Rusia Mundur, Tiongkok Jajaki Proyek Jalur KA Kalimantan
[6/7] Rusia belum lama ini menyatakan mundur dari proyek jalur KA Kalimantan pada akhir Juni lalu. Namun ternyata Tiongkok juga telah menyatakan minat mereka di proyek ini pada awal tahun ini.
Dilansir dari ProKal, pada 14 Januari 2020 perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok yaitu China Railway Liuyuan Group Co, Ltd (CRL) menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di proyek infrastruktur di Kalimantan Timur. Termasuk di antaranya proyek pembangunan rel KA di Kalimantan Timur. Proyek jalur KA sepanjang 180 km yang sebelumnya ditangani PT Kereta Api Borneo (KAB) ini akan menghubungkan Kutai Barat-Paser-Penajam Paser Utara-Balikpapan.
Akan tetapi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Iman Hidayat saat diwawancara Kaltim Post belum dapat mengonfirmasi ini. Ia mengatakan tidak bisa berkomentar karena belum ada pembahasan dan keputusan resmi mengenai itu. Ia juga menyebutkan hal ini menjadi ranah kebijakan kepala daerah.
Menurutnya, kunjungan investor asal Tiongkok di Samarinda itu disambut disambut oleh Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sekprov Kaltim Abu Helmi. Namun pada saat itu belum ada pembahasan terkait nilai investasi yang akan digelontorkan. Baru dilakukan pengarahan investor ke OPD untuk mendapatkan data terkait pembangunan infrastruktur yang diminati.
Sementara itu, Iman juga menyebutkan pengunduran diri Pemerintah Rusia masih belum resmi. Biaya pendidikan mahasiswa dari Kalimantan Timur yang menjalani pendidikan tinggi perkeretaapian di Rusia akan ditanggung Pemerintah Provinsi hingga selesai. Setelah mereka kembali, mereka akan difasilitasi oleh PT KAI.
Terdapat empat angkatan yang mengikuti pendidikan tinggi di Rusia dengan total sekitar 160 orang. Rencana seluruh angkatan akan lulus pada 2022 mendatang. (RED/IHF)