Ujicoba Rangkaian 203-106F Setelah Perakitan Menjadi 10 Kereta
Rangkaian 203-106F melintas langsung stasiun Universitas Indonesia | foto: Nurachman Hafizh |
(20/4) – Perubahan yang terjadi pada awal April lalu saat pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) baru membuat banyak perubahan. Salah satu perubahan yang cukup signifikan adalah berkurangnya jumlah rangkaian formasi 10 dan 12 kereta di lintas Bogor jika dibandingkan dengan GAPEKA sebelumnya, masing-masing sebanyak 5 rangkaian dan 1 rangkaian. Menjawab keluhan penumpang lintas Bogor karena berkurangnya rangkaian dengan formasi panjang sambil menunggu kedatangan armada bukan baru untuk tahun fiskal 2017, PT KCJ memutuskan untuk kembali mengadakan mixing rangkaian KRL yang sebelumnya memiliki formasi 8 kereta (SF8) menjadi 10 kereta (SF10).
Rangkaian 203-106F semasa masih menjadi SF8 |
Rangkaian ini menjadi SF10 dengan menyelipkan kereta motor 203-125 dan 202-125 yang sudah diganti nomornya menjadi 203-1 dan 202-1, serta dilucuti komponen traksinya, sehingga bertindak sebagai trailer. Kedua kereta motor yang aslinya milik rangkaian 203-109F ini bertukar nomor dikarenakan awal 2017 yang lalu dua kereta motor ini rusak semasa masih digandeng di rangkaian 203-109F, sehingga 203-109F sejak kerusakan tersebut membawa kereta motor 203-1 dan 202-1 yang diberi nomor 203-125 dan 202-125. Dikarenakan suku cadang untuk komponen yang rusak sudah tidak lagi diproduksi, akhirnya kedua kereta motor ini pun sebelum digandengkan di 203-106F dilucuti dulu komponennya, dan menjadikan 203-106F sebagai rangkaian SF10 pertama dengan konfigurasi 4M6T di Jabodetabek, yang sebenarnya cukup riskan karena jumlah trailer lebih banyak dari motor, serta daya per motor traksi KRL seri 203 yang hanya 140 kilowatt. Sebetulnya, di Jepang juga ada KRL-KRL dengan konfigurasi 4M6T, seperti halnya KRL seri 209-500 dan E231-0 milik JR East yang beroperasi di jalur Chuo-Sobu, namun KRL-KRL tersebut memiliki daya per motor traksi yang lebih besar dibandingkan dengan KRL seri 203 sehingga lebih aman untuk berjalan dengan jumlah motor yang lebih sedikit daripada trailer.
Perhatikan perbedaan antara 2 kereta berpantograf di atas, kosong dan memiliki komponen | foto: Nurachman Hafizh |
Formasi rangkaian 203-106F setelah perubahan formasi ditampilkan pada tabel di bawah.
Susunan rangkaian 203-106F |
Formasi 10 kereta untuk rangkaian KRL seri 203 sebenarnya bukan hal baru. Di awal-awal kedatangan KRL seri 205 dari jalur Saikyo, rangkaian 203-1F sendiri pernah menjadi rangkaian SF10 dengan menggunakan kereta motor 203-117 dan 202-117 yang berasal dari rangkaian 203-106F. Namun karena suatu alasan, 203-1F pun diperpendek lagi menjadi SF8, dan kemudian menjadi SF4 saat 203-2F memanjang. Seolah sudah jodoh, kini justru 203-106F yang memanjang menjadi SF10, dengan menggunakan kereta motor yang meskipun bukan asli milik 203-1F, namun tergandeng di rangkaian tersebut dan mengenakan nomor yang seolah-olah seperti kereta motor asli milik 203-1F.
#NantiKamiMix