Mengenal Sarana KRDE ME 204 Buatan PT INKA
KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) ME 204 merupakan KRDE yang dibuat oleh PT Industri Kereta Api Indonesia pada tahun 2018. KRDE ini didesain sebagai layanan angkutan penumpang menuju bandar udara. Saat ini, ada tiga trainset KRDE ME 204 yang melayani penumpang di Indonesia, yakni satu trainset sebagai layanan Kereta Minangkabau Ekspress dan dua trainset lainnya melayani lintas di Daerah Operasi 6 Yogyakarta sebagai Kereta Bandara New Yogyakarta International Airport dan Kereta Bandara Internasional Adi Soemarmo. Tiga trainset KRDE ME 204 bernilai kontrak hingga USD 12.906.750. Selain digunakan untuk layanan angkutan penumpang bandara, kereta ini juga digunakan sebagai armada Prambanan Ekspress dan armada Solo Ekspress.
Desain KRDE ini merupakan hasil kerjasama antara PT INKA dan PT Raillink yang berkolaborasi dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Design Center. Metode yang digunakan adalah menggunakan Integrated Digital Design (IDD) yaitu sebuah metode yang digunakan untuk meningkatkan tingkat kompetitif barang lewat pembuatan teknologi desain yang terintegrasi untuk mempersingkat waktu tunggu, dan meningkatkan QCD (Quality Cost Delivery).
Terdapat tiga analogi dalam pembuatan desain kereta ini, yakni analogi ular, analogi harimau dan analogi badak. Analogi ular digunakan pada desain KRL EA 203 Raillink Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan KRDE ME 204 sedangkan analogi badak digunakan pada desain lokomotif CC 300. Desain KRDE ini terutama pada bagian kabin banyak menggunakan standar UIC (International Union of Railways). KRDE ini memiliki konstruksi badan kereta dari bahan stainless steel yang dapat diwarnai oleh cat. Selain itu, kereta ini menggunakan bogie bolsterless yang memiliki desain seperti KRL EA 203.
KRDE ini memiliki susunan TeC 1 (Trailer engine Cabin 1) – M (Motor Car)- T (Trailer Car)-TeC 2 (Trailer engine Cabin 2). Kereta TeC memiliki panjang sebesar 20.458 mm, Kereta M dan T memiliki panjang 20.708mm sedangkan lebar setiap kereta sebesar 2.990mm. Tinggi kereta dari atas kop (kepala) rel termasuk pendingin udara sebesar 3.820 mm. Lebar jalur kereta (gauge) ini adalah 1067 mm. Kereta TeC dan kereta M memiliki berat sebesar 43.500kg sedangkan berat kereta trailernya sebesar 38.500 kg. Alat perangkai kereta ini menggunakan automatic tight locked coupler, bar coupler AAR No. 10 contour di bagian kabin kereta dan pada bagian sambungan antar kereta menggunakan semi permanent coupler.
Kapasitas penumpang pada kereta Tec 1 dan 2 sebesar 46 tempat duduk dan 48 berdiri. Pada kereta M kapasitas penumpang duduk adalah 56 dengan penumpang berdiri sebanyak 46 sedangkan pada kereta T penumpang duduk sebanyak 52 dan penumpang berdiri sebanyak 51 sehingga total jumlah kapasitas kereta dapat mengangkut 393 penumpang.
Kereta ini memiliki kenyamanan dan keamanan yang cukup tinggi. Tipe tempat duduk KRDE ini menggunakan reclining seat dan dilengkapi stopkontak untuk mengisi daya perangkat elektronik. Toilet kereta berada di kereta trailer dengan tipe vacuum toilet system (enviromental friendly type). Rak bagasi pun tersedia baik yang diatas maupun di bawah. Sistem pendinginan udara menggunakan AC I-Cond (INKA Railway Air Conditioning) dengan tipe ACI-4202 dengan kapasitas 42.000 kcal/hr. Pada sisi keamanannya, KRDE ini dilengkapi kamera keamanan (CCTV) baik di dalam maupun di luar kereta sehingga kru kereta api dapat melakukan pengawasan agar keamanan perjalanan terjamin. Selain itu, KRDE ini dilengkapi dengan MCB (Mini Circuit Breaker) dan fuse sebagai alat pengaman kelistrikan.
KRDE ini memiliki kecepatan maksimum operasional 100 km/h dan kecepatan desain 110 km/h. KRDE ini ditenagai oleh mesin Cummins QSK 19 pada kereta TeC 1 dan TeC 2 dengan keluaran tenaga sebesar 580kW pada setiap mesinnya. Peralatan elektrikal seperti motor listrik, inverter dan Static Inverter (SIV) dipasok oleh Bombardier Transportation dengan brand MITRAC 1000. Brand MITRAC 1000 telah digunakan di Indonesia pada KRL KfWi-9000 dan KRL EA 203 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang membedakannya dengan KRDE adalah pada pasokan listrik yang dialirkan sebagai daya kereta api dan sistem kontrol kereta.
Pada KRL, pasokan listrik dialirkan dengan menggunakan listrik dari jaringan listrik aliran atas dan sistem kontrol serta monitoringnya telah menggunakan TCMS (Train Control and Management System). Sistem monitoring TCMS mengatur keseluruhan keadaan kereta baik sistem elektrikal, pintu, dan lain sebagainya. Sedangkan pada KRDE ME 204 pasokan listrik dialirkan dari mesin diesel , sistem kontrol serta monitoringnya menggunakan TECU (Train Engine Control Unit) dan Train Monitoring System (TMS). Sistem TECU hanya mampu mengontrol sistem mesin agar mesin mencapai efisiensi lewat optimalisasi kerja mesin sedangkan untuk sistem elektrikal masih dipandu oleh Train Monitoring System berupa lampu indikator dan indikator yang terintegrasi dengan CCTV pada PIS Display.
Sistem kelistrikan pada brand MITRAC 1000 dibagi menjadi dua yaitu PH Box dengan fungsi utama seperti inverter sebagai High Voltage Panel serta Motor Converter Module dan PA Box dengan fungsi utama seperti SIV yaitu Auxiliary Converter Module dan Motor Converter Module . Motor listrik terpasang pada bogie kereta motor dan setiap bogie memiliki dua motor listrik dengan tipe MITRAC DR1500. KRDE ini juga dilengkapi oleh generator buatan VEM (Vereinigter Elektro-Maschinenbau) tipe DREBZ 3509-6 dengan output sebesar 560kVA di kedua kereta TeC. KRDE ini juga dilengkapi baterai dengan kapasitas 70 Ah (Ampere Hour) dan 200 Ah (Ampere Hour) dengan Float Charging untuk digunakan pada saat kondisi darurat. Sistem pengereman kereta ini menggunakan modul dari Knoor-Bremse. Brake resistor terpasang di salah satu atap kereta.
KRDE ini sekarang menjadi acuan dasar bagi PT Kereta Api Indonesia dalam melakukan pengadaan-pengadaan sarana baru berupa KRDE. Untuk saat ini, PT KAI berencana akan memesan empat trainset KRDE dengan tipe yang sama untuk operasional KRDE Bandara Internasional Adi Soemarmo. Selain itu, KRDE ini dijadikan bahan pelatihan teknisi-teknisi yang ada di Daerah Operasi 6 oleh PT INKA untuk mempersiapkan operasional KRL (Kereta Rel Listrik) di Yogyakarta.
Sumber :
Windharto,Agus.2014. The Exterior and Driver Cabs of Locomotive CC300 Based on Integrated Digital Design. Surabaya, ITS.
Jalil,Abdul.2019. INKA Raih Order 4 Set Kereta Bandara Solo. Jakarta, Bisnis.com. disadur dari https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20190603/98/930416/inka-raih-order-4-set-kereta-bandara-solo
PT INKA
VEM
Bombardier Transportation
Woojin
PT KAI
(RED/rnovanto)
Kembangkan juga 𝙬𝙖𝙧𝙩𝙝𝙤𝙜 𝙖𝙣𝙖𝙡𝙤𝙜𝙮 nnti seperti model lokomotif Euro3000 buatan Stadler Rail dan kereta semi cepat, klo mnrt sy yg snake analogy itu nnti modelny jd kereta cepat Bombardier Zefiro, trus yg Rhino analogy itu nnti jadiny kereta duplex ato bilevel-railcar, trus cc203 analogy itu nnti jadinya seperti loko Stadler EuroDual kalo di buat satu kabin seperti EMD F125 ato Siemens Charger
Pingback: Terkuak, Ternyata KRDE ME204 Buatan 2021 Gunakan Traksi Medcom Buatan Polandia