Fakta KAIndonesiaKereta Api

Mengenal Rangkaian Tokyo Metro 6134F: Usia Muda, Teknologi Tua

Rangkaian 6134F memasuki Stasiun Jatinegara

Mungkin telah usai pengadaan KRL Tokyo Metro 6000 di tahun 2016, dan sekarang kita tinggal menunggu, dan berharap-harap cemas akan rangkaian dari seri yang sama yang mana akan kembali datang pada tahun depan. Dengan begitu, mulai tahun depan Indonesia akan memiliki 25 rangkaian KRL seri 6000 Metro, yang terdiri dari 13 rangkaian berpropulsi AVF Chopper (11 aktif, 2 dirucat) dan 12 rangkaian berpropulsi VVVF.

Di antara 13 rangkaian AVF Chopper tersebut, ada satu rangkaian yang sangat mencolok dan sangat berbeda apabila dibandingkan dengan rangkaian lainnya. Adalah 6134F, yang merupakan rangkaian buatan tahun 1988 bersama dengan 6133F, yang merupakan rangkaian yang cukup muda namun masih memiliki propulsi tua (jika dibandingkan dengan 6131F yang lebih tua 3 tahun, dan bahkan sang nenek 6101F yang terpaut 19 tahun). Bahkan sebenarnya, 6134F adalah rangkaian termuda dari seri 6000 yang masih aktif karena rangkaian 6135F, rangkaian terakhir dari seri 6000 buatan 1990 sudah lebih dahulu diakhiri kehidupannya pada tahun 2011 di Jepang.Tidak hanya propulsinya saja yang tua, lihat saja displaynya yang masih menggunakan sistem roller blind, seperti halnya rangkaian 6123F, 6125F, 6126F, 6127F, dan 6133F. Menariknya lagi, formasinya sebenarnya memiliki urutan yang sama dengan formasi 6000 VVVF 3 tahap yang sudah ada 5 rangkaian di sini. Hanya saja karena pada saat kedatangannya akhir tahun 2012 lalu rangkaian ini belum siap beroperasi 10 kereta, maka rangkaian ini hanya berjalan 8 kereta saja.

Makin penasaran dengan 6134F? Simak terus saja artikel berikut ini.

Awal kehidupan

Rangkaian 6134F di masa TRTA dengan formasi aslinya (Express0201)

Pada tahun 1988, dengan peningkatan kebutuhan rangkaian di lintas TRTA (Sekarang Tokyo Metro) Chiyoda, maka dipesanlah dua lagi rangkaian KRL dari Kinki Sharyo untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga lahirlah rangkaian KRL seri 6000 angkatan ke-6, yaitu 6133F dan 6134F.

Mengingat tahun pembuatannya yang sudah terpaut amat jauh dibanding leluhurnya, maka rangkaian angkatan ke-6 ini sudah mempunyai banyak perubahan. Dari segi teknis, rangkaian ini memang menggunakan sistem AVF Chopper yang sama dengan rangkaian KRL seri 6000 dalam keadaan aslinya, serta sistem transmisi kelistrikan rangkaiannya menggunakan konverter DC-DC. Akan tetapi, kereta 6100 pada 6133F dan 6134F sudah dibuat tidak mempunyai pantograf, tidak seperti pada 6101F-6132F. Kedua rangkaian ini juga sudah dilengkapi sistem pendingin udara yang dari awal dibuat di pabrik dengan daya 330 kW, tidak seperti rangkaian pendahulunya yang pendingin udaranya adalah hasil retrofit, meskipun sistem blower AC Mitsubishi Linedelier (atau dengan plesetan mudahnya, Lenjer) seperti ini memang sudah ada sejak rangkaian 6122F.

Interior rangkaian 6134F di Indonesia. Sejak dari Jepang hingga hari ini, konfigurasinya tidak banyak berubah

Dari segi eksterior, perubahan paling mencolok adalah tidak adanya bekas tempat pantograf pada kereta 6100, dan bentuk atapnya lebih melengkung, seperti pada rangkaian angkatan ke-5 (6129F-6132F) serta kaca jendelanya dibuat panel tunggal berukuran besar dari awal, bukan merupakan modifikasi. Pintunya juga sudah dibuat seperti pada KRL Tokyo Metro 7000 angkatan 1983 dan lebih muda yang menggunakan kaca pintu berukuran besar, dan tentu saja display penunjuk rute yang masih menggunakan tipe roller blind. Dari segi interior, rangkaian ini memiliki lapisan panel veneer dinding persambungan dan pembatas kursi berwarna hijau pudar.

Selain itu, seperti pada rangkaian seri 6000 yang lain, rangkaian ini pada awalnya menggunakan pelapis kursi berwarna merah untuk kursi biasa dan warna biru untuk kursi prioritas. Akan tetapi, tidak seperti rangkaian lain dan seperti 6126F, rangkaian 6134F tidak pernah mengalami penggantian warna pelapis kursi dan sampai akhir dinas di Jepang menggunakan kursi berwarna merah-biru.

Kursi prioritas pada rangkaian 6134F
Kursi biasa pada rangkaian 6134F

Stamformasi awal rangkaian 6134F di Jepang adalah sebagai berikut:

Stamformasi asli rangkaian 6134F

Tidak seperti rangkaian seri 6000 angkatan awal yang semuanya telah mengalami peremajaan B-refurbishment, karena pada saat B-refurbishment gelombang pertama usianya masih sangat muda, rangkaian ini tidak mengikuti peremajaan gelombang ini, namun pada saat rangkaian angkatan lanjut (6122-6135F) mulai dilakukan B-refurbishment antara tahun 2004-2007, rangkaian ini keburu tidak mendapat giliran karena setelah proses peremajaan terakhir yaitu pada rangkaian 6122F, rencana untuk menggantikan KRL Tokyo Metro seri 6000 dengan seri 16000 telah muncul, sehingga tidak ada lagi peremajaan yang dilakukan pada rangkaian seri 6000 yang belum mendapat giliran.

Akibatnya, rangkaian 6134F tidak pernah mendapatkan peremajaan, sehingga konfigurasi asli dari awal dibuat tahun 1988 masih tampak, paling mencolok terutama pada display penunjuk tujuan yang masih menggunakan roller blind dan interior yang menggunakan veneer aslinya. Selain itu, karena tidak mendapatkan peremajaan, maka tidak ada ruang kursi roda pada rangkaian ini, yang baru mulai disediakan pada saat peremajaan rangkaian seri 6000. Selain itu, pegangan tangan bagian tengah juga bentuknya tidak diubah seperti rangkaian yang telah diremajakan sehingga tidak ada hand strap seperti pada rangkaian VVVF ataupun rangkaian Chopper yang telah diremajakan.

Meskipun demikian, karena suatu dan lain hal, pada tahun 2007 formasi rangkaian ini diatur ulang oleh Tokyo Metro sehingga mengikuti formasi rangkaian angkatan awal yang telah diremajakan menggunakan traksi VVVF 6M4T dengan formasi berikut:

Formasi rangkaian 6134F setelah pengaturan ulang oleh Tokyo Metro

Sebuah ironi memang karena rekan-rekan sepantarannya yang sudah diremajakan justru formasinya tidak diatur ulang karena menggunakan sistem VVVF 5M5T yang lebih modern yang memungkinkan distribusi daya yang lebih optimal tanpa harus mengatur ulang formasi.

千代田線6000系 6134F
Keadaan terakhir rangkaian 6134F ketika di Jepang (KeYo 71)

Rangkaian ini berdinas di Tokyo Metro hingga akhir 2012, ketika jumlah rangkaian seri 16000 telah mencukupi untuk menggantikan rangkaian seri 6000. Rangkaian ini dipensiunkan pada tanggal 27 Agustus 2012, dan dikirimkan ke Indonesia sendirian, tidak berbarengan rangkaian lain.

Di Indonesia

Foto Kriesnandi Septian Noor.
Tokyo Metro 6134F ketika baru berdinas di Indonesia (Kriesnandi Septian Noor)

Setelah perjalanan panjang, rangkaian ini tiba pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 di Jakarta. Akibat penuhnya Balai Yasa Manggarai, rangkaian ini bersama dengan rangkaian-rangkaian lain yang tiba tidak terpaut jauh harus menginap sementara waktu di Stasiun Tanjung Priok sebelum kemudian dapat ditarik ke Balai Yasa Manggarai. Rangkaian ini sempat menginap bersama rangkaian KRL Kfw buatan INKA yang pada saat itu tidak lama lalu baru dikirim setelah pengiriman KRDE Kalingangsa Ekspres ke Divisi Regional 1 Aceh dan Sumatera Utara KAI untuk menjadi rangkaian sementara ARS.

Ujicoba pada rangkaian Tokyo Metro 6134F dengan 10 kereta di Depok Baru, 2013 (Mamuri Santiagyo, Youtube)

Setelah segala penyesuaian lintas, rangkaian ini mulai berdinas pada tanggal 19 Juli 2013 dengan formasi awal berikut dengan nomor Kemenhub teoretisnya:

Stamformasi asli 6134F dengan nomor Kemenhub teoretisnya.

Seperti rangkaian Tokyo Metro 6000 yang telah datang sebelumnya, akibat keterbatasan prasarana di Jabodetabek, maka rangkaian ini dioperasikan hanya dengan 8 kereta dengan melepas kereta 6734 dan 6834, sehingga formasinya menjadi sebagai berikut:

Stamformasi 6134F ketika beroperasi di Indonesia
Rangkaian 6134F yang mogok dan ditarik oleh KRD NR di Parung Panjang (Abdul Hamid Ridwan, Youtube)

Pada bulan Juli 2014, rangkaian ini cukup apes untuk mengalami mogok di Stasiun Maja dan karena gangguannya tidak dapat diatasi di tempat, maka rangkaian ini tidak dapat berjalan dengan tenaganya sendiri untuk pulang dan terpaksa ditarik pulang dengan KRD NR. Beruntung kerusakan pada rangkaian ini dapat diatasi sehingga rangkaian ini dapat berdinas kembali.

Setelah menjalani hidup selama dua tahun tanpa banyak insiden berarti, rangkaian ini masuk Balai Yasa Manggarai untuk menjalani Perawatan Akhir pada bulan Mei 2015. Ketika keluar, ternyata rangkaian ini membawa suatu kejutan:

Pada saat selesai proses PA dan berdinas kembali, rangkaian ini ternyata diberi angka penomoran pada nomor setnya bukan warna hitam seperti rangkaian yang umumnya menjalani PA di Balai Yasa Manggarai seperti 6125F dan 6127F kala itu, melainkan warna oranye seperti pada rangkaian 6115F, 6126F, dan 6123F ketika awal berdinas di Indonesia.

Ketika selesai PA, rangkaian ini pertama kali berdinas kembali pada tanggal 12 Juni 2015 sebagai KA 2189-2190 relasi Depok-Duri-Tangerang. Penulis sendiri mendapatkan kesempatan menaiki rangkaian ini pada keesokan harinya. Kebetulan pada hari itu juga terdengar kabar rangkaian ini mengalami kebakaran pada rodanya, akan tetapi ternyata kabar tersebut kurang akurat karena yang terjadi ternyata hanyalah percikan api akibat pengereman keras, dan tidak memengaruhi kemampuan operasional rangkaian ini.

Rangkaian 6134F stabiling di Tangerang pada saat baru berdinas kembali sejak menjalanai Perawatan Akhir perdananya.

Berbicara soal pengereman, rangkaian ini memiliki reputasi yang kurang mengenakkan di era 2015 karena menjadi salah satu rangkaian yang sempat ikut menggunakan blok rem metalik, dan di antara rangkaian-rangkaian KRL yang menggunakan blok rem metalik, suara berisik pengereman 6134F dengan blok rem metalik cukup dikenal sebagai yang paling parah berisiknya di antara yang lain. Untungnya semenjak beberapa waktu lalu, reputasi buruk tentang remnya yang berisik telah hilang.

Sesuai Peraturan Mentri nomor 54 tahun 2016, penomoran pada rangkaian 6134F ini diubah menjadi seperti ini:

Stamformasi 6134F dengan penomoran baru

Sayangnya, terdapat kesalahan pada penomoran ini karena semestinya penomoran tahun pembuatannya adalah 1988 (sehingga seharusnya melanjutkan penomoran dari rangkaian seri 05 buatan tahun 1988) dan bukan 1981 yang disamakan dengan KRL angkatan 5 (6123F, 6125F, 6126F, 6127F).

Memasuki era 2016 ketika KRL seri 6000 dari Tokyo Metro mulai berdatangan kembali, tiba-tiba saja muncul suasana yang berbeda. Dengan munculnya rangkaian berteknologi VVVF dengan interior yang sudah dimodernisasi termasuk sang nenek 6101F yang merupakan rangkaian operasional tertua, tentu saja ironi yang sempat ada di Jepang ketika rangkaian yang katanya muda tapi berteknologi tua harus berjalan bareng dengan rangkaian yang katanya setua nenek-nenek tapi teknologinya muda tercipta lagi.

Akan tetapi, di sisi lain, ironi ini menciptakan keadaan lintas yang jauh lebih berwarna karena perbedaan yang cukup jauh tersebut. Dan tentu saja, dengan tantangan yang semakin berat dengan waktu, semoga saja kedua rangkaian ini masih dapat dengan andal melayani penumpang dalam waktu lama ke depannya.

Referensi tambahan:
Wikipedia Jepang
KRFJ
Charles KKB

Railway Enthusiast Digest|Ikko Haidar Farozy

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×