MRT Jakarta Tandatangani MoU Pengembangan MRT Fase 3 Bersama Alstom
REDigest.web.id, 24/5 – MRT Jakarta melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding bersama Alstom. Penandatanganan ini adalah bentuk kolaborasi untuk membangun pusat ekonomi berkelanjutan di kawasan Jakarta.
Menurut rilis pers Alstom pada Senin (23/5), kolaborasi dan eksplorasi akan dilakukan pada pengembangan jaringan MRT di masa depan. Kerja sama perdana antara Alstom dan MRT Jakarta ini akan membuat kedua belah pihak terlibat dalam diskusi dan pertukaran informasi terkait sistem perkeretaapian yang sesuai bagi kawasan Jakarta. Selain itu, kerja sama ini juga akan menyasar skema pengadaan untuk sistem MRT di Jakarta.
Pengembangan sistem transportasi perkeretaapian Jakarta tahun 2035
Pada tahun 2035, Jakarta akan mengembangkan sistem transportasi perkeretaapian. Salah satunya adalah pengembangan MRT Fase 3 Jalur Timur-Barat yang akan membentang sejauh 87 kilometer di seluruh wilayah Jabodetabek.
Rencananya, jalur ini akan memiliki 40 stasiun. Pengembangan sistem perkeretaapian tersebut utamanya bermaksud untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu, pengembangan sistem ini dapat meningkatkan kualitas udara di kawasan metropolitan yang padat penduduk ini.
“Mengikuti jejak yang kami perluas di Asia, kami senang untuk membawanya ke tingkat berikutnya dan bermitra dengan MRT Jakarta dalam mengeksplorasi pengembangan jalur MRT di masa depan di Jakarta,” kata Toby Tiberghien selaku Alstom’s Turnkey and Rolling Stock Director for East Asia dalam keterangannya pada rilis pers.
“Memanfaatkan kekuatan dan teknologi inovatif kami dalam menerapkan sistem turnkey secara global dan pengalaman dalam berbagai struktur pengadaan, kami yakin bahwa kolaborasi ini akan meletakkan dasar yang kuat untuk sistem transportasi perkotaan yang efisien dan berkelanjutan untuk Jakarta,” lanjut Toby.
William Sabandar selaku Direktur Utama MRT Jakarta mengatakan, “Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan perusahaan kereta api global besar seperti Alstom merupakan cerminan dari upaya MRT Jakarta untuk menghadirkan masa depan transportasi di Indonesia lebih jauh lagi, sebagai upaya untuk menghadirkan wajah baru Jakarta sebagai masa depan pusat ekonomi baru dan terbarukan di Indonesia.”
“Dengan Alstom, kami akan mempelajari secara bersama-sama untuk membangun sistem kereta perkotaan yang paling tepat untuk Jakarta. Mulai dari aspek kereta api, persinyalan, hingga skema pengadaan peralatan dan layanan yang efisien untuk MRT Jakarta,” lanjut William.
MRT Jakarta Rencanakan Penggunaan Sistem Perkeretaapian dari Alstom
Direktur Utama MRT Jakarta dan Pre-Tendering Support and Marketing Director Alstom Didier Valiere menandatangani MoU ini pada 17 Mei 2022. Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Fernando Alwi dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan turut hadir menyaksikan penandatanganan MoU ini.
Dalam perjanjian tersebut, Alstom akan memanfaatkan pengalamannya yang luas dalam mengintegrasikan sistem transportasi yang lengkap mencakup rolling stock, persinyalan, infrastruktur dan layanan untuk mendukung MRT Jakarta. Selain itu, Alstom akan mengidentifikasi teknologi transportasi yang sesuai dengan skema pengadaan untuk program perluasan jaringan kereta api.
Alstom telah memiliki berbagai pengalaman dalam proyek perkeretaapian nasional di Indonesia. Alstom memiliki proyek di bidang transportasi perkeretaapian untuk pertama kalinya pada tahun 1986. Saat itu, Alstom menangani proyek pemasangan sistem persinyalan berbasis relay interlocking (GENERALOGIC) di Medan, Sumatera Utara. Alstom juga pernah menyuplai sistem bogie bolsterless untuk tiga rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek pada tahun 1997 dan 2001.
Untuk kawasan Jabodetabek, Alstom pernah menyuplai sistem persinyalan Solid State Interlocking (SSI) pada tahun 1991. Alstom juga melakukan modifikasi dan renovasi persinyalan tipe SSI di Stasiun Duri dan Manggarai. Selain itu, Alstom melakukan modifikasi dan renovasi persinyalan tipe VPI di jalur Rangkasbitung hingga Merak pada tahun 2015. (RED/rnovanto)