Merasakan Sensasi Menjajal LRT Jabodebek: Jati Mulya-Dukuh Atas PP
REDigest.web.id –Â Uji coba LRT Jabodebek pun sudah bermulai secara terbatas pada Rabu (12/7) kemarin. Meski sebelumnya pihak LRT Jabodebek telah mengatakan uji coba publik berlangsung mulai hari tersebut, Kemenhub berkata lain. Pasalnya, Kemenhub mengatakan uji coba tahap pertama, yakni dari 12 hingga 27 Juli berlangsung untuk undangan. Sedangkan uji coba publik berlangsung dari 27 Juli hingga 15 Agustus.
Tim REDaksi mendapatkan kesempatan untuk pertama kali menjajal LRT Jabodebek ini pada Kamis (13/7) bersama dengan komunitas GM-MarKA. Dalam uji coba ini, Tim REDaksi berkesempatan untuk menjajal LRT Jabodebek pada dua rute yang berbeda. Kedua rute tersebut adalah Jati Mulya-Dukuh Atas, dan Dukuh Atas-Harjamukti. Dalam kesempatan kali ini, Penulis mendapatkan kesempatan untuk menjajal rute Jati Mulya-Dukuh Atas.
Stasiun Jati Mulya
Di Stasiun Jati Mulya, tampak fasilitas yang umum dimiliki oleh sebuah stasiun kereta komuter. Di antaranya adalah loket, vending machine, dan gate. Untuk aksen warna stasiun ini tampak warna hijau pada stasiun ini, yang sangat mendominasi terutama di peron. Setelah rombongan Penulis mendapat izin masuk pada pukul 09.00, rombongan pun bergerak untuk kemudian langsung menuju peron.
Di peron, tampak fasilitas platform screen doors dengan tipe half height yang telah terpasang. Selain itu, sudah terpasang pula marka untuk mematuhi antrean di stasiun ini. Marka biru menunjukkan untuk mendahulukan pengguna yang akan turun, sedangkan kotak kecil dengan anak panah menunjukkan marka untuk antrean.
Tibalah rangkaian LRT Jabodebek yang akan mengantarkan Penulis beserta rombongan ke Dukuh Atas. Tampak posisi berhenti rangkaian yang cukup presisi di stasiun awal ini.
Dalam Perjalanan
Dalam uji coba ini, kecepatan operasi maksimum untuk LRT Jabodebek adalah sebesar 80 km/jam. Meski demikian, tetap ada batas kecepatan di beberapa tempat dengan radius lengkung kecil. Sebut saja tikungan besar alias tiber di wilayah Kuningan dan Stasiun Cawang.
Sesuai dengan rencana, LRT Jabodebek akan beroperasi secara otomatis dengan sistem Grade of Automation 3, alias operasional kereta hanya diawasi oleh train attendant. Dalam operasional otomatis, tetap akan ada train attendant dan teknisi yg tidak menetap di kabin untuk troubleshooting dan operasi manual dalam keadaan darurat. Nantinya saat operasi reguler direncanakan di dalam rangkaian tidak ada petugas security/walka. Hanya akan ada masinis dan teknisi.
Dalam rangkaian ini, tampak hanya satu pasang pintu yang memiliki layar TV untuk menampilkan informasi rute. Sementara dua pintu lainnya yang berada di ujung hanya menggunakan layar LEDÂ dot matrix. Saat Penulis bersama rombongan menaiki rangkaian ini, tampak layar TV menginformasikan rute perjalanan, dan informasi saat hendak tiba dan berada di stasiun, seperti sisi pintu dan posisi kereta.
Sekali angkut 1 rangkaian LRT Jabodebek bisa mengangkut kurang lebih 1300 penumpang. Sementara untuk jarak antar KA atau headway adalah 8-10 menit untuk lintas Jati Mulya-Cawang dan Harjamukti-Cawang. Sedangkan untuk lintas Cawang-Dukuh Atas headwaynya akan sebesar 4 menit saja.
Dalam uji coba ini, Penulis beserta rombongan berjalan dari Jati Mulya ke Dukuh Atas secara pulang-pergi. Waktu yang Penulis miliki di Stasiun Dukuh Atas cukup singkat sebelum rombongan kembali ke Jati Mulya.
Penutup dan Penilaian
Dalam uji coba ini Tim REDaksi menemukan sejumlah hal yang harus diperbaiki. Di antaranya adalah proses deselerasi yang menurut Penulis sangat kasar, rak bagasi yang sangat sempit, dan peringatan penutup pintu yang terlambat, di mana peringatan ini berbunyi bukan sebelum pintu menutup, tetapi justru saat pintu menutup. Menurut salah satu sumber internal yang Tim REDaksi wawancara, peringatan penutup pintu yang terlambat ini sudah ada rencana perbaikan.
Sedangkan untuk rak bagasi, Penulis memperhatikan rak bagasi hanya dapat memuat tas kantoran yang tipis. Akan tetapi, tersedia cukup ruang di dekat sambungan dan di dekat pintu. Menurut Penulis, pengguna yang hendak menyambung dari/ke Kereta Cepat dapat memanfaatkan ruang ini untuk koper.
Selain itu, potensi periklanan untuk LRT Jabodebek ini lebih tampak di bagian stasiun daripada sarana. Menurut sumber internal saat uji coba, meski pihaknya mengakui space iklan di rangkaian cukup sempit, masih ada tempat di layar TV kereta, LED stasiun, dan layar TV di vending machine. Selain informasi perjalanan, layar tersebut dapat menampilkan iklan secara digital. Untuk rangkaian sendiri, Penulis mengamati kemungkinan iklan dapat terpampang di dinding kereta.
Sementara dari sumber internal, terkait tarif LRT Jabodebek saat ini masih belum final dan ada kemungkinan akan turun. Pihak LRT sudah menerima masukan bahwa tarif terlalu mahal, sementara jika terlalu mahal ada kekhawatiran akan gagal seperti KRL Bandara Soekarno-Hatta. (RED/TGP/IHF)