BusBus Antarkota/PariwisataRagamTravel

[Trip Report] Bus AKAP Jakarta-Wonosobo via Weleri Parakan: Rute Idaman Para Hiker Dengan View Laut Hingga Gunung

Bus hitam
Tebak bus tersebut adalah PO siapa. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

REDigest.web.id, 25/5 – Wonosobo, merupakan salah satu kota yang banyak memiliki destinasi wisata disekelilingnya. Dari Dieng, telaga, hingga pemandian mata air, adalah segelintir dari banyaknya wisata alam yang ada dari kota dengan ketinggian rata-rata 750 meter di atas permukaan laut ini.

Tidak hanya tempat wisata, Wonosobo juga diincar oleh para pendaki gunung. Bukan tanpa alasan, di sekitar Wonosobo terdapat empat gunung di antaranya Gunung Bismo, Gunung Prau, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Sehingga mobilitas antarkota disini mayoritas merupakan pendaki gunung.

Bus AKAP Wonosobo
Salah satu dari beberapa bus AKAP yang memiliki rute yang melewati maupun dari dan menuju Wonosobo. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Mengenai mobilitas, transportasi yang bisa dicapai ke kota ini hanyalah menggunakan bus AKAP baik dari Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta, hingga Lampung. Khusus rute Jakarta-Wonosobo alih-alih melewati jalur Bumiayu Purwokerto atau Radudongkal Bobotsari, namun oleh perusahaan otobus (PO) satu ini rutenya melewati Weleri Parakan sekaligus menjadi rute direct menuju Pos Pendakian Semeru Sumbing. PO Apakah itu?

Berlokasi di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak pukul 05.30 sudah ada puluhan penumpang yang telah membeli tiket menunggu keberangkatan bus ke berbagai kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Tim REDaksi ikut menunggu hingga akhirnya pengumuman bus dengan nomor lambung 11 RA tujuan Wonosobo via Weleri siap diberangkatkan, yap, itulah bus Sinar Jaya dengan bodi Laksana Legacy SR1 rombak ulang garasi Cikedokan SR2 Panorama.

Bus pagi Sinar Jaya
Sinar Jaya 11 RA yang terparkir di pinggir jalan Terminal Tanjung Priok. Bus inilah yang Tim REDaksi naiki secara full trip dari awal hingga akhir perjalanan. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Berangkat jam 6 lewat belasan menit, bus berjalan menuju perhentian selanjutnya yaitu Terminal Pulogebang dan Pool Cibitung melewati jalur pinggir pelabuhan dan masuk jalan tol arah Raya Cakung. Fasilitas yang disediakan di dalam bus terdapat air conditioner, seat 2-2 total 40 kursi dengan tuas reclining, sabuk keselamatan, USB charger, tirai gorden, tempat sampah, serta toilet.

Fasilitas Sinar Jaya
Fasilitas yang ada di dalam bus Sinar Jaya. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Meski dari Tanjung Priok penumpang hanya Tim REDaksi beserta kedua sopir bus, setibanya di Pulogebang terdapat 35 penumpang yang naik sehingga kapasitas bus hampir penuh. Mayoritas merupakan para pendaki gunung yang akan hiking ke Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Prau. Hal tersebut mudah diketahui berdasarkan barang bawaan yang dibawa.

Sinar Jaya
Jam 7 pagi berhenti untuk menaikkan penumpang yang hampir semuanya merupakan para pendaki. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Mampir Pool Cibitung, 4 penumpang terakhir naik ke dalam bus sehingga okupansi Sinar Jaya Jakarta-Wonosobo via Weleri Parakan pada Jumat pagi (9/5) terisi penuh 100%. Jam 8 lewat sedikit bus berangkat dari Pool Cibitung menuju perhentian selanjutnya yaitu Rumah Makan Taman Selera di Cikamurang. Butuh waktu 2 jam perjalanan hingga akhirnya bus tiba di tempat istirahat ini sekaligus mempersilahkan penumpang untuk makan.

Dengan tarif sebesar Rp160.000 penumpang juga sudah mendapatkan fasilitas service makan yang termasuk di dalam harga tiket. Pilihan makanan bagi penumpang bus Sinar Jaya 11 RA adalah nasi padang dengan pilihan sayur dari mie goreng, sayur kacang buncis, dan sayur kol. Sedangkan lauk terdapat tiga pilihan seperti babat, telur rebus bumbu kari, serta ayam goreng di mana penumpang ambil salah satunya saja. Tidak lupa disediakan kerupuk dan minuman teh tawar bagi para penumpang.

Service makan
Service makan Sinar Jaya berupa ramesan padang di RM Taman Selera Cikamurang. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Hampir jam 11 siang bus kembali diberangkatkan menuju Wonosobo dengan titik penurunan penumpang pertama di Weleri. Selama perjalanan cuaca begitu cerah namun suhu di dalam bus tetap dingin dan membuat sebagian besar penumpang tertidur. Untuk kecepatan bus dipacu dengan santai antara 80-100 km/jam.

Trans Jawa
Sesama bus angkatan pagi baik papasan maupun salip-menyalip dengan destinasi kota yang berbeda-beda. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Sepanjang perjalanan Tim REDaksi melihat kendaraan yang lewat di depan bus serta seringkali melihat pemandangan ke samping seperti persawahan dan pemukiman penduduk. Setelah melewati daerah Pekalongan tepatnya PLTU Batang, jalan Tol Trans Jawa berjalan sejajar dengan jalur kereta api Jakarta-Surabaya via pesisir Pantura yang juga bersebelahan dengan tepi pantai. Pada saat itu Laut Jawa terlihat tenang dan di kejauhan samar-samar terdapat 2-3 kapal ukuran besar sedang berlayar di tengah laut.

Trans Jawa
Laut yang terlihat selepas PLTU Batang hingga interchange tol Kawasan Industri Terpadu Batang. Di ruas ini juga jalan tol jalan beriringan dengan jalur kereta api. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Jam 2 siang lewat beberapa menit bus keluar di Gerbang Tol Weleri menurunkan penumpang pertama yaitu seorang ibu-ibu. Dari teriknya pesisir utara Jawa Tengah, bus menuju bagian tengah Jawa Tengah dan disambut dengan cuaca mendung dan beberapa kali hujan. Dari Weleri hingga Parakan bus berjalan melibas trek perbukitan naik-turun dan meliuk ke kiri-ke kanan tanpa henti. Beberapa kali juga bus melewati pusat keramaian seperti Sukorejo dan Ngadirejo.

Trip report
Menembus belantara hutan antara Sukorejo dengan Parakan. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Sebelum jam 4 sore bus tiba di Parakan yang merupakan percabangan jalur antara ke Temanggung Secang tembus Magelang Yogyakarta dengan Wonosobo Banjarnegara tembus Banyumas Purwokerto. Suasana hujan masih terasa di perjalanan dan samar-samar dari kejauhan Gunung Sindoro dan Sumbing terlihat secara tipis-tipis.

Trip report gunung
Kota Parakan ditengah kondisi hujan dengan jalanan lurus berlatarkan Gunung Sumbing yang masih samar-samar. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Di jalur Parakan-Wonosobo inilah nilai jual yang diberikan Sinar Jaya bagi para penumpang, selain akses langsung bagi para pendaki gunung ke basecamp Sindoro Sumbing di daerah Kledung, di jalur ini pula saat langitnya cerah panorama kedua gunung tersebut terlihat dengan sangat jelas bahkan di sepanjang perjalanan banyak kafe atau rest area yang menawarkan tempat istirahat sejenak melihat view Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing, salah satu tempat paling populer adalah view Jembatan Sigandul.

Di Kledung sebagian pendaki turun di sini, sisa pendaki lainnya turun di Wonosobo untuk melanjutkan perjalanan ke basecamp Sindoro Sumbing yang lainnya ataupun ke Gunung Prau. Bila dari Parakan ke Kledung jalan didominasi trek meliuk menanjak, selepas Kledung arah Kertek jalannya merupakan turunan landai namun memanjang hingga berkilo-kilo meter.

Jalur inilah yang juga menjadi momok menakutkan bagi kendaraan bertonase besar karena harus menggunakan kemampuan rem sebaik dan sebijak mungkin supaya tidak terjadi insiden berupa rem blong. Saking rawannya di beberapa spot jalan disediakan jalur penyelamat baik berupa gundukan pasir hingga tumpukan ban karet.

Gunung sindoro
Gunung Sindoro setelah hujan yang terlihat dengan jelas dari Terminal Mendolo Wonosobo meski terhalang sebagian kabel listrik. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Kertek adalah pintu gerbang masuk kota Wonosobo, dan pukul setengah 5 sore bus tiba di tujuan akhir yaitu Terminal Tipe A Mendolo. Sebagian penumpang yaitu para pendaki melanjutkan perjalanan kembali dari Sinar Jaya ke mobil carteran ke basecamp berikutnya dan sisanya beristirahat terlebih dahulu di tempat istirahat khusus pendaki di samping bangunan utama terminal.

Sebagai bus AKAP layanan langsung Jakarta-kaki Gunung Sindoro/Sumbing dan sebaliknya tentu Sinar Jaya menjadi salah satu “pemain” yang bisa memanfaatkan potensi pasar yang dibutuhkan. Selain melewat basecamp utama para pendaki juga mempromosikan penumpang wilayah Kledung dan sekitarnya yang hendak merantau atau pulang kampung dari dan ke Jakarta tanpa harus ke Wonosobo atau Parakan terlebih dahulu, meski secara pilihan rute hanya terbatas di Cibitung, Pulogebang, atau Tanjung Priok.

Sinar Jaya
Sinar Jaya 11 RA setelah tiba di Wonosobo kemudian parkir di belakang untuk dibersihkan eksterior dan interiornya kemudian jam setengah 7 malam kembali diberangkatkan menuju Jakarta. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Selain Sinar Jaya ada juga PO Rejeki Baru Transport yang menggunakan armada microbus rute Jakarta-Yogyakarta via Purbalingga Wonosobo Magelang dengan titik Jakartanya adalah Kantor Pulomas, namun PO ini hanya jalan di akhir pekan maupun musim liburan saja dan kapasitas cenderung sedikit.

Di luar dari kedua PO tersebut, bus AKAP yang lewat lembah Sindoro Sumbing ada Nusantara kelas Patas Purwokerto-Kudus PP, Bima Utama/Argo Jaya kelas Patas Purwokerto-Solo via Bawen, Eka CEPAT & Sugeng Rahayu kelas Patas Banjarnegara-Surabaya via Yogyakarta, Handoyo kelas VIP Purbalingga-Malang, Rosalia Indah kelas Eksekutif Purwokerto-Malang, dan bus lokal Bawang Lanang Wonosobo-Magelang.

Sebagai referensi bagi pembaca, berikut adalah tabel daftar kontak agen asli yang dapat pembaca hubungi. Informasi ini akurat saat penerbitan artikel.

Tanjung Priok 0811-8175-776
Pulogebang 0811-8195-854
Pool Cibitung 0811-8195-891
Wonosobo 0821-3865-2340
Kledung 0813-9313-3843

Selain pemesanan via nomor telepon agen, pembaca dapat memesan tiket via aplikasi online travel agent seperti Redbus atau Traveloka. (RED/EPP)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses