[24/11/16] Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian bersama dengan Tempo Media Group menyelenggarakan acara Ngobrol Tempo dengan tema Revitalisasi Stasiun Terpadu Manggarai Untuk Perkeretaapian Jabodetabek yang diadakan di Restoran Ocha Bella, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (22/11) lalu.
Forum diskusi santai antara kementerian perhubungan, PT.KCJ, dan pengguna KRL ini diadakan pada Selasa (22/11) malam di restoran Ocha Bella, Jakarta. Sebagai narasumber, turut hadir dari Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta-Bekasi Sritjahjo Legowo, Ketua Dewan Transportasi Jakarta Ellen Tankudung, Kepala Badan Transportasi Jakarta Elly Sinaga, serta dipandu oleh moderator Buhan Salihin.

Acara dimulai dengan regitrasi yang dibuka pada pukul 17.30, dilanjutkan dengan makan malam dan hiburan live music. Sekitar pukul 19.00 diskusi dimulai dengan pemaparan kondisi perkeretaapian Jabodetabek saat ini, penjelasan program revitalisasi stasiun Manggarai, dan gambaran proyek DDT secara umum oleh bapak Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Dalam pemaparan tersebut dijelaskan mengenai maksud dan tujuan pembangunan DDT dan revitalisasi Stasiun Manggarai ini. Pembangunan DDT ini dimaksudkan untuk memisahkan jalur yang digunakan untuk perjalanan KRL Commuter Line dan kereta api jarak jauh (KAJJ) dari Manggarai hingga Cikarang. Sedangkan tujuan proyek ini adalah untuk memindahkan stasiun terminus KAJJ dari yang sebelumnya dari Jakarta Kota dan Gambir dipindahkan ke Stasiun Manggarai.
Selain itu, proyek ini juga ditujukan untuk memperpanjang relasi KRL Commuter Line hingga Cikarang, membangun stasiun terpadu KAJJ dan komuter di Stasiun Jatinegara, Bekasi, dan Cikarang, serta menambah stasiun perhentian KRL dan peningkatan pelayanan pada stasiun yang sudah ada. Dalam pemaparan ini diperlihatkan pula bagaimana struktur serta sistematika operasional Stasiun Manggarai setelah proyek revitalisasi ini selesai. Rencananya proyek DDT dan revitalisasi ini rampung pada 2019 mendatang.
Dalam sistematika tersebut dijelaskan bahwa Stasiun Manggarai akan dibangun sebanyak 2 lantai, di mana lantai 1 akan digunakan oleh KRL Commuter Line Bekasi-Jatinegara-Manggarai-Sudirman-Tanah Abang-Duri-Kampung Bandan-Jatinegara-Bekasi dan kereta api Bandara. Sedangkan lantai 2 akan digunakan oleh KRL Commuter Line Bogor-Jakarta Kota dan kereta api jarak jauh.
 |
Masterplan revitalisasi Stasiun Manggarai |
Usai pemaparan dari Ditjenka Kemenhub, kesempatan diberikan kepada ibu Ellen Tankudung selaku ketua dewan transportasi Jakarta. Menurutnya, revitalisasi stasiun Manggarai dan proyek DDT ini sebetulnya sudah sangat terlambat. Kemudian, pihaknya juga mempertanyakan bagaimana upaya regulator (Ditjenka Kemenhub) dan operator (PT.KAI dan PT.KCJ) untuk menyiasati agar lalu lintas perjalanan KRL tidak terlalu terganggu akibat proyek revitalisasi yang sedang berlangsung.
Pada 1993, sempat direncanakan akan ada 3 terowongan yang dibangun di Manggarai yakni di utara, tengah, dan selatan, di mana salah satunya akan dipergunakan untuk LRT. Namun rencana berubah karena LRT tidak jadi lewat Manggarai. Sehingga rencana pembangunan 3 terowongan ini tidak jadi dilaksanakan.
Selain merevitalisasi bagunan stasiun, lingkungan di sekitar stasiun juga akan direvitalisasi dengan perbaikan kondisi lingkungan serta penyediaan sarana dan prasarana angkutan umum yang baik. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain sangat jauh karena adanya perbedaan sistem operasi serta pengelolaan.
Nantinya juga akan diterapkan sistem Transit Oriented Development (TOD) di mana adanya sistem moda angkutan umum terpadu di Jabodetabek. Selain itu, Stasiun Manggarai nantinya akan terpadu juga dengan pusat perbelanjaan yakni Pasaraya Manggarai melalui jembatan. Revitalisasi ini juga direncanakan ramah dengan kaum disabilitas dengan disediakannya eskalator dan lift.
Perlintasan sebidang yang berada di Jakarta akan ditutup secara bertahap. Namun untuk penutupan perlintasan Pasar Senen masih menjadi tantangan tersendiri karena dikhawatirkan akan menyebabkan kemacetan yang lebih parah tak hanya bagi kendaraan pribadi, tapi juga bagi angkutan umum.
Di sesi tanya jawab, ada satu keluhan yang bisa dibilang “menampar” yang disampaikan oleh salah seorang pengguna KRL yang berasal dari Parung Panjang. Dia menyampaikan keluhan mengenai adanya dugaan “korupsi” dalam pembangunan Stasiun Parung Panjang karena jeleknya kualitas eskalator dan lift yang dioperasikan di Parung Panjang. Dia mengeluhkan lift yang tidak pernah menyala setelah bangunan baru Stasiun Parung Panjang resmi beroperasi. Sontak keluhan tersebut membuat riuh seisi acara.
Acara ditutup dengan pengambilan kesimpulan yang dilakukan oleh pembawa acara serta dilanjutkan dengan live music sesi kedua. Sebagian besar peserta acara ada yang membubarkan diri, namun ada pula yang tak mau melewatkan kesempatan untuk berfoto-foto dengan pengisi acara.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait