpa harus dioper atau transit, terlebih rute ini sangat langka dan cuma beberapa PO saja yang menyediakan. Rute ini cocok buat mengunjungi tempat wisata di sisi Utara pulau Bali serta menikmati suasana Bali yang lebih tenang dari hiruk pikuk perkotaan yang padat seperti Denpasar.
Untuk kondisi busnya sendiri bagus dan prima seperti penggunaan kursi bahan beludru membuat perjalanan terasa betah, ditambah sasis Yutongnya sendiri memiliki suspensi udara yang empuk sehingga kenyamanan terasa lebih maksimal serta performa mesin yang kuat membuat pergerakan bus bisa lebih dinamis. Hal itu juga didukung oleh pembawaan sopir bus yang konstan dan tidak grasak-grusuk. Untuk pemesanan tiket bus PO Menggala dapat dilakukan via kontak 0812-5282-9543 atau via aplikasi online travel agent seperti Redbus. Sedangkan informasi seputar bus ini baik perkembangan armada AKAPnya, mau sewa bus pariwisata, atau jadwal bus Patas AKDP Surabaya-Malang bisa juga dicek di sosial media Instagram.

Catatan waktu lengkap =
16:50 Bungurasih
17:15 GT Sidoarjo 2
17:27-17:30 Arteri Porong
17:40 Gempol
18:02 GT Pasuruan
18:40 GT Gending
19:03 Kraksaan
19:37 PLTU Paiton
20:10-20:40 RM Bali 2
21:22 Situbondo
22:03 Asembagus
22:31 Hutan Baluran
22:52 Wongsorejo
23:22 Pelabuhan Ketapang
00:07 masuk KMP Pottre Koneng
00:21 WIB/02:20 WITA pelayaran Jawa-Bali
02:27 keluar KMP Pottre Koneng
02:36 Simpang Cekik
03:01 Eks Bandara LetKol Wisnu
03:32 Seririt
04:00 Singaraja
(RED/EPP)


