Catatan Perjalanan: Hunting Foto di Stasiun Pondok Rajeg
Lintas Nambo mungkin merupakan lintas yang unik di sistem KRL Commuter Line Jabodetabek. Suasananya masih relatif asri terutama di wilayah antara Citayam-Cibinong, dan jalurnya masih tunggal. KRL yang beroperasi di sini pun frekuensinya masih sangat sedikit.
Pada Minggu kemarin, salah satu Tim REDaksi mengunjungi salah satu stasiun di lintas ini, yaitu Pondok Rajeg. Stasiun ini merupakan stasiun nonaktif di lintas Citayam-Cibinong-Nambo. Bagaimana kondisi stasiun ini, dan hasil memotret KA di sana? Berikut liputannya.
Latar belakang singkat
Di lintas ini, Stasiun Pondok Rajeg menjadi stasiun pertama setelah Citayam, dan berada di antara Citayam dan Cibinong. Keberadaan stasiun ini dapat dilacak dari saat pertama kali pemerintah membangun lintas cabang Citayam-Nambo yang rencananya akan diteruskan hingga Cikarang.
Sayangnya, akibat krisis ekonomi lintas baru ini hanya selesai dibangun hingga Nambo. Akhirnya dioperasikan KRD angkutan penumpang dari Tanah Abang ke Nambo, namun sekitar tahun 2006 (terdapat sumber yang mengatakan 2007-2008), layanan ini berhenti beroperasi. Lama mati, pada 2013 KA semen mulai beroperasi dari lintas ini, yang juga telah dielektrifikasi agar KRL Commuter Line di kemudian hari dapat masuk.
Kini, lintas Citayam-Cibinong-Nambo telah aktif sejak April 2015. Akan tetapi, Stasiun Pondok Rajeg tetap mati hingga saat ini. Berdasarkan warga sekitar yang Tim REDaksi sempat tanyakan, hingga saat ini masih belum ada rencana reaktivasi yang konkret di stasiun ini.
Lokasi dan Keadaan Sekitar Stasiun
Stasiun Pondok Rajeg letaknya berada di dekat Jalan Kampung Sawah yang menghubungkan Grand Depok City dan Cibinong. Lokasi persisnya berada di koordinat ini.
Akses terdekat ke Stasiun Pondok Rajeg dengan KRL Commuter Line adalah Stasiun Citayam dan Stasiun Cibinong. Sedang jika menggunakan kendaraan pribadi dapat datang dari arah Grand Depok City, Cilodong, ataupun Jalan Raya Bojong Gede-Cibinong.
Dari perlintasan nomor 1 (JPL1) yang berada di Jalan Kampung Sawah ini, tampak jelas bangunan Stasiun Pondok Rajeg. Antara jalan raya dengan stasiun dihubungkan dengan satu jalan tanah berukuran kecil. Saat Tim REDaksi menyambangi stasiun ini keadaan masih hujan rintik-rintik sehingga jalan ini sangat becek.
Saat didekati, tampak bangunan utama stasiun yang kondisinya sudah memprihatinkan. Bangunan yang aslinya berwarna putih-hijau ini sudah sangat dipenuhi banyak coretan grafiti. Padahal pada tahun 2012 Stasiun Pondok Rajeg beserta stasiun-stasiun lainnya sudah dibersihkan ulang.
Menjelajahi Isi Stasiun
Di pintu masuk, tampak bekas jendela yang merupakan bekas jendela loket. Lalu di sebelah kanannya terdapat pagar yang aslinya berfungsi untuk memisahkan area dalam dan luar peron. Masuk ke dalam bangunan utama, di belakang ruang loket tampak kamar mandi petugas dan ruang yang sepertinya untuk petugas.
Kondisinya? Jangan tanya. Bagian dalam bangunannya lantainya sudah sangat kotor. Selain itu, dindingnya sudah penuh grafiti. Plafonnya juga sudah berlubang di berbagai pojok bangunan, dengan atapnya sudah kelihatan dari dalam.
Di area dalam peron tampak satu buah toilet yang aslinya untuk penumpang. Kondisinya juga sudah sangat tidak keruan. Sementara peronnya sendiri tampak sangat lapang, dengan tiang berwarna hijau muda namun sudah dipenuhi coretan. Coretannya sendiri tidak hanya memenuhi tiang atap peron, tetapi juga sampai ke lantai.
Meskipun demikian, atap peronnya masih dalam kondisi relatif baik, kecuali di bagian ujung yang sudah berlubang. Sedangkan panjang peronnya jika diukur dengan Google Maps tidak sampai 80 meter. Meskipun di masa lalu panjang peron ini mungkin cukup untuk KRD Nambo, hari ini panjang peronnya bahkan tidak memadai untuk KRL rangkaian 4 kereta.
Sebagai stasiun nonaktif, tidak ada aktivitas pelayanan naik-turun pengguna KRL di sini. Hanya ada aktivitas warga sekitar yang nongkrong di stasiun ini. Tujuan mereka beragam, ada yang bercengkerama bareng, dan ada yang menggunakannya untuk sesi foto bersama teman-temannya. Terkadang warga setempat juga masih memanfaatkan stasiun ini sebagai jalan pintas.
Hunting ular besi di Pondok Rajeg
Tentu Tim REDaksi ke sini tidak hanya untuk menjelajahi bangunan Stasiun Pondok Rajeg, tetapi juga untuk hunting KRL di sini. KRL lintas Nambo pada GAPEKA 2021 masih dilayani hanya 2 rangkaian saja, dengan headway yang cukup jauh, jadi bersabarlah menunggu jika terlewat.
Posisi KRL Nambo dapat dicek dengan menggunakan aplikasi seperti KRL Access atau Info KRL dengan patokan Stasiun Cibinong dan Citayam. Bersiap-siaplah untuk memotret jika sudah ada KRL yang berangkat dari Cibinong atau Citayam. Jika beruntung, pembaca dapat menemukan KA angkutan batu bara (Babarandek) di sore hari. Meskipun demikian Tim REDaksi sendiri tidak berjumpa pada saat hunting di Stasiun Pondok Rajeg.
Spot dari peron Stasiun Pondok Rajeg sendiri memberi dua kesan yang berbeda. Menghadap barat (Citayam), pembaca dapat melihat tanjakan panjang dengan jalur tunggal yang masih asri yang menjadi ciri khas lintas ini. Sedangkan menghadap timur, pembaca disajikan view peron yang dapat digunakan untuk memotret KRL yang seakan “angkuh” karena “melingkahi” stasiun ini seperti pada foto di atas.
Pada kesempatan hunting kali ini Tim REDaksi menggunakan kamera DSLR dengan lensa 70-300 mm dan lensa 18-55 mm. Berikut adalah hasil fotonya.
Demikian hasil jelajah dan hunting di Stasiun Pondok Rajeg. Akankah stasiun ini akan diaktifkan kembali? Mari kita tunggu saja bagaimana ke depannya. Sampai jumpa di lain waktu! (RED/IHF)
Pingback: Tidak PHP, Stasiun Pondok Rajeg kini telah Berubah Wujud!