Ternyata Naming Rights di Stasiun KAI Sudah dari 2018 Silam
REDigest.web.id, 12/9 – Dunia media sosial saat ini tengah hangat dengan rencana KAI untuk menerapkan naming rights atau hak penamaan di sejumlah stasiun mereka.
Melansir dari rilis pers KAI, ada 10 stasiun pada fase 1 yang akan mendapat naming rights. Kesepuluh stasiun tersebut di antaranya adalah Stasiun Pasar Senen, Jatinegara, Tanah Abang, Tebet, Cikini, Sudirman, Juanda, Manggarai, Gondangdia, dan Palmerah. Stasiun-stasiun tersebut merupakan stasiun yang melayani baik KRL Commuter Line ataupun gabungan KRL Commuter Line dan KA jarak jauh.
Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa mengatakan program ini dapat menarik bagi setiap perusahaan. Hal ini karena KAI melayani hingga ratusan juta pengguna per tahunnya. Ia juga mengatakan Program ini merupakan sebuah inovasi KAI dalam hal optimalisasi pendapatan melalui bentuk komersialisasi aset perusahaan.
Rencananya, KAI akan menerapkan nama mitra di dalam berbagai penyebutan baik audio maupun visual di berbagai media seperti, signage, wayfinding, peta jalur, announcement, dan berbagai publikasi lainnya. KAI nantinya juga akan menggelar Exclusive Marketing Gathering bagi para calon mitra pada 20 September 2022 bertempat di Hotel Mulia, Jakarta.
BNI City Sudah Lebih Dahulu dari 2018
Meskipun pemberitaan naming rights baru hangat beberapa hari terakhir, sebenarnya penggunaan strategi kerja sama ini sudah ada sejak 2018 silam. Ya, Stasiun BNI City yang melayani KRL Bandara dan KRL Commuter Line merupakan penerapan pertama strategi naming rights di grup KAI. Aslinya, semasa pembangunan (dan sekarang di aplikasi KRL Access) stasiun ini terkenal dengan nama Sudirman Baru.
Stasiun Sudirman Baru efektif menjadi Stasiun BNI City sejak 1 Januari 2018 silam. Melansir dari Bisnis.com, pemegang hak penamaan yakni tentu saja adalah BNI (Bank Negara Indonesia) mengambil kesempatan ini karena lokasi stasiun yang hanya 300 meter dari kantor BNI itu sendiri. BNI mengambil hak penamaan yang saat itu ditawarkan oleh anak usaha KAI, PT Railink (kini beroperasi dengan nama KAI Bandara).
BNI berharap memanfaatkan hak penamaan agar branding mereka bisa lebih melekat. Meski demikian, BNI tidak membeberkan nilai investasi dalam hak penamaan tersebut. (RED/IHF)