Melihat Lebih Dekat Bus BYD, Calon Bus Kalpatrans Dari Tiongkok
[23/3]. Kendaraan listrik saat ini mulai banyak bertebaran di Indonesia. Tak adanya emisi gas buang serta kenyamanan menjadi alasan banyak masyarakat mulai beralih ke kendaraan listrik. Jika sebelumnya kita sudah berkenalan dengan Mobil Anak Bangsa (MAB) yang merupakan bus listrik buatan Indonesia, kali ini kita akan berkenalan dengan BYD, bus listrik asal Negeri Tirai Bambu.
Bus listrik BYD rencananya akan dioperasikan oleh Transjakarta sebagai salah satu armadanya yang diberi nama Kalpatrans, singkatan dari Kalpataru dan Transjakarta. Bus ini didatangkan ke Indonesia oleh anak perusahaan Bakrie di bidang otomotif, Bakrie Autoparts.
Bus ini dipamerkan dalam Pameran Busworld South East Asia 2019 yang diselenggarakan pada 21 hingga 23 Maret lalu. Ada dua jenis bus BYD yang dipamerkan yakni bus besar dan bus kecil. Berhubung bus ini terbilang baru di Indonesia, bagaimana kah bus ini kelihatannya.
Sama seperti MAB, bus BYD besar memiliki 2 pintu yakni satu di depan dan satu lagi di tengah bus. Pintu bus dirancang lebar untuk memudahkan pengguna kursi roda dan disabilitas masuk ke dalam bus. Tersedia ramp atau bidang miring untuk mempermudah kursi roda masuk ke dalam bus. Bus besar BYD menggunakan suspensi udara yang dapat diatur ketinggiannya untuk mempermudah penyandang disabilitas naik dan turun bus.
Interior bus BYD besar terlihat sederhana seperti bus kota biasa. Interior didominasi warna putih dengan bangku plastik berwarna kuning. Atap juga tak terlihat terlalu tinggi seperti bus MAB. Bus BYD besar memiliki kapasitas sebanyak 30 tempat duduk di mana 4 di antaranya adalah bangku prioritas yang bangkunya dapat dilipat untuk memberikan ruang untuk pengguna kursi roda.
Bangku prioritas di bus ini ditempatkan di depan pintu tengah. Warna bangkunya diwarnai biru tua untuk membedakannya dari bangku biasa. Bangku juga dilapisi dengan jok busa untuk membuatnya lebih nyaman. Bangku juga dapat dilipat untuk memberikan ruang bagi pengguna kursi roda.
Dasbor supir juga tidak terlihat begitu “wah” seperti MAB. Speedometer yang digunakan masih menggunakan speedometer konvensional. Tidak terlalu banyak tombol yang ditempatkan di dasbor. Hanya beberapa tombol seperti pengatur suhu AC, penunjuk transmisi, dan buka-tutup pintu yang ditempatkan di dasbor.
Setelah membahas bus yang besar, sekarang kita membahas bus yang kecil. Bus kecil BYD tidak ditempatkan di ruang pamer bersama bus BYD besar melainkan dijalankan di luar bersama dengan dua bus heritage milik PPD dan Sumber Selamet. Ukuran busnya sama seperti bus kecil pada umumnya.
Interior bus kecil BYD terlihat biasa saja dengan warna dominan putih dan jok kursi berwarna hitam. Bus kecil ini memiliki kapasitas sebanyak 22 tempat duduk yang disusun dengan formasi 2-1.
Sama seperti bus MAB, pengsisian baterai bus BYD dilakukan meggunakan charging station yang terhubung dengan kabel. Pengisian baterai dari kosong hingga penuh memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Dalam kondisi baterai penuh, bus bisa berjalan sejauh 250 kilometer dengan kecepatan maksimal mencapai 130 km/jam. Namun karena regulasi, bus hanya boleh dipacu hingga kecepatan 80 km/jam.
Sebelum dipamerkan di Busworld Expo, kedua bus ini sudah pernah menjalani uji coba di Bali pada tahun lalu. Rencananya kedua bus BYD ini akan dioperasikan bersama bus MAB sebagai armada Kalpatrans. Belum diketahui kapan dan di rute mana bus listrik Kalpatrans akan beroperasi, namun berdasarkan bocoran yang diperoleh Tim REDaksi kedua bus listrik ini akan beroperasi di rute baru.
(RED/BTS)