Rute KRL Bogor-Jakarta Kota Disebut Berpotensi Jadi Tempat Penularan Coronavirus, Ini Kata PT KAI
[12/03] Penyelenggara transportasi umum di Indonesia telah meningkatkan kesiagaan mereka dengan masuknya coronavirus ke Indonesia. Tak terkecuali di bidang kereta api, baik oleh PT KCI, MRT Jakarta, dan PT KAI. Dengan berbagai cara mereka melakukan kampanye untuk mencegah penyebaran dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan penyakit ini.
Kewaspadaan ini tentu beralasan karena transportasi umum menjadi tempat yang berpotensi penularan penyakit. Seperti yang dilansir dari Kumparan, terdapat sebaran data Pemprov DKI yang mengindikasikan risiko penularan coronavirus terbesar di rute KRL Bogor-Jakarta Kota. Menanggapi hal ini, Kepala Humas KAI Daop 1 Eva Chairunnisa pun memberi tangapan. Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud Pemprov DKI adalah potensi penularan, bukan terbukti menjadi rute dengan penularan terbesar.
Ia mengakui bahwa setiap tempat umum sudah pasti mempunyai risiko. Oleh karenanya, ia menegaskan sudah ada koordinasi dari pihak KAI mengenai ini untuk melakukan sosialisasi kepada penumpang. Ia menerangkan penumpang juga perlu berpartisipasi aktif dalam pencegahan, salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas toilet untuk cuci tangan di stasiun kereta. Ia juga meminta penumpang yang sedang sakit untuk tidak melakukan perjalanan, dan untuk menggunakan masker pada saat flu atau batuk. Semua ini menurutnya adalah upaya sosialisasi dari KAI yang bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran coronavirus.Â
Sementara itu, dilansir dari Inews, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan data yang tersebar ini sebenarnya untuk keperluan internal. Ia menerangkan bahwa data yang berasal dari Dinas Kesehatan ini peruntukannya untuk Aparat Sipil Negeri Pemprov DKI. Menurutnya data ini akan digunakan untuk bersiap dan melakukan langkah mitigasi coronavirus. Selain itu, ia juga menerangkan data ini bukan data yang menunjukkan jumlah kasus positif.
Sebagai informasi, dilansir dari Kawal Covid 19, hingga tanggal 11 Maret terdapat 34 kasus terkonfirmasi. Di antaranya dua pasien terkonfirmasi sembuh dan satu orang telah meninggal dunia. (RED/IHF)