MRT Jakarta Kembali Berganti Dirut, Ada Kaitan dengan Akusisi PT KCI
REDigest.web.id, 3/11 – Setelah menjabat selama tiga bulan, Direktur Utama (Dirut) PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta (Perseroda) Mohamad Aprindy mendapat penggantian oleh Penjabat (Pj) Gubenur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Heru Budi Santoso pada 26 Oktober 2022 lalu. Sebagai informasi, Mohamad Aprindy baru saja menjabat dirut sejak pengangkatan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Sikuler PT MRT Jakarta sebagai pengganti William P. Sabandar pada 22 Juli 2022.
Dirut Baru, Orang Lama
Posisi Dirut PT MRT Jakarta (Perseroda) kini berpindah kepada Tuhiyat yang sebelumnya pernah menempati posisi Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta (Perseroda) sebelum menjadi Dirut PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). MITJ sendiri sebenarnya merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero dengan PT MRT Jakarta dengan rincian kepemilikan saham sebesar 49 persen KAI dan 51 persen MRT Jakarta.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan (BP) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta Fitria Rahadiani pada keterangannya menyebut “Penggantian Direktur Utama, Komisaris Utama, dan anggota komisaris telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundangan-undangan, melalui Keputusan Para Pemegang Saham di luar RUPS yang ditandatangani pada 25 Oktober 2022″.
Demi Mewujudkan Pendanaan
Masih menurut Fitria, penggantian bertujuan untuk mewujudkan kepentingan strategis pembangunan MRT Jakarta. Lanjutnya, terdapat tantangan besar untuk membangun jaringan angkutan umum perkotaan berbasis rel yang berkaitan dengan pendanaan. “Untuk itu diperlukan upaya yang semakin intensif untuk berkoordinasi dengan stakeholders terkait dalam rangka pemenuhan pendanaan khususnya pembiayaan fase 2 dan fase berikutnya dalam waktu dekat”, sebutnya.
Adapun alasan penunjukkan Tuhiyat ialah pengalamannya dalam corporate financing sehingga dapat memperkuat proses koordinasi antara pihak terkait seperti Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan para pemegang kepentingan di PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk memenuhi kebutuhan pendanaan.
Ada Kaitan dengan Akusisi PT KCI
Menurut Sekretaris Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Syarif, pengangkatan Tuhiyat sebagai Dirut PT MRT Jakarta (Perseroda) menggantikan Mohamad Aprindy memiliki keterkaitan dengan rencana PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk mengakuisisi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)/ KAI Commuter (KAIC), anak perusahaan PT KAI (Persero), operator layanan Commuter Line (CL).
Syarif menyebut, “Salah satunya ya, tapi enggak semua. Salah satunya saja, iya itu. Saya bisa mengatakan salah satunya.” Ia menyatakan Heru ingin orang yang dapat bekerja cepat untuk mengatasi tantangan PT MRT Jakarta. “Yang paling penting itu integritas dan kompetensi cara berpikir, kecepatan orang berpikir. Itu kan challenge-nya gede banget. Tadi nyebut, misal, KCI, challenge-nya. Harus dibutuhkan orang-orang cepat, action, enggak banyak di belakang meja. Kita tahu lah keinginan, bahasa batinnya Pj, saya ngerti lah. Dia orangnya banyak action ya”, tambahnya.
Tidak Karena Kinerja Buruk
Walaupun digantikan, Fitria menyatakan pencopotan Mohamad Aprindy tidak akibat kinerjanya yang buruk karena justru ada beberapa target yang telah dicapainya. “Kinerja jajaran direksi PT MRT Jakarta (Perseroda) sejauh ini menunjukkan progres dan capaian yang baik, di antaranya ridership meningkat sampai dengan triwulan III 2022 dibandingkan dengan total penumpang tahun 2021, sudah mengalami kenaikan sebesar 80,9 persen yang bangkit dari dampak pandemi Covid-19. (Kemudian, terdapat) integrasi transportasi (pada) halte CSW dan Stasiun ASEAN, dukungan infrastruktur pada Kawasan Berorientasi Transit (KBT) di Simpang Temu Lebak Bulus, Dukuh Atas, dan Taman Martha Tiahahu, dan sebagainya,” tukasnya.
Harapan DKTJ
Menurut Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun, penggantian direksi merupakan hak prerogatif Heru sebagai Pj gubernur. Ia juga berharap adanya dampak positif dengan adanya penggantian tersebut, “DTKJ berharap, dengan penggantian Dirut MRT yang baru, beberapa PR MRT ke depan dapat diakselerasi. Beberapa hal tersebut adalah penyelesaian pembangunan MRT Fase 2A dan 2B sampai dengan Kota dan Ancol Barat, keberlanjutan proses integrasi transportasi dan tata ruang pada simpul-simpul MRT Jakarta, dan menjadikan MRT Jakarta sebagai percontohan fasilitasi transportasi yang inklusif, khususnya bagi teman-teman disabilitas,” terangnya.
Juga Mengangkat Komisaris Baru
Selain posisi Dirut PT MRT Jakarta (Perseroda), Heru Budi Santoso turut melakukan perombakan bagian dewan komisaris perseroda itu melalui pengangkatan Dodik Wijanarko sebagai Komisaris Utama. Selanjutnya, Bambang Kristiyono dan William P. Sabandar-yang sebelumnya menjabat Dirut PT MRT Jakarta (Perseroda)-menjadi komisaris utama perseroda milik DKI Jakarta tersebut.
Fitri menyatakan, “Diharapkan dapat memberikan arahan dan masukan kepada direksi dalam kaitannya dengan proses pembangunan MRT Jakarta Fase 2 dan fase-fase berikutnya”.
“Semoga direktur utama dan jajaran dewan komisaris yang baru mampu melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab”, tutupnya. (RED/AFD)