Mengenal Sarana Uji Dinamis Kereta Api Buatan PT INKA
[29/12] Dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan transportasi umum, khususnya kereta api bukan hanya sekedar untuk mobilitas barang dan manusia tetapi dalam pemenuhan mobilitas tersebut industri kereta api dituntut untuk memenuhi beberapa hal antara lain keselamatan perjalanan (safety), keamanan (security), kenyamanan (comfortness) dan ketepatan waktu (punctuality of schedule). Untuk memenuhi hal tersebut, pemerintah lewat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007, tentang Perkeretaapian telah mengatur tentang pengujian prasarana agar tercipta keselamatan, keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut, ditambah dengan semakin banyaknya kereta/gerbong yang akan diuji setiap tahunnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi untuk membangun laboratorium berjalan untuk fasilitas uji dinamik kereta api (kereta uji) yang mampu menguji ride index dan kestabilan kereta api. Pengembangan sistem instrumentasi tersebut dimaksudkan untuk menggantikan fungsi kereta uji yang dimiliki pada saat itu, yaitu kereta uji peninggalan Belanda buatan tahun 1923, yang hasilnya tidak dapat diketahui secara real time dan peralatan yang sudah terlampau usang.
FUDIKA
Studi dan Pembangunan kereta FUDIKA (Fasilitas Uji Dinamik Kereta Api) dimulai sejak tahun 2002. Pengembangan kereta Fudika dilakukan bersama PT Dirgantara Indonesia, PT INKA (Industri Kereta Api), PT KAI (Kereta Api Indonesia) dan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Kereta FUDIKA memgambil desain dasar dari kereta Argo Bromo Anggrek dengan dimensi panjang kereta sebesar 20.920 mm, lebar 2.990 mm dan tinggi 3.700 mm dan bodi berbahan mild steel. Desain kereta ini menggunakan warna dasar kuning dengan ornamen garis seperti seismograf berwarna hitam. Kereta ini dilengkapi pintu otomatis di tiga sisi kereta. Kereta ini diberi nomor seri U-05901.
Bogie kereta ini menggunakan jenis TB- RUK (Trailer Bogie-Riset Unggulan Kemitraan) yang didesain oleh ITB (Institut Teknologi Bandung) dengan suspensi utama menggunakan rubber bounded dan suspensi sekunder menggunakan suspensi udara (air suspension). Desain bogienya sedikit berbeda dengan bogie CL243 (K9) pada kereta Argo Bromo Anggrek yang memiliki damper vertikal di bagian luar dan dudukan air suspension (pada bogie K9 Re-Engineering) yang berbentuk kotak tebal. Penerapan Bogie TB-RUK selain pada kereta FUDIKA dapat dilihat pada KRL-I. Bogie ini dilengkapi oleh pengereman menggunakan disc brake dan tread brake.
FUDIKA dilengkapi oleh alat-alat instrumentasi yang mampu menampilkan data secara real time dengan kapasitas penyimpanan data yang sangat besar dan sistem analisis data yang mudah. Parameter digunakan untuk menampilkan performansi sarana baik lokomotif,gerbong dan kereta maupun prasarana yang diukur lewat getaran kereta yang dihasilkan ketika melewati jalur yang diuji. Parameter yang dapat diukur oleh FUDIKA yakni :
- Pengukuran gerakan horizontal dan vertikal pada sisi kanan dan kiri bogie kereta api. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kestabilan kereta ditinjau dari gerak Yawing (mengguling ke samping)
- Pengukuran sistem dan tekanan pipa pengereman kereta api
- Pengukuran tekanan tangki udara pada sistem pengereman kereta api
- Sensor kecepatan
Selain itu, FUDIKA dilengkapi oleh GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui data yang didapat secara real time. Data tersebut akan ditampilkan langsung pada layar monitor yang terdapat di dalam kereta FUDIKA dan hasil analisis secara keseluruhan dapat didapatkan dalam waktu satu jam setelah pengujian dilakukan. Hasil analisis dapat didiskusikan dalam briefing room yang telah tersedia di dalam kereta FUDIKA dan perumusan kebijakan bisa dilakukan pada saat yang sama.
Pada tahun 2007, sistem pengujian menggunakan metode pengujian yang terbaru diujicoba. Hal ini merupakan pengembangan dari sistem sebelumnya yang menggunakan voltage-based measurement yang hanya mampu menguji kereta dalam konfigurasi yang sedikit. Sistem terbaru ini menggunakan alat transducer yang terdiri dari accelerometer yang dipasang di tiap objek yang akan diukur. Sistem ini dapat diaplikasikan untuk mengukur parameter-parameter yang telah dilakukan pada 10 kereta api sekaligus secara simultan dan real time. Sistem ini diuji coba untuk menguji sarana kereta ekonomi (K3) dan kereta bagasi. Selain untuk menguji sarana, accelerometer dapat dilakukan untuk menguji kesiapan prasarana kereta api. Namun, pengujian ini hanya untuk mengukur getaran yang dihasilkan dari sarana kereta api ketika melewati jalur yang diuji bukan untuk mengukur geometri jalur kereta tersebut.
Pada tahun 2012, FUDIKA juga menjalani uji coba simulasi untuk menentukan gerakan Yawing pada kereta Argo Bromo Anggrek akibat adanya re-engineering bogie yang dilakukan oleh PT INKA. Tes ini dilakukan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yakni oleh Ir. Ronald Panggabean, Msi. dan tim. Dengan rute Madiun-Jombang-Madiun, kereta FUDIKA dengan nomor sarana U-05901 dirangkai dengan kereta Argo Bromo Anggrek Go-Green yang didalamnya telah dipasang accelerometer di kursi kereta, lantai kereta, dan bagasi kereta. Selain itu pada tahun 2015 dan tahun 2016, FUDIKA digunakan untuk pengujian dinamis sarana gerbong barang mulai dari gerbong datar hingga gerbong ballast (ZZOW) milik Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Kereta Ukur Uji Dinamis
FUDIKA mulai tergantikan perannya oleh Kereta Ukur Uji Dinamis buatan tahun 2018 yang diproduksi oleh PT INKA. Saat ini peralatan yang ada di FUDIKA sudah mulai dikosongkan semenjak adanya Kereta Ukur Uji Dinamis dan kepemilikan FUDIKA sudah beralih menjadi milik PT INKA setelah dihibahkan oleh BPPT dan Kemeterian Perhubungan.
Kereta Ukur Uji Dinamis memulai perjalanan dinas pertamanya pada 09 November 2018. Pada saat itu, kereta ini membawa trainset kereta penumpang berbahan stainless steel yang ke 23 milik PT Kereta Api Indonesia yang terdiri dari kereta kelas eksekutif, kereta kelas ekonomi dan kereta pembangkit listrik. Selain itu, pada rangkaian ini ditambahkan Kereta Inspeksi Mendawai. Uji Coba ini dilakukan dari Stasiun Madiun hingga Stasiun Cirebon via Semarang.
Fitur tambahan dan peningkatan pada Kereta Ukur Uji Dinamis antara lain :
- Uji Strain Gauge yakni untuk mengetahui pengaruh tegangan dan regangan yang terjadi pada bogie kereta saat membawa beban di jalur kereta api. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan bogie. Selain itu, fitur ini apabila dikembangkan dengan menambahkan sistem ukur jalan rel yang dapat mengetahui TQI (Track Quality Index) dan dikomparasi dengan data Strain Gauge maka akan didapatkan data yang lebih akurat.
- Pengetesan Suhu yang dapat dilakukan secara simultan
- Penyederhanaan fitur pengukuran gerakan horizontal dan vertikal pada sisi kanan dan kiri bogie kereta api menjadi fitur Ride Index. Fitur ini pula dapat dikomparasi dengan TQI (Track Quality Index)
- Penyederhanaan tampilan pada layar monitor dan output yang dihasilkan pada saat uji dinamis suatu kereta api.
Kereta Ukur Uji Dinamis menggunakan desain dasar kereta berbahan stainless steel dengan warna dasar bagian atas adalah kuning dan bagian bawah adalah hijau ornamen garis seperti seismograf berwarna biru. Kereta ini memiliki nomor seri SU 0 18 01. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kereta ini adalah mild steel.
Berbeda dengan FUDIKA yang menggunakan bogie TB-RUK, Kereta Ukur Uji Dinamis menggunakan bogie TB-1014 (K10) seperti kereta-kereta buatan PT INKA tahun 2016-2019. Bogie ini menggunakan suspensi utama connical rubber dan suspensi sekunder menggunakan coil spring.
Pengadaan Kereta Ukur Uji Dinamis menggunakan kontrak tahun jamak pada tahun 2017-2018. Pengadaan ini dilakukan untuk peningkatan keselamatan perkeretaapian sekaligus untuk meningkatkan fitur yang sudah mulai menua dari kereta FUDIKA. Dengan adanya Kereta Ukur Uji Dinamis yang memiliki fitur tambahan dan sudah dilakukan penyempurnaan, diharapkan uji dinamis dapat dilakukan sebaik mungkin dan menghasilkan data yang lebih akurat untuk sertifikasi, uji kereta baru, pengujian kereta setelah melakukan perbaikan dan audit teknologi agar perkeretaapian di Indonesia menjadi lebih baik.
Sumber :
BPPT
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Indonesia
(RED/rnovanto)
Pingback: Balai Yasa Manggarai Ikut Selenggarakan Acara Open House