Berita KAKAI CommuterKereta Api

Jegal Impor KRL, Kemenperin: Kenapa Harus Impor dari Jepang?

KRL KfW 205
KRL KfW buatan INKA yang mengalami gangguan di Stasiun Purwosari pada 8 Februari 2022. Tampak KRL seri 205 saat masih berdinas sebagai rangkaian pengganti. | Foto: Muhammad Afif

REDigest.web.id, 28/2 – Di tengah kisruh perizinan KRL yang terjegal Kemenperin dan potensi pengguna tidak terangkut, lembaga ini justru mengeluarkan pernyataan cukup kontroversial. Pasalnya, Kemenperin justru kembali bertanya “kenapa kita harus impor bekas dari Jepang?”.

Melansir Antara, Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo menyatakan PT INKA “bisa membuat itu semua”. Tidak hanya sampai situ, ia pun membandingkan Bangladesh yang membeli kereta dari INKA. “katanya bangga buatan Indonesia. Bangladesh saja membeli produk kereta kita sampai Rp1,3 triliun”, ujarnya.

Dody pun mengiyakan permasalahan di mana INKA tidak dapat memenuhi kebutuhan secara mendadak. Ia mendorong para pihak untuk merencanakan penggantian atau peremajaan setiap kereta. Ia berpendapat dengan merencanakan dari jauh hari, operator dapat memberikan kesempatan kepada industri dalam negeri.

Faktanya, sejak 2018 lalu sebenarnya KAI Commuter sudah mendambakan pengadaan KRL baru. Dalam Laporan Tahunan 2018, tampak rencana di tahun 2018 adalah salah satunya pembelian KRL baru. Dan pada tahun 2019, KAI Commuter secara gamblang mengatakan ke media akan membeli KRL baru dari INKA. Rencananya KRL tersebut akan jadi pada tahun 2021.

KAI Commuter sendiri pada 2022 sudah menandatangani MoU pengadaan KRL baru dari INKA. Dalam acara penandatanganan MoU ini, INKA berencana dapat mulai mengirimkan KRL baru mulai 2024 mendatang. Jumlah armada dalam pengadaan ini adalah 16 rangkaian dengan stamformasi 12 kereta.

Namun dalam pemberitaan terbaru, estimasi KRL baru ini kemudian mundur hingga 2025. Sedangkan KAI Commuter sendiri berencana memensiunkan hingga 26 rangkaian dalam periode 2023-2024. Oleh karena inilah KAI Commuter kemudian berencana mengimpor KRL bekas dari Jepang selagi menunggu KRL baru. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×