InternasionalSejarah KA

Scheinenzeppelin, Ketika Kereta Dan Zeppelin Disatukan

Scheinenzeppelin di stablingan Erkrath-Hochdahl | sumber: wikipedia
Jerman memang merupakan salah satu negara yang maju dibidang teknologi transportasi. Berbagai macam inovasi dibidang transportasi terus bermunculan sejak dulu. Awal abad 20 adalah masa dimana inovasi futuristik dibidang transportasi dan persenjataan bermunculan. Tidak ketinggalan transportasi berbasis jalur rel. Jerman sendiri sangat terkenal dalam bidang perkeretaapian dalam fungsi transportasi, persenjataan, dan lain lain. Salah satu contoh inovasi dibidang perkeretaapian dari Jerman adalah hasil penerapan desain kapal terbang zeppelin ke sebuah kereta yang dinamakan Scheinenzeppelin atau Zeppelin rel.
Scheinenzeppelin didesain dan dikembangkan pada tahun 1929 oleh seorang insinyur Jerman yang bernama Franz Kruckenberg. Kereta ini dibuat pada awal 1930-an di bengkel Hannover-Leinhausen milik Deutsche Reichbahn (perusahaan kereta nasional Jerman kala itu). Kereta dengan panjang 25,8 meter dan tinggi 2,8 meter ini selesai dikerjakan pada musim gugur ditahun yang sama. Sepanjang sejarah hanya dibuat satu unit purwarupa karena masalah keamanan dalam pengoperasiannya dan dirucat pada tahun 1939. Scheinenzeppelin mampu memuat 40 orang penumpang.
Schenenzeppelin menggunakan 2 mesin BMW IV 6 silinder (kemudian 1 unit mesin 12 silinder) bertenaga 600hp yang dibuat untuk pesawat terbang dengan propeler 4 bilah (kemudian 2 bilah) di belakangnya yang berputar layaknya baling-baling pesawat. Jika dilihat, konsepnya mirip Aerowagon yang dikembangkan oleh Russia pada tahun 1917, namun Scheinenzeppelin sangat jauh berbeda di segi desain body. Scheinenzeppelin jauh lebih futuristikmengambil desain kapal udara Zeppelin yang populer pada era 1890-an. Uniknya, kereta ini hanya memiliki bogie bergandar tunggal yang artinya kereta ini hanya memiliki 4 buah roda saja. 
Pada uji coba pertama tanggal 10 Mei 1931, Scheinenzeppelin mampu melaju dengan kecepatan 200Km/h. Pada uji coba selanjutnya di jalur Berlin-Hamburg antara Karstädt dan Dergenthin yang belum pernah dilewati kereta lain hingga tahun 1954 pada tanggal 21 Juni 1931, kecepatannya bertambah menjadi 230Km/h dan menjadi rekor baru dalam hal kecepatan didunia perkeretaapian dunia. Kecepatan yang mengagumkan ini mungkin juga didukung oleh material badan kereta yang menggunakan alumunium yang cukup ringan dan membuat kereta ini hanya seberat 20 ton.
Pada tahun 1932, pak Kruckenberg memulai proyek baru dengan memodifikasi kereta ini, komposisi roda yang awalnya 1-1 diubah menjadi B-1 dengan mengganti bogie depan dengan bogie 2 gandar ber-traksi. Mesin tetap menggunakan mesin pesawat, namun sistem transmisi diganti menjadi hidrolik. Versi baru ini berkecepatan 180Km/h diawal tahun 1933.
Hasil modifikasi pak Kruckenberg tahun 1932, komposisi rida B-1 dengan transmisi hidrolik | sumber
Karena banyaknya masalah pada purwarupa Scheinenzeppelin, DRG atau Deutcshce Reichbahn-Gesellschaft yang merupakan perusahaan yang menaungi kereta ini lebih memilih untuk fokus pada pengembangan kereta cepat yang mampu dioperasikan reguler dan menjadi basis desain untuk pengembangan seri-seri kereta selanjutnya. Pada tahun 1933, DRG mengembangkan seri 137 155 “Fliegender Hamburger“. Berbekal ide-ide dan konsep pak Kruckenberg dengan proyek Zeppelin relnya, DRG menemukan jalannya sendiri dalam mengembangkan kereta cepat.
Pada tahun 1934,  Scheinenzeppelin mengalami modifikasi untuk terakhir kalinya. Mesin BMW diganti dengan mesin Maybach GO 5. Pada bulan Juli 1934, Scheinenzeppelin dibeli oleh Deutsche Reichbahn (sekarang DB) seharga 10.000 Reichmark. Lima tahun kemudian, Scheinenzeppelin dibongkar karena angkatan darat Jerman membutuhkan material dari kereta ini.
Karena material almunium dibutuhkan semasa perang, Body Scheinenzeppelin pun diambil untuk memenuhi kebutuhan angkatan darat Jerman | sumber
Bagaimanapun cepatnya kereta ini, tetap saja menuai berbagai macam kritik. Contohnya, tentang penggunaan propeler yang terbuka. Ukuran propeler yang besar tentu sangat membahayakan jika kereta berada di lingkungan stasiun yang ramai.
Dito Aldi Soekarno Putra | RE Digest | sumber

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×