Cerita PenulisKolomRED Citizen Journalism

Penasaran dengan Kereta Eksekutif Stainless Steel New Generation? Berikut Reviewnya!

Interior KA eksekutif Stainless Steel New Generation di KA Argo Dwipangga | Foto: Farrell Dzaudan

REDigest.web.id – Halo teman-teman semuanya! Pada kesempatan kali ini, Penulis melakukan review terhadap kereta pertama di Indonesia yang mendapatkan rangkaian generasi terbaru dari PT INKA Madiun (K1 Stainless Steel New Generation), yaitu kereta api Argo Dwipangga rute Gambir-Solo Balapan PP pada tanggal 18 Desember 2023, 5 hari setelah peresmian rangkaian kereta baru ini.

Rangkaian kereta api Argo Dwipangga terdiri dari satu kereta pembangkit, tujuh kereta kelas eksekutif, satu kereta makan, dan tiga kereta kelas luxury. Ini merupakan kali pertama terdapat tiga kereta kelas luxury sekaligus dalam satu rangkaian Argo Dwipangga. Khusus pada perjalanan kali ini, ditambahkan satu kereta pembangkit (P 0 78 07) dikarenakan kereta pembangkit asli kereta ini mengalami kerusakan. Dengan demikian, rangkaian kereta ini menjadi terdiri dari 13 unit kereta. Rangkaian ini merupakan rangkaian pertama kereta NG produksi tahun 2023. Lokomotif yang menarik rangkaian pada kali ini adalah CC 206 13 73 milik Depo Induk Cipinang.

Kedatangan kereta api ini di Stasiun Gambir cukup mepet dengan jam keberangkatan di 08.50, namun kereta hanya terlambat 1 menit dengan berangkat dari Gambir di jam 08.51. Penumpang kereta ini cukup ramai, dengan estimasi okupansi sejumlah 80 hingga 85 persen, pada hari Senin pagi.

Eksterior

Eksterior KA Argo Dwipangga dengan rangkaian terbaru Stainless Steel New Generation 2023 | Foto: Farrell Dzaudan

Eksterior kereta ini pada dasarnya mirip dengan kereta api kelas stainless steel terdahulu dengan kaca yang menyambung. Namun, kali ini tinggi kacanya sedikit lebih rendah, dan untuk bodinya kini lebih rapi dengan tidak begitu banyak terdapat benjolan seperti yang ada pada generasi sebelumnya, serta finishing dan hasil pengelasannya menjadi lebih rapi. Selain itu, unit AC sekarang diletakkan di ujung atas kereta, tidak lagi di tengah. Sementara kini di tengah kereta terdapat tangki air untuk keperluan toilet (kecuali untuk kereta makan). Kereta pembangkitnya juga  menggunakan AC untuk ruang kru.

Branding “Argo Dwipangga” di bagian eksteriornya | Foto: Farrell Dzaudan

Livery Argo Dwipangga berwarna merah dengan ornamen Keraton juga menghiasi kereta ini, lengkap dengan tulisan “Argo Dwipangga”. Pintu kereta makan juga menggunakan pintu otomatis kecuali untuk pintu khusus pemuatan barang ke dalam pantry. Seluruh kereta sudah dilabeli milik Depo Kereta Solo Balapan.

Pintu Masuk dan Keluar KA

Tampilan pintu otomatis kereta Argo Dwipangga. Tampak penutup door engine yang cukup besar di atas kepala, dan katup darurat. | Foto: Farrell Dzaudan

Pintu masuk dan keluarnya keretanya merupakan tipe otomatis dengan tombol yang terdapat dekat kaca pintu. Model seperti ini mirip dengan kereta api Argo Bromo Anggrek keluaran tahun 1997. Pintu ini juga berdasarkan label yang ada di bagian dalam kereta, dibuat dengan komponen dari CRRC, sehingga mirip dengan pintu kereta api cepat Jakarta-Bandung. Model pintu ini membuka ke arah luar samping kereta.

Pintu ini membuka ke arah luar, seperti pada kereta api Argo Bromo Anggrek batch tahun 1997 dan 2001 dahulu, dan saat Penulis menaiki kereta in berfungsi dengan baik. Kereta Stainless Steel New Generation ini menjadi yang pertama di Indonesia yang menggunakan pintu semacam ini sejak kereta api Argo Bromo Anggrek batch 2001. Tidak hanya itu, pintu ini dapat dikendalikan secara terpusat dan terkunci selama perjalanan, sehingga sangat aman karena dapat mencegah penumpang membuka pintu pada saat kereta melaju dengan kecepatan tinggi.

Interior Secara Umum

Interior kereta Stainless Steel New Generation KA Argo Dwipangga. Tampak langit-langit dan rak bagasi yang lebih elegan ketimbang kereta stainless steel 2018-2019. | Foto: Farrell Dzaudan

Berlanjut pada bagian interior, terlihat banyak perbedaan dibandingkan kereta api stainless steel generasi pertama. Pertama, pemilihan panel interior terlihat lebih baik dengan bahan yang tidak terkesan murahan dan interior lebih berkesan minimalis. Lalu, tidak ada lagi tatakan gelas seperti yang pernah ada pada seluruh kereta eksekutif sebelum generasi ini, namun terdapat celah di jendela yang dapat digunakan untuk meletakkan gelas atau botol. Bahkan cup makanan dengan ukuran yang sedikit lebih besar pun masih dapat dimuat. Model seperti ini membuat interior kereta terkesan lebih rapi karena bagian samping yang rata. Pada dinding kereta juga terdapat gantungan untuk meletakkan barang seperti topi, kantong, tas, dll.

Meskipun tidak ada lagi meja kecil di atas colokan listrik, tetapi ukuran bingkai di samping jendela mengompensasi kehilangan fasilitas ini | Foto: Farrell Dzaudan

Rak bagasinya menjadi lebih tebal, dan mirip seperti pada kereta cepat Whoosh, indikator nomor dan huruf pada kursi menjadi menggunakan LED. Tidak ada lagi lampu baca pada kereta eksekutif terbaru ini, meskipun dari pengamatan penulis selama naik kereta api, fitur ini juga jarang digunakan. Selain itu, pendingin ruangan pada kereta ini juga cukup dingin, tidak membuat penulis kedinginan dan kepanasan.

Peletakan unit AC yang kini di ujung kereta, tidak di tengah seperti kereta stainless steel tahun 2018 dan 2019 juga membuat penyebaran angin AC menjadi merata dan interior menjadi tidak berisik. Tidak ada lagi bagian yang kurang dingin seperti pada kereta generasi sebelumnya. Sayangnya, speaker untuk announcement dari petugas pada perjalanan hari itu sedikit mengalami error dengan suara yang kresek-kresek.

Pintu otomatis di bordes kereta Stainless Steel New Generation. Tampak tombol pintu di samping kanan foto. | Foto: Farrell Dzaudan

Berlanjut pada pintu bordes dan kabin, pintu otomatis ini pada akhirnya kembali ada dalam kereta penumpang di Indonesia dengan tombol yang ditekan untuk membuka pintu, dan pintu akan menutup secara otomatis. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, terkadang pintu otomatis ini masih terlambat menutup pada beberapa kesempatan, namun pada umumnya berfungsi dengan baik. Pada perjalanan penulis saat itu, teknisi INKA juga tampak hadir melakukan inspeksi pada armada baru ini.

Tampak dekat tombol pintu otomatis di dalam kabin | Foto: Farrell Dzaudan

Dengan tombol yang ada pada pintu dan bukan di dekat pintu, hal ini juga mengurangi kemungkinan penumpang menggeser pintu secara paksa. Lalu, dengan pintu bordes yang otomatis juga, membuat interior kereta tetap senyap sepanjang perjalanan, termasuk pada bagian bordesnya sekalipun, namun apabila penumpang maupun petugas ingin berpindah antargerbong maka tetap mudah. Selain pada kereta penumpang, fasilitas pintu otomatis ini juga ada di kereta makan.

Informasi nama kondektur dan stasiun pemberhentian di TV passenger information display service (PIDS) | Foto: Farrell Dzaudan

Kereta ini juga dilengkapi 2 unit TV di setiap ujung kereta dan 2 TV di tengah kereta. Salah satu TV di ujung kereta difungsikan sebagai layar informasi yang menampilkan berbagai informasi mulai dari nama kondektur yang bertugas hingga informasi lainnya seperti stasiun pemberhentian dan suhu interior kereta. Pada bagian atas pintu interior kereta juga terdapat layar PIDS yang menampilkan informasi seperti kecepatan dan juga estimasi kedatangan sesuai jadwal.

PIDS di atas pintu yang menampilkan estimasi waktu kedatangan stasiun dan kecepatan KA | Foto: Farrell Dzaudan

Mengenai guncangan dan kekedapan, guncangan pada kereta ini sudah lebih baik dibandingkan kereta model sebelumnya meskipun masih terasa terutama pada kondisi jalan rel yang kurang baik. Akan tetapi, untuk kekedapannya sudah sangat nyaman dengan suara rel dan roda yang diredam dengan baik, sehingga penumpang dapat beraktivitas atau tidur dengan nyaman tanpa terganggu oleh suara kereta. Keberadaan pintu bordes otomatis yang juga selalu dalam posisi tertutup secara default dan juga akordeon pada sambungan juga berpengaruh. Untuk fasilitas lain, terdapat juga pewangi ruangan serta CCTV dan juga smoke detector pada kereta api ini.

Kursi

Motif batik pada kursi kereta Stainless Steel New Generation | Foto: Farrell Dzaudan

Kemudian dalam hal kursi, kursi yang ada pada kereta eksekutif New Generation ini lebih nyaman dikarenakan lebih rapi dan empuk, dan bagian untuk menyandarkan kepala juga lebih besar. Warna kursi ini biru tua, dan meskipun pada awalnya terlihat mirip dengan kursi kereta api Ekonomi New Generation hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai, kursi ini memiliki motif sejenis batik yang hanya dapat terlihat dari dekat. Permukaan kursi pun lebih halus dan bentuknya lebih ergonomis, serta lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kursi kereta eksekutif buatan 2018 dan 2019 yang juga menjadi standar untuk kursi kereta eksekutif sampai dengan peluncuran kereta eksekutif New Generation.

Meja lipat pada kereta eksekutif dengan tulisan “MAX 3KG” di tempat gelas | Foto: Farrell Dzaudan

Tidak hanya itu, bentuk tempat mejanya juga lebih elegan, meskipun bentuk meja makannya masih sama dengan sebelumnya. Namun, sudah ada tulisan maksimal beban yang dapat dimuat oleh meja ini sebesar 3 kg, cukup untuk menahan beban laptop gaming dari berbagai model sekalipun dan dapat mencegah penumpang meletakkan beban yang terlalu berat. Seperti halnya kursi kereta kelas eksekutif pada umumnya, kursi dapat diputar searah dengan arah laju kereta.

Footrest pada kereta eksekutif Stainless Steel New Generation. Tampak bentuk yang sama dengan kereta eksekutif stainless steel 2018-2019. | Foto: Farrell Dzaudan

Pada posisi paling tegak sekalipun, kursi kereta eksekutif new generation ini pun masih terasa nyaman karena lebih rebah posisinya, dan apabila direbahkan, kursi ini nyaman digunakan untuk tidur. Sayangnya, fasilitas bantal belum kembali ada sejak pandemi hingga hari di mana artikel ini ditulis. Untuk model footrestnya persis sama dengan kereta eksekutif batch tahun 2018 dan 2019.

Colokan USB di samping kursi | Foto: Farrell Dzaudan
Colokan universal di dinding kereta | Foto: Farrell Dzaudan

Lalu, kini pada kursi juga terdapat colokan untuk USB type A dan type C, masing-masing satu untuk setiap kursinya, dan terdapat colokan earphone juga. Untuk memperindah estetika, terdapat lampu kecil di bawah kursi. Colokan listrik juga terdapat pada panel interior di samping kursi sejumlah 2 unit, kali ini berupa colokan universal sehingga wisatawan mancanegara dengan jenis colokan yang berbeda dengan Indonesia dapat terbantu tanpa harus menggunakan adapter.

Toilet

Kloset pada toilet kereta eksekutif Stainless Steel New Generation | Foto: Farrell Dzaudan

Hal terakhir yang perlu dibahas dari kereta penumpang kelas eksekutif ini adalah pada hal yang juga penting, yaitu toilet. Terdapat dua toilet di bagian ujung kereta, dan karena posisi kereta tidak diutak-atik, posisi toilet terletak di ujung arah Cirebon/Yogyakarta/Solo. Toilet terpisah antara toilet pria dan wanita, dengan perbedaan yang minimal, hanya pada pewarnaannya di mana toilet pria bernuansa biru dengan pintu berwarna biru, sementara toilet wanita menggunakan warna pink.

Toilet ini sendiri ukuran ruangannya tidak jauh berbeda dengan kereta generasi sebelumnya. Sayangnya, tidak seperti pada kereta kelas luxury, pada kereta kelas eksekutif New Generation ini belum menggunakan toilet vakum seperti yang ada pada kelas luxury, yang dapat menghemat penggunaan air.

Footwasher atau tempat cuci kaki di kereta eksekutif Stainless Steel New Generation | Foto: Farrell Dzaudan

Namun, yang menjadi poin positif adalah ukuran klosetnya menjadi lebih besar dan nyaman untuk penggunanya. Seluruh klosetnya merupakan kloset duduk (western-style), dan untuk fasilitas dasarnya yaitu kloset, semprotan air, wastafel, tempat tisu, cermin, pengharum ruangan dan tempat sampah. Terdapat tambahan fasilitas baru, yaitu footwasher atau tempat cuci kaki yang dapat digunakan untuk berwudhu atau mencuci kaki.

Cermin pada toilet ini juga dipasang untuk menutupi jendela toilet yang kini harus dibuka menggunakan alat khusus oleh petugas, jadi pada dasarnya jendela toilet selalu terkunci untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara untuk pintu toilet menggunakan model lipat dan mekanisme penguncinya hanya satu, tidak seperti pintu toilet kereta stainless steel generasi pertama yang terdapat dua kunci sehingga lebih memudahkan pengguna. Ketersediaan air dalam perjalanan juga tersedia dengan baik, baik keran dan semprotan serta flush toilet berjalan lancar.

Kereta Makan

Interior kereta makan kereta Stainless Steel New Generation | Foto: Farrell Dzaudan

Penulis juga berkesempatan untuk mencoba kereta makan dari kereta api Argo Dwipangga New Generation ini. Kereta makan ini didesain elegan ditambah dengan dinding yang memiliki motif kayu, dengan kapasitas untuk penumpang yang makan yang lebih banyak dengan tempat duduk mencapai 38 orang dan area pelayanan yang lebih besar, dan pada kereta makan ini tidak terdapat ruang kru selain untuk kondektur. Terdapat satu pintu manual untuk bongkar muat barang.

Kursi pada kereta makan | Foto: Farrell Dzaudan

Kursi dengan fasilitas meja yang mengakomodir 2 dan 4 orang tersedia, dan kursi ini empuk namun pinggiran mejanya tajam karena berbentuk persegi yang mengotak. Di kereta makan juga cenderung lebih berisik dibandingkan dengan di kereta eksekutif, namun tidak seberisik generasi sebelumnya. Tidak hanya itu, TV dan PIDS juga ada pada kereta makan.

Area pelayanan pada meja makan. Tampak dua unit microwave dan sebuah mesin kopi | Foto: Farrell Dzaudan

Pada area pelayanan, seperti biasa bahwa fasilitas dan peralatannya disediakan oleh KAI Services, seperti kulkas, kompor, dan sebagainya, untuk di kereta ini sendiri hanya menyediakan colokan listrik, namun ini sudah merupakan hal yang baik karena seluruh peralatan dapat menggunakan listrik. Terdapat juga rak tempat untuk memajang roti seperti croissant, meskipun pada saat itu stoknya sedang kosong. Mesin kopi juga kini tersedia, sehingga kopi yang langsung dari bijinya dapat disajikan di dalam kereta.

Musala pada kereta Stainless Steel New Generation | Foto: Farrell Dzaudan

Kereta makan ini juga dilengkapi dengan musala yang bersih dan nyaman dengan desain yang elegan, dan dapat memuat hingga dua orang. Tidak ada tempat wudu karena tempat mencuci kaki sudah disediakan di toilet kereta penumpang.

Selama perjalanan dari Gambir hingga Cirebon, perjalanan berlangsung dengan nyaman meskipun beberapa kali tertahan batas kecepatan pada beberapa petak yang mengakibatkan kereta sampai di Cirebon terlambat 10 menit dari jadwal. Kereta melaju hingga maksimal 112 km/jam selama perjalanan, namun perjalanan kali ini cenderung banyak petak yang mengalami penurunan batas kecepatan. Guncangan pada kereta ini sedikit lebih halus dari kereta stainless steel generasi pertama, namun getaran masih cukup terasa pada saat pengereman. Namun yang dapat diapresiasi adalah kekedapan suara kereta ini sudah jauh lebih baik.

Kesimpulan dan Penutup

Rangkaian KA Argo Dwipangga. Penulis berpendapat kereta Stainless Steel New Generation ini memang telah membawa banyak peningkatan di kancah kereta eksekutif KAI | Foto: Farrell Dzaudan

Kesimpulannya, kereta api eksekutif New Generation ini merupakan sebuah peningkatan yang cukup drastis dibandingkan kereta-kereta terbaru KAI yang mulai dipesan pada tahun 2016 hingga 2019. Keseimbangan antara kemudahan perawatan. Meskipun demikian, masih ada kekurangannya seperti performa pintu otomatis, belum adanya toilet vakum, serta kemewahan yang masih belum menyamai kereta kelas Argo di zamannya yang menggunakan kursi beludru, lantai karpet, dan leg rest yang saat itu merupakan fasilitas khusus di kereta api Argo Bromo Anggrek dahulu. (REDCitizen Journalism/Farrell Dzaudan)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


One thought on “Penasaran dengan Kereta Eksekutif Stainless Steel New Generation? Berikut Reviewnya!

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×