Aparat Myanmar Serbu Perumahan Dinas Pegawai Kereta Api
[13/3] Personel gabungan militer dan polisi menyerbu perumahan dinas pegawai kereta api di Yangon, Myanmar pada Rabu (10/3) kemarin. Penyerbuan dilakukan pasca aksi mogok kerja menentang kudeta militer yang dilakukan oleh Myanmar Railway Workers Union Federation atau Federasi Serikat Pekerja Kereta Api Myanmar.
Seperti dilansir dari AP News, polisi memblokade jalan menuju kawasan Mingalar Taung Nyunt di mana komplek perumahan dinas pegawai kereta api dan Stasiun Ma Hlwa Kone berlokasi. Dari foto dan video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga tampak sedang melarikan diri.
Sebelum penyerbuan dilakukan, diketahui aparat sudah meneror warga dengan berkendara mengelilingi komplek perumahan pada malam sebelumnya.
Dilaporkan setidaknya tiga orang ditangkap dalam penyerbuan ini. Dari laporan yang diberitakan media lokal, tidak terdapat perlawanan yang dilakukan warga. Aparat juga dilaporkan memaksa sejumlah penghuni perumahan untuk keluar dari rumah mereka.
Sebelumnya sejumlah organisasi serikat pekerja termasuk Serikat Pekerja Kereta Api melakukan aksi mogok massal menentang kudeta yang dilakukan militer. Aksi ini merupakan aksi lanjutan dari “perpanjangan penutupan ekonomi Myanmar skala penuh.”
Aksi penyerbuan ini menyulut reaksi dari sejumlah pekerja kereta api di dunia. Dari video yang beredar di dunia maya, sejumlah pekerja dari Stasiun Gare du Nord, Paris, menyatakan dukungan mereka kepada para pekerja kereta api Myanmar yang menentang kudeta yang dilakukan oleh militer.
Solidarity from Paris North Station to Ma Hlwa Gone Station in Yangon.
Support to the #MyanmarProtests RailRoad Workers suffering under brutal crackdowns! #WhatsHappeninglnMyanmar #MilkTeaAlliance #Mar12Coup pic.twitter.com/uFfzBaf7FB
— Ro Nay San Lwin (@nslwin) March 12, 2021
Gelombang protes dan aksi demonstrasi terus terjadi di Myanmar pasca pengambilalihan pemerintahan oleh militer pada Februari lalu. Diketahui Serikat Pekerja Kereta Api merupakan serikat pekerja pertama yang melakukan demonstrasi dan mogok kerja pasca kudeta. Setidaknya sudah sebanyak 60 orang tewas sejak pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
Aksi mogok kerja yang dilakukan menyebabkan layanan kereta api di Yangon dan Mandalay lumpuh total. Junta militer yang berkuasa mengakui secara tidak langsung bahwasanya aksi mogok kerja yang dilakukan Serikat Pekerja Kereta Api memiliki dampak yang besar. Pihak berwenang mengatakan layanan kereta api akan kembali pulih dalam “waktu dekat.” (RED/BTS)