Berita KAInternasionalKereta Api

Pecah Kepadatan, Sejumlah Jalur Tokyo Metro akan Dilakukan Ekstensi

KRL seri 18000
KRL Tokyo Metro seri 18000 | Foto: Wikimizuki, Wikimedia Commons (CC-BY-SA)

REDigest.web.id, 2/10 – Tokyo telah mengumumkan rencana mereka untuk melakukan ekstensi jalur KRL bawah tanah Tokyo Metro. Jalur yang akan diekstensi ini adalah jalur antara Yurakucho dan Hanzomon, serta jalur Namboku.

Dilansir dari Asahi, rencana ekstensi ini akan menghubungkan Stasiun Toyosu di jalur Yurakucho dan Stasiun Sumiyoshi di jalur Hanzomon. Ekstensi ini akan memiliki panjang 5 km dan dua stasiun baru. Pemerintah wilayah Koto sendiri memang telah lama meminta ekstensi ini karena wilayah tepi pantai di sekitar jalur Yurakucho ini dinilai sebagai wilayah sibuk.

Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk mengalihkan lalu lintas pariwisata ke Stasiun Sumiyoshi untuk mencapai tempat wisata seperti Kuil Asakusa. Ekstensi jalur ini juga direncanakan akan menembus Stasiun Toyocho demi memecah kepadatan di jalur Tozai.

Sementara itu, juga terdapat proyek ekstensi jalur Namboku dari Stasiun Shirokane-Takanawa ke Stasiun Shinagawa sepanjang 2,5 km. Tujuan proyek ini adalah untuk mempermudah akses pusat kota Tokyo ke Bandara Haneda yang lebih dekat ke Stasiun Shinagawa. Selain itu diharapkan ekstensi ini juga dapat menarik minat wisatawan saat permintaan kembali normal pascapandemi.

Secara total, proyek ini ditaksir akan menelan 236 miliar Yen (30,33 triliun Rupiah), dengan rincian 156 miliar Yen (20,05 triliun Rupiah) untuk ekstensi jalur Yurakucho dan Hanzomon, dan 80 miliar Yen (10,28 triliun Rupiah) untuk ekstensi jalur Namboku. Sedangkan rencana konstruksinya diperkirakan akan memakan waktu 10 tahun.

Proyek ini kemudian menimbulkan pro-kontra seiring dengan kekhawatiran proyek ini akan menggunakan banyaknya uang pajak. Selain itu, kondisi pandemi dinilai mempersulit prediksi kapan permintaan bisa kembali normal.

Tomoyuki Todoroki, profesor teknik transportasi dari Universitas Nihon sendiri mengatakan proyek ini berpotensi untuk memecah kepadatan karena banyaknya proyek pembangunan di sekitar jalur KRL bawah tanah. Namun menurutnya proyeksi pemulihan permintaan harus dikaji secara matang, ia menilai banyak masyarakat telah berpindah ke pinggir kota akibat pandemi.

Tokyo Metro sendiri masih belum jelas apakah akan menjadi pelaksana proyek ini atau tidak. Menurut pejabat perusahaan, pihaknya enggan untuk membangun jalur baru dan lebih memilih menjaga stabilitas operasional saat ini. Meski demikian, mereka mengatakan pihaknya akan terlibat dalam proyek ini jika mendapat dukungan publik yang memadai dan pemerintah pusat dan Tokyo menjual saham Tokyo Metro sesuai rencana. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×