Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Tegal Bahari Akan Dilebur
[2/8]. Mungkin ini adalah kabar yang menyedihkan bagi anda pecinta kereta api di Daop 3 Cirebon. PT KAI berencana untuk melebur perjalanan tiga KA jarak menengah yang dioperasikan Daop 3 Cirebon yakni KA Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Tegal Bahari pada Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2019.
Peleburan ini dimaksudkan untuk menyederhanakan perjalanan KA jarak menengah yang dioperasikan Daop 3 menjadi hanya satu KA serta efisiensi rangkaian KA. Nantinya ketiga KA tersebut akan dilebur dan dijadikan satu KA yakni Argo Cheribon atau Argo Cirebon.
Nama Argo Cheribon atau Argo Cirebon sendiri merupakan gabungan dari nama Argo Jati dan Cirebon Ekspres. Nantinya KA Argo Cheribon akan memiliki dua kelas kereta yakni eksekutif dan ekonomi. Uji coba peleburan akan akan dilakukan mulai 16 Agustus hingga 31 Agustus 2019.
Peleburan perjalanan sejumlah KA menjadi satu bukanlah hal baru dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Salah satu peleburan yang cukup terkenal adalah peleburan KA Argo Gede dan KA Parahyangan menjadi KA Argo Parahyangan pada 26 April 2010 setelah okupansinya menurun drastis akibat dibukanya Tol Cipularang.
KA Cirebon Ekspres pertama kali beroperasi pada 29 November 1989. Saat itu Cirebon Ekspres masih bernama Gunung Jati Ekspres. Rangkaian yang digunakan pada saat itu adalah rangkaian KRD MCW 302 buatan Nippon Sharyo. Karena sarana KRD yang seringkali rusak, beberapa tahun kemudian rangkaiannya diganti oleh kereta bisnis dan kemudian ditambahkan kelas eksekutif.
Pada tahun 2009, dua perjalanan Cirebon Ekspres diperpanjang sampai Tegal dan diberi nama Cirebon Ekspres Tegal (Cirekgal). Lalu pada tahun 2014, Cirekgal diganti namanya menjadi Tegal Bahari. Sedangkan Argo Jati pertama kali beroperasi pada 12 April 2007 menggunakan rangkaian kereta eksekutif eks Argo Gede.
Argo Jati sendiri merupakan penerus dari KA Cirebon Ekspres Eksekutif yang beroperasi terlebih dahulu pada 2005. KA ini sendiri dihadirkan untuk memberikan alternatif perjalanan yang lebih nyaman dan lebih baik dari Cirebon Ekspres.
(RED/BTS)
Menurut Saya perubahan nama KA menjadi Argo Cheribon tidak ada urgensinya. 3 Nama sebelumnya sudah cukup bagus. Management PT. KAI seharusnya melakukan kajian secara mendalam atas perubahan nama ini, karena menyangkut aspek sejarah serta budaya di dalamnya. Nama Cirebon sudah digunakan sejak awal masa persiapan pendirian kesultanan Cirebon, sedangkan Cheribon adalah nama yang digunakan pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Oleh karena itu menjadi kemunduran apabila nama yang berbau kolonial tersebut digunakan kembali pada saat ini. Lebih tragis lagi peluncurannya dilakukan mulai 16 Agustus 2019 pada saat masyarakat tengah menyambut HUT RI ke-74 serta menjelang peringatan Hari Jadi Cirebon. Jadi menurut Saya sebagai salah satu warga Cirebon janganlah hanya kearena ingin mengejar akronim GOCHER dengan lambang “buah merahnya” lantas management PT. KAI mengabaikan aspek-aspek lain yang menyangkut nama daerah ini.