Wamen BUMN Sebut Rangkaian LRT Jabodebek Berbeda Semua Spesifikasinya
REDigest.web.id, 4/8 – Tampaknya dunia LRT Jabodebek mendapat guncangan yang cukup hebat pada pekan ini. Pasalnya pada Selasa (1/8) wakil menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menuding sejumlah aspek pada proyek ini salah desain. Di antaranya adalah dimensi sarana LRT Jabodebek dan desain longspanĀ di Kuningan.
Melansir dari Detik Finance, Tiko mengaku pernah berdiskusi dengan Siemens di mana ia mendapat informasi biaya perangkat lunaknya naik. Menurutnya, penyebab biaya ini naik adalah karena spesifikasi keretanya berbeda-beda. Tiko mengatakan Siemens mengeluhkan dimensi, berat, kecepatan, dan pengereman seluruh 31 rangkaian ini berbeda-beda. Oleh karenanya, perangkat lunak pada sistem LRT Jabodebek pun harus bisa memiliki toleransi yang sangat lebar.
Pihak DJKA juga saat ini memang menghentikan sementara uji coba LRT Jabodebek sejak akhir Juli lalu. Salah satu alasan yang pihaknya sendiri sebut memang penyempurnaan pada perangkat lunak pada sistem. Akan tetapi, proses uji coba yang harusnya kembali berlangsung pada 25 Juli belum berlanjut lagi. Rangkaian LRT Jabodebek saat ini beroperasi tanpa adanya penumpang.
Tanggapan INKA
Pada Kamis (3/8), INKA pun mengeluarkan tanggapan resmi terkait pernyataan Wamen BUMN ini. Melansir dari Bisnis.com, mereka menyebutkan seluruh rangkaian telah mendapatkan Berita Acara Serah Terima (BAST) dalam kondisi baik dan sesuai spesifikasi teknis. Pihaknya juga memberikan garansi selama 2 tahun, termasuk layanan purnajual yang pelanggan butuhkan.
INKA mengatakan garansi ini mencakup kerusakan akibat kesalahan pabrik, ataupun “ketidaksesuaian pemakaian yang disepakati dalam spesifikasi teknis”. Akan tetapi, garansi ini tidak mencakup kerusakan akibat kesalahan operasional.
Sementara itu, menurut salah satu sumber Tim REDaksi yang memiliki informasi terkait proyek LRT Jabodebek mengatakan memang seluruh sarana memiliki spesifikasi yang sama. Perbedaan panjang tersebut juga hanyalah milimeter semata. Akan tetapi, perbedaan ukuran milimeter ini ternyata menimbulkan permasalahan integrasi, terlebih dengan adanya masalah pada komunikasi radio. (RED/IHF)